estilo.comAvatar border
TS
estilo.com
Benarkah Teori Bumi Datar Berasal dari Abad Pertengahan?
Ada sebuah mitos populer yang menyebutkan kalau pelayaran Christopher Columbus pada tahun 1492 bertujuan untuk membuktikan kalau Bumi itu bulat. Bagaimanapun, mitos ini berkaitan dengan miskonsepsi sejarah lainnya tentang orang-orang Abad Pertengahan yang dianggap “kurang berpendidikan” daripada orang-orang yang hidup pada masa Renaisans.

Pada kenyataannya, orang Yunani, Romawi, dan Eropa Abad Pertengahan yang terpelajar tahu kalau Bumi itu bulat. Penulis Kristen Abad Pertengahan menjelaskan kalau Bumi itu seperti bola. Bahkan, para pelaut yang buta huruf pun tidak percaya kalau Bumi itu datar karena alasan yang sederhana. Lantas, dari mana asalnya mitos tersebut?

Artikel ini akan membahas salah satu miskonsepsi terkenal ini. Berikut penjelasannya.

1. Pertama-tama, Columbus tidak membuktikan kalau Bumi itu bulat


cocoweb.com

Selama berabad-abad, para ilmuwan dan ahli matematika sudah tahu kalau bentuk Bumi itu bulat. Mereka melakukan eksperimen berdasarkan panjang bayangan, naik turunnya matahari, dan titik hilang kapal. Pada 1492, atau selama puncak Renaisans, orang-orang terpelajar sangat yakin kalau Bumi itu bulat.

Jadi, Christopher Columbus tidak pernah berusaha untuk menyangkal teori Bumi datar. Faktanya, seperti dijelaskan oleh History, Columbus lebih tertarik pada harta yang ada di Dunia Baru alih-alih membuat sebuah “penelitian ilmiah” sepanjang perjalanannya.

Pada 1492, tahun yang sama ketika Columbus sampai ke Amerika Tengah, seorang ahli geografi Jerman bernama Martin Behaim menciptakan sebuah globe yang menggambarkan bentuk Bumi. Disebut Erdapfel atau “Apel Bumi,” globe buatan Behaim telah menampilkan benua Eropa, Asia, dan Afrika yang dikelilingi lautan.

Bahkan secara historis, Behaim bukanlah orang pertama yang membuat globe. Globe atau bola dunia pertama diketahui berasal dari abad ke-2 SM, yang dibuat oleh seorang filsuf Yunani bernama Crates of Mallus.

2. Ptolemy menulis “Geographia” berdasarkan bentuk Bumi yang bulat


researchgate.net

Pada abad ke-2 M, Ptolemy menulis Geographia, sebuah karya ilmiah yang dibuat atas ilmu pengetahuan Yunani yang menyebutkan kalau Bumi itu bulat. Satu-satunya masalah besar yang harus ditangani Ptolemeus adalah cara untuk menggambarkan bentuk Bumi yang bulat di atas kertas yang datar.

Ptolemy pun mempopulerkan penggunaan lintang dan bujur sebagai metode untuk mematok beberapa titik di permukaan Bumi yang bulat. Pada masa itu, dia telah menggunakan sistem proyeksi berbasis matematika untuk membuat peta dunia. Karya Ptolemy tetap populer selama berabad-abad hingga Zaman Penjelajahan.

3. Setiap pemikir penting di Abad Pertengahan menyatakan kalau Bumi itu bulat


adoremus.org

Orang Yunani yang hidup selama abad ke-6 SM tahu kalau Bumi itu bulat. Filsuf seperti Pythagoras, Aristoteles, dan Euclid juga menulis kalau Bumi itu bulat. Beberapa sarjana Abad Pertengahan bahkan menulis kalau Bumi adalah sebuah bola. Klaim ini tertulis jelas pada buku Johannes de Sacrobosco yang berjudul De Sphaera Mundi atau “Bola Dunia.”

Tak hanya para astronom di akhir Abad Pertengahan, para penulis Kristen awal juga menggambarkan Bumi layaknya sebuah bola. Dalam tulisannya, St. Venerable Bede menyatakan kalau bentuk Bumi adalah bulat dan klaim itu dibenarkan oleh kitab suci.

Namun, bentuk Bumi tidak menjadi perhatian utama dari banyak penulis Kristen awal. St. Augustine misalnya, yang menganggap kalau perdebatan tentang bentuk Bumi bukanlah sebuah perbincangan yang kritis. Bagi Augustine, tidak ada untungnya membicarakan topik semacam itu, terutama bagi mereka yang fokus mencari kebahagiaan.

4. Eratosthenes sudah menghitung keliling Bumi pada abad ke-3 SM



armeehistoire.fr

Fakta yang mengejutkan adalah bahwa orang Eropa sudah mengetahui kalau Bumi itu bulat sejak ribuan tahun yang lalu. Mengutip dari National Geographic, pada tahun 240 SM seorang ilmuwan Yunani bernama Eratosthenes dari Kirene mengukur keliling Bumi menggunakan sudut bayangan pada jam matahari di kota Alexandria, Mesir.

Berdasarkan pengukurannya, Eratosthenes memperkirakan kalau Bumi memiliki keliling sekitar 28.968 mil. Perhitungan Eratosthenes sangat dekat dengan jarak sebenarnya yang diukur di zaman modern, yaitu 24.902 mil atau 40.075 km.

5. Sebuah peta dari Abad ke-15 menunjukkan bentuk Bumi yang bulat


atlasobscura.com

Sejarawan Jeffrey Burton Russell membahas mitos Bumi datar di Abad Pertengahan dalam bukunya yang terbit di tahun 1997. Dalam karyanya, Russell mencatat, “Dengan sedikit pengecualian yang luar biasa, tidak ada orang terpelajar dalam sejarah Peradaban Barat, dari abad ke-3 SM dan seterusnya, yang percaya kalau Bumi itu datar.”

Setelah para pemikir Yunani kuno menetapkan bentuk Bumi yang bulat, pengetahuan itu menyebar dan diterima oleh semua orang Yunani dan Romawi yang terpelajar. Pengetahuan itu terus bertahan sepanjang Abad Pertengahan.

Pada tahun 1450-an, seorang biarawan Venesia bernama Fra Mauro membuat peta dunia yang memadukan pengetahuan Ptolemeus dan laporan perjalanan dari para pedagang. Peta Fra Mauro menggambarkan Bumi sebagai bola. Dia bahkan menunjukkan posisi Bumi di alam semesta yang, menurutnya, berbentuk bulat juga.

6. Karya-karya astronom Muslim pada Abad Pertengahan dibangun di atas “Geographia”


themaydan.com

Selama Zaman Keemasan Islam, para filsuf Muslim mulai menghidupkan kembali ilmu pengetahuan Yunani kuno yang “ditinggalkan” oleh orang-orang Eropa. Sejak abad ke-8, para astronom Muslim sudah mengamati bintang-bintang dan membuat perhitungan dari observatorium Baghdad.

Menurut majalah Astronomy, para astronom Muslim memakai karya Ptolemeus, Geographia, untuk menghitung presesi Bumi. Jelas sekali kalau mereka sudah tahu kalau bentuk Bumi itu bulat berdasarkan pengamatan mereka pada saat itu.

7. Bahkan, para pelaut yang buta huruf tahu kalau Bumi itu bulat


about-history.com

Semua orang Eropa Abad Pertengahan yang terpelajar tahu kalau Bumi itu bulat. Namun, bagaimana dengan orang yang tidak mengenyam pendidikan? Nyatanya, para pedagang dan pelaut yang buta huruf juga mengetahui bentuk Bumi yang bulat.

Pada saat itu, para pelaut selalu melihat kapal yang mendekat dari menara pengintai. Saat kapal akan berlayar ke laut lepas, lambung kapal akan tenggelam lebih dulu. Mungkin orang pertama yang mengetahui bentuk Bumi adalah para pelaut kuno, yang melihat kalau Bumi itu bulat jauh sebelum para filsuf Yunani kuno membuat teori mereka.

8. Pencipta mitos Bumi datar adalah orang yang menciptakan kisah “Penunggang Kuda Tanpa Kepala”


thoughtco.com

Washington Irving, yang terkenal lewat karyanya The Legend of Sleepy Hollow, menyebutkan bahwa Columbus telah membuktikan kalau Bumi itu tidak datar. Pada tahun 1828, Irving menerbitkan sebuah buku berjudul The Life and Voyages of Christopher Columbus.

Dalam buku itu, Irving menggambarkan Columbus sebagai sosok heroik yang percaya kalau bentuk Bumi itu bulat. Dalam ceritanya, Irving membuat seorang ahli geografi Katolik berseru, “Adakah orang yang begitu bodoh, sampai percaya [pada] orang yang berjalan dengan tumit ke atas, dan kepala menunduk?”

Faktanya, setiap ahli geografi di abad ke-15 tahu kalau Bumi itu bulat. Sayangnya, klaim fiksi buatan Irving terus bertahan dan dipercaya sampai saat ini.

9. Antoine-Jean Letronne menyebut teori Bumi datar berasal dari Abad Pertengahan untuk mendiskreditkan Gereja Katolik


churchlifejournal.nd.edu

Pada abad ke-19, Antoine-Jean Letronne menghembuskan desas-desus kalau orang Eropa Abad Pertengahan mengira kalau bentuk Bumi itu datar. Sebagai akademisi Prancis, Letronne adalah seorang anti-clericalis yang selalu menyerang Gereja Katolik dalam tulisan-tulisannya.

Dalam On the Cosmological Opinions of the Church Fathers, sebuah artikel yang diterbitkan pada tahun 1834, Letronne menyatakan kalau orang-orang Abad Pertengahan percaya pada teori Bumi datar karena penindasan Gereja Katolik terhadap sains. Klaim ini pun semakin memperkuat miskonsepsi tentang Abad Pertengahan sebagai “Zaman Kegelapan.”

Setelah membaca artikel di atas, semakin jelas kan kalau teori Bumi datar itu tidak berasal dari Abad Pertengahan. Faktanya, teori yang sering diperdebatkan pada Abad Pertengahan adalah heliosentrisme, mengingat orang-orang Eropa pada saat itu percaya dengan geosentrisme yang menempatkan Bumi sebagai pusat dari alam semesta.

sumber : yukhealing.my.id
Diubah oleh estilo.com 18-10-2022 03:55
viqririatra
EriksaRizkiM
bedypop
bedypop dan 22 lainnya memberi reputasi
23
5.7K
65
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.