Susu.Bahenol
TS
Susu.Bahenol
Kesal Bidadari di Surga Dihina, Tengku Zul Tuding Sumbernya adalah Pembesar


Eks Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Tengku Zulkarnain menyoroti sosok pembesar yang menurutnya pernah menyebut akhiran hanya sekadar ramalan.

Tengku Zulkarnain mengatakan, setelah pernyataan pembesar itu tersebar, penghinaan terhadap aqidah Islam bermunculan

Hal itu disampaikan Tengku Zul melalui jejaring Twitter miliknya, @ustadtengkuzul pada Rabu (14/4/2021).


ILUSTRASI BIDADARI DUNIA


"Semenjak seorang pembesar mengatakan akhirat itu hanya ramalan saja. Bertubi-tubi penghinaan terhadap aqidah Islam bermunculan," ungkapnya seperti dikutip beritahits.id.

Tengku Zul menambahkan, seiring penghinaan itu muncul, surga juga tak luput dihina, seperti bidadari dan keindahannya.

Oleh sebab itu, Tengku Zul bertanya apakah orang-orang Islam belum sadar akan hal tersebut sampai sekarang.


ILUSTRASI BIDADARI DUNIA


"Bidadari surga dihina. Keindahan surga dihina. Bahkan belajar aqidah dikatakan bisa jadi radikal," katanya.

"Masih belum sadarkah muslimin?" kata Tengku Zul menandasi.



Cuitan Tengku Zul ditimpali berbagai macam komentar warganet. Beberapa warganet bertanya siapa sosok pembesar sebagaimana dimaksud.

Namun, beberapa di antaranya menyinggung pidato Megawati yang pernah dipersoalkan Habib Rizieq Shihab, 2017 silam.

Megawati diketahui membuka pidato dengan mengucap syukur ke hadirat Allah SWT, sehingga PDIP yang dipimpinnya bisa menapaki usia 44 tahun (Tahun 2017). Dia mengucapkan terima kasih kepada semua kader yang setia berjuang bersama PDIP.


ILUSTRASI BIDADARI DUNIA


Kemudian Megawati menegaskan, PDIP merupakan partai Ideologis dengan ideologi Pancasila 1 Juni 1945.

Dia mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi yang resmi mengakui tanggal 1 Juni 1945 sebagai hari lahir Pancasila.

Megawati lantas menyinggung aksi massa di penghujung tahun 2016. Dia menilai peristiwa akhir tahun tersebut sebagai cambuk pengingat arti penting Pancasila sebagai 'pendeteksi sekaligus tameng proteksi' terhadap tendensi hidupnya 'ideologi tertutup'.


ILUSTRASI BIDADARI DUNIA


Menurut Megawati, ideologi tertutup telah mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

"Ideologi tertutup tersebut hanya muncul dari suatu kelompok tertentu yang dipaksakan diterima oleh seluruh masyarakat. Mereka memaksakan kehendaknya sendiri, tidak ada dialog, apalagi demokrasi. Apa yang mereka lakukan hanyalah kepatuhan yang lahir dari watak kekuasaan totaliter, dan dijalankan dengan cara-cara totaliter pula. Bagi mereka, teror dan propaganda adalah jalan kunci tercapainya kekuasaan," terang Megawati.

Megawati melanjutkan, syarat mutlak hidupnya ideologi tertutup merupakan lahirnya aturan hingga dilarangnya pemikiran kritis. Mereka menghendaki keseragaman dalam berpikir dan bertindak, dengan memaksakan kehendak.


ILUSTRASI BIDADARI DUNIA


Petinggi PDIP tersebut menambahkan, demokrasi dan keberagaman dalam ideologi tertutup tidak ditolerir lantaran kepatuhan total masyarakat menjadi tujuan.

Megawati juga menyertakan kata 'peramal masa depan' yang diperkarakan oleh Habib Rizieq.

"Tidak hanya itu, mereka benar-benar anti-kebhinekaan. Itu yang muncul dengan berbagai persoalan SARA akhir tahun ini (2017). Di sisi lain, para pemimpin yang menganut ideologi tertutup pun memosisikan dirinya sebagai pembawa 'self fulfilling prophecy', para peramal masa depan. Mereka dengan fasih meramalkan yang akan pasti terjadi di masa yang akan datang, termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana, yang notabene mereka sendiri belum pernah melihatnya," tutur Mega.


ILUSTRASI BIDADARI DUNIA







Sumber



ILUSTRASI BIDADARI JAV



SENSORkidallgakurazdemon0bukan.bomat
bukan.bomat dan 22 lainnya memberi reputasi
23
14.5K
124
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.2KThread39.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.