- Beranda
- Militer dan Kepolisian
3 Negara Ini Mengoperasikan Type 209 yang Usianya Lebih Tua daripada Milik Indonesia
...


TS
si.matamalaikat
3 Negara Ini Mengoperasikan Type 209 yang Usianya Lebih Tua daripada Milik Indonesia
Masyarakat Indonesia tengah berduka lantaran salah satu kapal selam milik TNI AL tenggelam di perairan utara Pualu Bali, kejadian ini menewaskan 53 orang awak kapal selam tersebut. Berbagai spekulasi pun mulai bermunculan, mulai dari pengamat militer asli sampai pengamat militer "dadakan".
Salah satu spekulasi yang muncul adalah karena faktor usia, yang mengakibatkan kapal selam itu tenggelam. Bicara soal usia, KRI Nanggala pada tahun ini sudah memasuki usia 40 tahun. Lantas muncul pertanyaan di benak ane, berapa usia maksimal bagi kapal selam masih dianggap baik kinerjanya ?
Ane kemudian berselancar di internet untuk mencari informasi soal kapal selam berusia tua selain milik Indonesia, dan ternyata ada hal menarik yang ane temukan. Selain Nanggala, masih ada kapal selam lain yang usianya lebih tua. Salah satunya adalah ROCS Hai Shih milik Taiwan, di mana kapal selam bekas pakai Amerika ini sudah mengabdi selama 75 tahun.
Selain Taiwan, ada 3 negara lain yang mengoperasikan kapal selam dengan usia yang lebih tua dari milik Indonesia. Kebetulan kapal selam yang dipakai 3 negara tersebut adalah Type 209 juga. Ekuador, Kolombia dan Yunani adalah pengguna Type 209 yang usianya lebih tua dari KRI Nanggala.

Pijao S-28, kapal selam Type 209 milik Kolombia.
Foto: nara.getarchive.net
Ane mulai pembahasan kapal selamnya dari milik Kolombia, negara ini mengoperasikan Type 209/1200. Seri kapal selam ini lebih tua dari KRI Nanggala. Angkatan Laut Kolombia memberi nama Type 209/1200 sebagai Pijao Class, terdiri dari ARC Pijao S-28 dan ARC Tayrona S-29.
Kedua kapal selam ini resmi dioperasikan Angkatan Laut Kolombia, masing-masing pada tanggal 14 April 1975 dan 18 Juli 1975. Keduanya pun telah melakukn berbagai upgrade pada tahun 2009 dan 2011 di galangan kapal lokal, yakni COTECMAR, dengan bantuan dari HDW sebagai perancang kapal selam tersebut.

Dua kapal selam milik Ekuador (Shyri Class).
Fpto: shipspotting.com
Masih dari kawasan Amerika Selatan, ada Ekuador yang juga memakai Type 209 buatan Jerman. Angkatan Laut Ekuador memakai Type 209/1300, seri kapal selam ini sama dengan yang dipakai oleh TNI AL. Di Ekuador Type 209/1300 disebut sebagai Shyri Class, yang terdiri dari S-101 Shyri dan S-102 Huancavilca.
Keduanya resmi dioperasikan Aangkatan Laut Ekuador pada tahun 1977 dan tahun 1978. Keduanya pun telah menjalani upgrade pada tahun 2009 dan 2014 di ASMAR, Chile. Saat ini kedua kapal selam tersebut masih aktif bertugas bersama Angkatan Laut Ekuador. Selisih usia Nanggala dan dua kapal selam dari Ekuador tersebut pun tak terpaut jauh. Masing-masing kapal milik Ekuador berusia 43 dan 44 tahun.

Glavkos Class milik Yunani.
Foto: seaforce.org
Tadinya ane berpikir Type 209/1200 milik Kolombia adalah yang tertua, namun, ternyata ada seri yang lebih tua dari milik Kolombia. Dari 'Negeri Para Dewa' ada Type 209/1100, yang bisa dibilang jadi sesepuh dari keluarga Type 209 yang masih aktif bertugas. Yunani bisa dibilang sangat menyukai Type 209 buatan Jerman, selain Type 209/1100, mereka juga memiliki Type 209/1200.
Angkatan Laut Yunani memberi nama Type 209 sebagai Glavkos class (Type 209/1100) dan Poseidon class (Type 209/1200). Glavkos class terdiri dari S-110 Glavkos yang beroperasi tahun 1971. Sementara tiga kapal lainnya yang terdiri dari S-111 Nirefs, S-112 Triton serta S-113 Protefs beroperasi tahun 1972.
Dari keempat kapal selam tersebut, hanya S-110 Glavkos yang sudah dipensiunkan pada tanggal 9 Juni 2011. Di bawah program Neptune I, Glavkos class mendapatkan sejumlah upgrade pada periode tahun 1993 sampai 2000.

S-119 Pontos, salah satu keluarga dari Poseidon Class.
Foto: seaforce.org
Sementara itu Type 209/1200 yang diberi nama Poseidon Class juga ada empat unit. Tiga kapal yang terdiri dari S-116 Poseidon, S-117 Amfitriti dan S-118 Okeanos beroperasi tahun 1979. Sementara kapal terakhir, yakni S-119 Pontos beroperasi tahun 1980.
Sama seperti Glavkos Class, Yunani juga melakukan upgrade melalui program Neptune II. Namun, entah mengapa program ini dibatalkan. Hanya ada satu kapal yang berhasil di upgrade, yakni S-118 Okeanos, kapal selam ini berhasil di upgrade dengan teknologi AIP (Air Independent Propulsion). Hal tersebut menjadikan kemampuan S-118 Okeanos setara dengan kapal selam Type 214.
Pada dasarnya semua kapal selam Type 209, baik milik Indonesia, Ekuador, Kolombia serta Yunani, dibuat langsung oleh Howaldtswerke-Deutsche Werft (HDW), Jerman. Dari semua kapal selam tersebut, hanya satu unit yang sudah pensiun, yaitu S-110 Glavkos milik Yunani. Jadi kita jangan terlalu heran atas usia pakai kapal selam (Type 209) milik TNI AL yang sudah genap berusia 40 tahun.
Faktanya di luar sana masih banyak kapal selam yang usianya lebih tua masih beroperasi, jadi dugaan bahwa faktor umur adalah yang menjadi penyebab tenggelamnya KRI Nanggala belum tentu benar. Dengan program perawatan dan upgrade yang maksimal, serta tentunya ketersediaan dana, maka kapal selam buatan Jerman ini masih bisa diandalkan. Meskipun usianya sudah tua.

KRI Cakra (401), bagian dari keluarga kapal selam Type 209, kakak dari KRI Nanggala.
Foto: tribunnews.com
Demikian sedikit pembahasan lagi dari segmen kapal selam, semoga pembahasan kali ini bisa menambah wawasan baru bagi agan dan sista. Umur yang tua tidak selalu jadi faktor untuk menilai kinerja sebuah kapal selam masih baik atau tidak, melalui perawatan yang maksimal, produk buatam Jerman ini sebenarnya masih bisa beroperasi dengan baik dalam kurun waktu puluhan tahun.
Terimakasih sudah membaca tulisan ini dari awal hingga akhir, sampai jumpa lagi di pembahasan alutsista selanjutnya
Salah satu spekulasi yang muncul adalah karena faktor usia, yang mengakibatkan kapal selam itu tenggelam. Bicara soal usia, KRI Nanggala pada tahun ini sudah memasuki usia 40 tahun. Lantas muncul pertanyaan di benak ane, berapa usia maksimal bagi kapal selam masih dianggap baik kinerjanya ?
Ane kemudian berselancar di internet untuk mencari informasi soal kapal selam berusia tua selain milik Indonesia, dan ternyata ada hal menarik yang ane temukan. Selain Nanggala, masih ada kapal selam lain yang usianya lebih tua. Salah satunya adalah ROCS Hai Shih milik Taiwan, di mana kapal selam bekas pakai Amerika ini sudah mengabdi selama 75 tahun.
Selain Taiwan, ada 3 negara lain yang mengoperasikan kapal selam dengan usia yang lebih tua dari milik Indonesia. Kebetulan kapal selam yang dipakai 3 negara tersebut adalah Type 209 juga. Ekuador, Kolombia dan Yunani adalah pengguna Type 209 yang usianya lebih tua dari KRI Nanggala.

Pijao S-28, kapal selam Type 209 milik Kolombia.
Foto: nara.getarchive.net
Ane mulai pembahasan kapal selamnya dari milik Kolombia, negara ini mengoperasikan Type 209/1200. Seri kapal selam ini lebih tua dari KRI Nanggala. Angkatan Laut Kolombia memberi nama Type 209/1200 sebagai Pijao Class, terdiri dari ARC Pijao S-28 dan ARC Tayrona S-29.
Kedua kapal selam ini resmi dioperasikan Angkatan Laut Kolombia, masing-masing pada tanggal 14 April 1975 dan 18 Juli 1975. Keduanya pun telah melakukn berbagai upgrade pada tahun 2009 dan 2011 di galangan kapal lokal, yakni COTECMAR, dengan bantuan dari HDW sebagai perancang kapal selam tersebut.

Dua kapal selam milik Ekuador (Shyri Class).
Fpto: shipspotting.com
Masih dari kawasan Amerika Selatan, ada Ekuador yang juga memakai Type 209 buatan Jerman. Angkatan Laut Ekuador memakai Type 209/1300, seri kapal selam ini sama dengan yang dipakai oleh TNI AL. Di Ekuador Type 209/1300 disebut sebagai Shyri Class, yang terdiri dari S-101 Shyri dan S-102 Huancavilca.
Keduanya resmi dioperasikan Aangkatan Laut Ekuador pada tahun 1977 dan tahun 1978. Keduanya pun telah menjalani upgrade pada tahun 2009 dan 2014 di ASMAR, Chile. Saat ini kedua kapal selam tersebut masih aktif bertugas bersama Angkatan Laut Ekuador. Selisih usia Nanggala dan dua kapal selam dari Ekuador tersebut pun tak terpaut jauh. Masing-masing kapal milik Ekuador berusia 43 dan 44 tahun.

Glavkos Class milik Yunani.
Foto: seaforce.org
Tadinya ane berpikir Type 209/1200 milik Kolombia adalah yang tertua, namun, ternyata ada seri yang lebih tua dari milik Kolombia. Dari 'Negeri Para Dewa' ada Type 209/1100, yang bisa dibilang jadi sesepuh dari keluarga Type 209 yang masih aktif bertugas. Yunani bisa dibilang sangat menyukai Type 209 buatan Jerman, selain Type 209/1100, mereka juga memiliki Type 209/1200.
Angkatan Laut Yunani memberi nama Type 209 sebagai Glavkos class (Type 209/1100) dan Poseidon class (Type 209/1200). Glavkos class terdiri dari S-110 Glavkos yang beroperasi tahun 1971. Sementara tiga kapal lainnya yang terdiri dari S-111 Nirefs, S-112 Triton serta S-113 Protefs beroperasi tahun 1972.
Dari keempat kapal selam tersebut, hanya S-110 Glavkos yang sudah dipensiunkan pada tanggal 9 Juni 2011. Di bawah program Neptune I, Glavkos class mendapatkan sejumlah upgrade pada periode tahun 1993 sampai 2000.

S-119 Pontos, salah satu keluarga dari Poseidon Class.
Foto: seaforce.org
Sementara itu Type 209/1200 yang diberi nama Poseidon Class juga ada empat unit. Tiga kapal yang terdiri dari S-116 Poseidon, S-117 Amfitriti dan S-118 Okeanos beroperasi tahun 1979. Sementara kapal terakhir, yakni S-119 Pontos beroperasi tahun 1980.
Sama seperti Glavkos Class, Yunani juga melakukan upgrade melalui program Neptune II. Namun, entah mengapa program ini dibatalkan. Hanya ada satu kapal yang berhasil di upgrade, yakni S-118 Okeanos, kapal selam ini berhasil di upgrade dengan teknologi AIP (Air Independent Propulsion). Hal tersebut menjadikan kemampuan S-118 Okeanos setara dengan kapal selam Type 214.
Pada dasarnya semua kapal selam Type 209, baik milik Indonesia, Ekuador, Kolombia serta Yunani, dibuat langsung oleh Howaldtswerke-Deutsche Werft (HDW), Jerman. Dari semua kapal selam tersebut, hanya satu unit yang sudah pensiun, yaitu S-110 Glavkos milik Yunani. Jadi kita jangan terlalu heran atas usia pakai kapal selam (Type 209) milik TNI AL yang sudah genap berusia 40 tahun.
Faktanya di luar sana masih banyak kapal selam yang usianya lebih tua masih beroperasi, jadi dugaan bahwa faktor umur adalah yang menjadi penyebab tenggelamnya KRI Nanggala belum tentu benar. Dengan program perawatan dan upgrade yang maksimal, serta tentunya ketersediaan dana, maka kapal selam buatan Jerman ini masih bisa diandalkan. Meskipun usianya sudah tua.

KRI Cakra (401), bagian dari keluarga kapal selam Type 209, kakak dari KRI Nanggala.
Foto: tribunnews.com
Demikian sedikit pembahasan lagi dari segmen kapal selam, semoga pembahasan kali ini bisa menambah wawasan baru bagi agan dan sista. Umur yang tua tidak selalu jadi faktor untuk menilai kinerja sebuah kapal selam masih baik atau tidak, melalui perawatan yang maksimal, produk buatam Jerman ini sebenarnya masih bisa beroperasi dengan baik dalam kurun waktu puluhan tahun.
Terimakasih sudah membaca tulisan ini dari awal hingga akhir, sampai jumpa lagi di pembahasan alutsista selanjutnya

Referensi: 1.2.3.4
Ilustrasi Gambar: google image dan berbgai sumber



selldomba dan 13 lainnya memberi reputasi
14
3.8K
46


Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!

Militer dan Kepolisian
2.2KThread•2.4KAnggota
Urutkan
Terlama


Komentar yang asik ya