AboeyyAvatar border
TS
Aboeyy
Selalu Ada Jalan Tikus Untuk Mudik


Terinspirasi dari foto-foto meme tentang mudik yang Ane temukan di Facebook, Ane terpikir untuk menulis thread tentang Jalan Tikus untuk mudik ini. Sebab dalam pemikiran Ane, meme itu bukan sekadar lelucon belaka, melainkan memang fakta di lapangan yang Ane saksikan, menunjukkan bahwa semakin dilarang mudik, warga semakin antusias mencari jalan alternatif untuk 'Menuju Rumah'. Jadi, benar kata bung Haji Oma Irama, 'Banyak Jalan Menuju Rumah' (Rumah apa Roma, ya? Kaga jelas denger lagunya. emoticon-Smilie)

Emang, semenjak wabah corona menyerang negeri ini, pemerintah (pusat dan daerah tertentu) melarang warga untuk mudik ke wilayahnya. Hal ini tentu saja akan mengurangi 'nilai kesakralan' Ramadan bagi para perantau yang ingin menginjakkan kaki di tanah leluhur atau kelahirannya, berbagi 'angpao' bagi sanak sodara di kampung, atau sekadar dapat sekilas memandang wajah mantan kekasih.

Karena itu, larangan mudik tidak mengurangi animo dan semangat juang mereka untuk bisa sampai di kampung halaman. Jika satu jalan ditutup, maka mereka akan mencari jalan atau cara lainnya, sehingga selalu saja ada Jalan Tikus agar bisa sampai ke tempat tujuan.

Lebaran kali ini tidak jauh beda dengan tahun sebelumnya, khususnya di wilayah Ane, Kalimantan Selatan. Meski belum ada larangan mudik secara resmi dari pemerintah daerah, namun posko-posko kesehatan dan kelancaran lalu lintas dari Dinas Kesehatan dan Kepolisian sudah mulai disiagakan pada beberapa titik strategis pada setiap kabupaten dan  batas kota. Pada posko inilah biasanya petugas melaksanakan razia terhadap warga yang ingin mudik.

Dengan alasan tak ingin perjalanan terganggu, apalagi sampai disuruh putar balik, maka warga lebih memilih jalur alternatif untuk menghindari razia tersebut. Meski katanya tak ada jalan tikus yang bisa membuat mereka lolos, nyatanya mereka masih bisa berada di kampung halaman.

Lantas, bagaimana mereka bisa melewati posko-posko pemeriksaan tersebut? Menurut pengamatan dan "penerawangan" Ane, inilah jalan tikus dan cara mereka melewatinya.


1. Jalan Desa



Setiap jalan raya, pasti ada jalan desa yang lebih kecil sebagai jalan alternatif penghubung antar desa dan wilayah. Bahkan ada jalan yang lebih sempit yang biasa dikenal dengan nama Gang. Nah melalui jalur inilah para pemudik melewati posko pemeriksaan. Namun sebelum memilih jalan ini, tentunya pemudik mempelajari dulu tentang jalan tersebut agar tidak tersesat, atau menemui jalan buntu. Mereka mencari informasi sebanyak-banyaknya sebelum mudik tentang lokasi razia dan jalan alternatif tersebut.


2. Berhenti Sebelum Posko



Jika pada semua jalan tikus ternyata juga ada aparat yang menjaganya, maka para pemudik biasanya berhenti sebelum posko penjagaan. Mereka istirahat di tempat ibadah atau di rumah warga setempat jika diizinkan, menunggu sampai jam penjagaan posko juga istirahat/selesai. Tak mungkin petugas berjaga selama 24 jam, meski dengan sistem rolling shift. Nah di saat tak ada penjagaan inilah, para pemudik melanjutkan perjalanannya.


3. Pakai Joki



Jika memang posko dijaga selama 24 jam, maka pemudik akan meminta jasa warga setempat untuk membonceng dia. Maka saat diperiksa, sang joki bisa beralibi bahwa dia adalah penduduk setempat dengan menunjukkan KTP dan mengatakan tidak pergi ke luar daerah. Masalah uang jasa, tentu tergantung kesepakatan mereka.


4. Membawa Surat Keterangan Bebas Covid

Ini tentu bagi yang berduit dan tak ingin repot. Dia akan melakukan Rapid Test atau Swab dan menunjukkan hasilnya kepada petugas jika ia benar-benar sehat, sehingga bisa d..iizinkan untuk mudik ke tempat tujuan. Atau setidaknya membawa Surat Keterangan dari Ketua RT atau Kepala Desa yang menerangkan tentang keperluannya mudik yang bersifat mendesak, misalnya orang tuanya wafat di kampung. Menurut Ane, ini sangat langka. Mungkin dari 100 pemudik, hanya maksimal 10% yang melakukan ini.

Meski ini cara legal (bukan jalan tikus), namun terkadang ada saja yang memalsukan surat tersebut, yang penting bisa mudik.

Itulah beberapa cara dan jalan tikus warga untuk mudik lebaran. Kakau Ane sih lebih milih kirim uang biaya mudik itu untuk keluarga di kampung,  ketimbang maksa mudik tapi pas mau balik malah minta duit sama keluarga di kampung. emoticon-Smilie (*)
***
Diolah dengan pemikiran sendiri. Sumber foto di sini.
bedypop
sunshii32
rotten7070
rotten7070 dan 44 lainnya memberi reputasi
45
14.1K
302
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.