Membahas hal ini tentu ngeri-ngeri sedap, maklum saja sekarang banyak orang bicara lantang tentang siapa itu tentara Allah dari virus corona yang dianggap tentara Allah namun kok malah menyerang ibadah haji di tanah suci, hingga mereka yang lantang teriak-teriak bela Islam pun di sebut tentara Allah (Jundullah).

Terlalu mudah menyebut sesuatu hal itu sebagai tentara Allah akhirnya malah menjadi bias pengertian dari hal ini, apa benar yang teriak rela syahid, rela mati, rela mengkultuskan seseorang seperti nabi dengan teriak takbir mereka tentara Allah?

Oke, kita stop dulu sampai disini karena nampaknya akan banyak yang terguncang bila diteruskan karena jelas akan masuk ke dalam ranah politik.

Di dalam bulan suci ini, lebih baik muhasabah diri, renungkan sejenak dengan kesejukan bukan emosi yang dikedepankan. Kita telaah secara perlahan kita baca lagi buku petunjuk yang merupakan Firman, pelan-pelan saja sambil rebahan.



Coba resapi ayat yang diatas, yang memiliki iman, ketenangan ini kunci orang yang tidak mudah emosi tapi kebalikannya penuh kasih, welas asih, rasa sayang yang ada di dalam hati identik dengan kedamaian.

Bila seseorang itu menguatkan lagi imannya maka rasa penyayang itu pun makin bertambah, dan sikap kasih sayang itu yang dijadikan bagian dari tentara Allah.



Beberapa penafsir ayat ini seperti Sulthanul Ulama, Izzuddin bin Abdissalam, Thahir Ibnu ‘Asyur, pengarang kitab al-Tahrir wa al-Tanwir lalu  al-Thabari, dan Prof. Dr. Quraish Shihab.

Mereka mempunyai penafsiran dengan makna yang hampir serupa, tentara Allah adalah mereka yang mampu memberikan kenyamanan bagi tetangga, saudara, mahluk hidup lain yang ada di bumi baik itu manusia ataupun bukan. Rasa tenang, saling berkasih sayang, hingga menjadi pribadi yang di hormati karena prilakunya yang baik. Karena keimanan bukan hanya percaya terhadap sesuatu hal saja, tapi bagaimana iman itu mengubah pandangan hidupnya agar selalu berbuat kedamaian, kebaikan dan menebarkan salam dimuka bumi ini.

Bukan sebaliknya meneror orang lain, hingga hewan dan tumbuhan bisa kena dampaknya, hak jalan orang lain terganggu, teriak-teriak penuh amarah sambil memanggil nama Allah.



Inilah yang menghancurkan umat Islam ketika mereka bertindak seperti itu salah satu korbannya adalah khalifah Usman bin Affan yang mereka bunuh, mereka tidak puas dengan pemerintahan langsung main hantam, kudeta, makar, lantas karena hal ini yang rugi siapa? Yang sengsara siapa kalau sudah seperti itu jelas rakyat yang akhirnya terlena dengan kata-kata mereka itu disebut "tentara Allah".

Aksi revolusi yang dilakukan oleh sebagian pendukung Ali Bin Abi Thalib, bisa dibilang cikal bakal kenapa sering terjadi kerusakan bukan kedamaian di masa sekarang. Bahkan literasi sejarah di peristiwa ini sungguh kelam sahabat Nabi seakan dijatuhkan derajatnya, jadi ane sendiri tak berkomentar lebih jauh.

Karena kita tahu sejarah yang menentukan adalah pemenang, mereka yang menang dalam politik di masa itu akan membuat tulisan sejarah sendiri, dan pihak yang kalah juga akan membuat catatan sejarahnya sendiri tapi yang jelas perang siffin benar-benar terjadi lalu diantara umat Islam yang saling bunuh, saling baku hantam, dengan teriakan takbir yang sama siapakah yang menjadi "Tentara Allah".



Jelas, yang dimaksud tentara Allah tadi adalah yang kita jabarkan dengan penuh hati-hati dari ahli tafsir diatas. Mereka yang mempunyai ketenangan, welas asih dan cinta kedamaian.

Wallahu A’lam bil al-Showab

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, semoga bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik, klik
Pic : google