• Beranda
  • ...
  • Health
  • Makanlah Gorengan Setiap Hari untuk Merasakan Dampaknya Ini

Kokonata
TS
Kokonata
Makanlah Gorengan Setiap Hari untuk Merasakan Dampaknya Ini

Menggoreng adalah metode memasak yang praktis di muka bumi. Produknya sering kita sebut sebagai gorengan. Wujudnya dapat berupa: bakwan, tahu, tempe, pisang, cireng, dan lainnya.
 
Memasak dengan cara menggorang memang sangat mudah. Harga minyak goreng pun terbilang murah. Apalagi minyak gorengnnya bekas atau jelantah, murah dan bisa dapat melimpah. Meski diolah dengan minyak bekas, ajaibnya rasa gorengan tetap nikmat.
 
Orang-orang yang makan gorengan setiap hari, mungkin belum merasakan dampaknya saat ini. Tapi cobalah terus makan gorengan setiap hari. Terutama gorengan dari pedagang kaki lima. Inilah yang bakal terjadi suatu hari nanti.

BACA JUGA: 8 Alasan Orang Indonesia Suka Makan Gorengan
 
Tambah kalori, tambah gemuk

Dibandingkan dengan metode memasak lainnya, menggoreng akan menambah banyak kalori. Bayangkan saja Gan-Sis, makanan yang digoreng biasanya dilapisi dengan adonan atau tepung sebelum digoreng. Saat penggorengan kandungan air dari bahan makanan hilang, lemak pun terserap. Wajar kalorinya meningkat.
 

Secara umum, makanan yang digoreng lebih tinggi lemak dan kalori daripada makanan yang tidak digoreng. Misalnya, satu kentang panggang kecil (100 gram) mengandung 93 kalori dan 0 gram lemak, sedangkan kentang goreng dalam jumlah yang sama (100 gram) mengandung 319 kalori dan 17 gram lemak.
 
Contoh lain, 100 gram filet cod panggang mengandung 105 kalori dan 1 gram lemak, sedangkan ikan goreng dalam jumlah yang sama mengandung 232 kalori dan 12 gram lemak.
 
Nah, lihat saja, kalori bertambah dua kali lipat dengan cepat saat makan gorengan, kan? Tidak heran apabila dalam hitungan bulan dan tahun pecinta gorengan akan menjadi manusia separuh lemak.
 
Tumpukan Lemak Trans dalam Tubuh

Lemak trans terbentuk ketika lemak tak jenuh menjalani proses yang disebut hidrogenasi. Asal tahu saja,  produsen makanan sering menghidrogenasi lemak menggunakan tekanan tinggi dan gas hidrogen untuk meningkatkan umur simpan dan stabilitasnya.
 

Bahan makanan sehat pun ketika digoreng dengan minyak pada suhu yang sangat tinggi, kandungan lemak transnya bisa meningkat. Setiap kali minyak digunakan kembali untuk menggoreng, kandungan lemak transnya bertambah lagi. Inilah yang terjadi pada lele goreng yang Agan dan Sista pesan menjelang tutupnya warung.
 
Lemak trans tersebut akanmenyebabkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dalam darah meningkat, sementara kadar kolesterol baik (HDL) menurun. LDL dan trigliserida itu dapat menumpuk dan membentuk plak di dalam pembuluh darah jantung. Pembuluh darah yang menyempit membuat aliran darah ke jantung tersendat yang pada akhirnya menyebabkan penyakit jantung koroner.
 
Apabila plak yang terbentuk pada pembuluh darah itu terlepas, kemudian mengalir hingga ke pembuluh darah otak terjadilah sumbatan. Oksigen dalam aliran darah tidak terkirim ke jaringan otak sehingga jaringan tersebut rusak atau mati. Akibatnya, terjadilah stroke.
 
Asupan makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans juga bisa meningkatkan resistensi insulin dan naiknya kadar gula darah. Timbullah penyakit diabetes.
 
Selain itu potensi terjadinya batu empedu juga tinggi. Batu empedu muncul karena  endapan kolesterol dan bilirubin yang menumpuk di dalam kantung empedu. Penumpukan terjadi saat cairan empedu tidak bisa lagi melarutkan kolesterol dan bilirubin berlebih yang dihasilkan hati.
 
Agan dan Sista siap menikmati penyakit ini karena rajin makan gorengan tiap hari?
 
Asupan Akrilamida Berbahaya

Akrilamida adalah zat beracun yang dapat terbentuk dalam makanan selama memasak dengan suhu tinggi, seperti menggoreng, membakar, atau memanggang. Pembentukannya akibat reaksi kimia antara gula dan asam amino yang disebut asparagine. Makanan bertepung seperti produk kentang goreng dan makanan yang dipanggang biasanya memiliki konsentrasi akrilamida yang lebih tinggi.
 
Akrilamida menyebabkan kanker pada hewan dalam penelitian di mana hewan terpapar akrilamida pada dosis yang sangat tinggi. Pada tahun 2010, Joint Food and Agriculture Organization / World Health Organization Expert Committee on Food Additives (JECFA) menyimpulkan bahwa akrilamida adalah masalah kesehatan manusia, dan menyarankan studi tambahan jangka panjang. Jadi akrilamida belum benar-benar terbukti sebagai penyebab utama kanker, tapi bersiap-siap saja dengan kemungkinan itu.
 

Makanan yang terbuat dari tumbuhan, seperti produk kentang, produk biji-bijian, atau kopi dapat mengandung akrilamida jika diolah dengan suhu tinggi. Akrilamida tidak terbentuk, atau terbentuk pada tingkat yang lebih rendah, dalam produk susu, daging, dan ikan. Amannya, perhatikan suhu makanan saja. Umumnya, akrilamida lebih mungkin terakumulasi saat memasak dilakukan untuk waktu yang lebih lama atau pada suhu yang lebih tinggi.
 
Berhenti atau Kurangi

Tidak mudah menghentikan kebiasaaan yang sudah kita lakukan bertahun-tahun. Termasuk kebiasaan makan gorengan. Apalagi jika kita memiliki kenangan indah saat menyantap gorengan.
 

Langkah awalnya kurangi dulu saya. Biasa makan tiap hari, kurangi jadi tiga hari sekali. Kemudian seminggu sekali saja, sampai sebulan sekali hingga akhirnya cuma sekali untuk beberapa bulan.
 
Untuk apa susah-susah, ana masih cantik dan tamvan kok!
 
Itu sekarang. Lihat saja penampakan orang-orang yang berusia 40 dan 50 tahun yang hobi makanan gorengan. Tanyakan penampilan mereka saat usia 20-30 tahun. Pasti jelas berbeda.

Rujukan 1
Rujukan 2
Foto diolah dari Freepik





amdar07mantap.jiwa.idaygilagility
aygilagility dan 22 lainnya memberi reputasi
23
6.6K
103
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Health
Health
icon
24.6KThread9.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.