Hai hai Agan dan Sista, selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya

Budaya antri warga plus enam dua memang masih jauh dibandingkan dengan negara-negara yang memiliki disiplin tinggi, Jepang salah satunya. Ane sering sekali diserobot antrian dengan alasan kompor belum dimatiinlah, anak rewellah, buru-burulah, dan masih banyak alasan lainnya. Awal-awal sih kesel banget apalagi kalo antriannya panjang.

Namun, hal ini tidak berlaku bagi seorang pria di Amerika Serikat, Robert Samuel, budaya antri dijadikan lahan bisnisnya. Berawal dari beberapa tahun yang lalu saat ia kehilangan pekerjaan sebagai sales. Ia harus memutar otak agar bisa bertahan hidup. Saat itu, Iphone 5 sedang diluncurkan, sudah dapat dipastikan banyaknya peminat yang ingin menjadi pengguna merk tersebut membuat antrian panjang saat akan membelinya.

Robert kemudian memasang iklan di Craiglist dan menawarkan jasanya untuk menjadi pengganti antrian. Dengan memasang tarif US$100 ia pun mendapat pelanggan pertamanya. Setelah mengantri lama, ia mendapat kabar jika pelanggan tersebut tidak jadi membeli Iphone 5, tapi pelanggan yang tidak disebutkan namanya tersebut tetap membayar jasa Robert.

Tentunya Robert akan meninggalkan barisan antrian yang mengular sebelum akhirnya ia mendapatkan ide briliant. Ia berniat menjual posisi antriannya kepada siapa pun yang akan membayarnya. Bukan hal mudah pastinya, tapi setelah mengantri selama 19 jam ia pun berhasil mendapatkan uang US$325 setelah menjual posisi antriannya. Mantap jiwa rek, 19 jam

Hal inilah yang menjadi pencetus lahirnya bisnis pengganti profesional miliknya berdiri, ia mendirikan SOLD.Inc pada bulan Desember 2012. Kini ia juga mempekerjakan beberapa pegawai untuk membantunya. Banyaknya orang yang malas untuk mengantri, membuat bisnisnya bisa berkembang. Biasanya ia dan teman-temannya akan disewa untuk mengantri membeli tiket bioskop, tiket pertunjukan, konser, antrian barang-barang gratis, dan lain sebagainya.

Robert dan teman-temannya harus bisa bekerja dalam situasi apa pun, panas terik, hujan badai, dingin yang mencekam, hingga hujan salju. Ia dan temannya harus rela hanya tidur 3 jam perhari jika banyaknya pelanggan. Robert memasang tarif US$45 untuk dua jam pertama, untuk setengah jam seterusnya pelanggan harus membayar US$10. Beban tambahan pun harus dibayar pelanggan jika situasi cuaca ektrem. Dalam semingga, Robert bisa mengantongi puluhan juta rupiah untuk bisnis pengganti miliknya.

Menunggu memang melelahkan, mungkin bagi mereka yang mempunya uang lebih membayar jasa orang lain untuk menggantikan antrian bukan masalah besar. Berbeda dengan orang-orang yang amat sangat perhitungan dengan pengeluaran, mungkin lebih baik bagi mereka untuk mengantri sendiri.

Bagaimana dengan Agan dan Sista, kegiatan apa yang biasanya GanSist lalukan untuk membunuh rasa bosan saat menunggu? Kalo ane biasanya mengobrol dengan sesama penunggu antrian, basa basi istilahnya. Hal itu ane lakukan jika ane kenal, kalo enggak ane biasanya memainkan ponsel. Bermain game online, menonton film online, tapi kadang itu juga masih bikin bosen sih kalo nunggunya seperti Robert dan kawan-kawannya.

Mungkin Robert dan kawan-kawannya membawa perlengkapan lebih semisal bangku dan beberapa buku bacaan menarik. Semua pekerjaan memang punya resiko, dan resiko menunggu terlalu lama adalah rasa bosan.

Benar-benar kreatif, ya, GanSist, Robert bisa melihat peluang di saat terpuruk sekali pun. Semoga bisa menjadi inspirasi

Sumber gambar dan referensi : 1, 2, 3