Projo.IdAvatar border
TS
Projo.Id
Fakta di Papua: Guru, Tenaga Medis &Pendeta Begitu Dilindungi, Kini Kenapa Ditembaki?


TRIBUN-MEDAN.COM - Aksi teror yang diduga dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua terus terjadi.

Anehnya selama ini guru, tenaga medis, dan tokoh agama/pendeta begitu dilindungi di sana.

Pihak KKB pun selama ini tidak pernah terdengar kabarnya melakukan hal keji semacam itu.

Namun, belakangan ini, teror terhadap guru, tenaga medis, dan tokoh agama/pendeta itu malah muncul.

Ada apa sebenarnya terjadi? Siapa sesungguhnya otak di balik semua ini?

Pertanyaan ini pun muncul di hati masyarakat yang berada di luar Papua.

Bahkan dua hari terakhir ini intensitasnya meningkat dengan teror kejam yang dilakukan kepada warga.


Mulai dari menembak mati 2 orang guru, menculik seorang Kepala Sekolah (Kepsek), membakar 3 gedung sekolah, hingga memeras warga.

Teror dilakukan di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua.

Sebagaimana diketahui, di Provinsi Papua berdiri salah satu perusahaan tambang terkemuka di dunia, PT Freeport Indonesia.

Berikut rangkuman aksi-aksi teror yang dilakukan KKB Papua yang dilansir dari Kompas.TV :

1. Tembak Mati Guru

Peristiwa pertama terjadi pada Kamis (8/4/2021) pukul 09.30 WIT.

Saat itu KKB pimpinan Sabinus Waker menembak mati seorang guru SD bernama Oktovianus Rayo (42).

2. Bakar Gedung Sekolah dan Rumah Guru

Ternyata usai menembak mati guru SD pada Kamis (8/4/2021), sore harinya di kampung yang sama KKB juga kembali berulah.

Kali ini dilakukan Nau Waker yang diketahui membakar tiga sekolah yaitu SD Jambul, SMP N 1, dan SMA 1 Beoga, serta rumah guru.

Aksi ini dilakukan KKB dari kelompok Nau Waker setelah diburu pasukan gabungan TNI-Polri dalam Operasi Nemangkawi di Intan Jaya.

Diduga kuat saat ini Nau Waker dan kelompoknya sedang menuju Ilaga, ibu kota Kabupaten Puncak.

3. Peras Warga


Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi Kombes Pol M Iqbal Alqudussy menambahkan, selain melakukan pembakaran tiga sekolah, kelompok Nau Waker juga melakukan pemerasan terhadap warga Beoga.


Ternyata usai menembak mati guru SD pada Kamis (8/4/2021), sore harinya di kampung yang sama KKB juga kembali berulah.

Kali ini dilakukan Nau Waker yang diketahui membakar tiga sekolah yaitu SD Jambul, SMP N 1, dan SMA 1 Beoga, serta rumah guru.

Aksi ini dilakukan KKB dari kelompok Nau Waker setelah diburu pasukan gabungan TNI-Polri dalam Operasi Nemangkawi di Intan Jaya.

Diduga kuat saat ini Nau Waker dan kelompoknya sedang menuju Ilaga, ibu kota Kabupaten Puncak.


Kelompok ini diduga lari ke daerah Beoga karena posisinya terdesak oleh aparat TNI-Polri.

Nau Waker merupakan bawahan dari KKB pimpinan Guspi Waker.

3. Peras Warga


Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi Kombes Pol M Iqbal Alqudussy menambahkan, selain melakukan pembakaran tiga sekolah, kelompok Nau Waker juga melakukan pemerasan terhadap warga Beoga.

Nau Waker telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Polres Mimika karena sederet kasus kejahatan yang telah dilakukannya.

"Pada 2018, Guspi Waker memberi perintah kepada Nau Waker untuk melakukan penembakan di Mile 69 PT Freeport Indonesia di Tembagapura, dengan kerugian barang satu buah kendaraan WLP.

Polri telah melakukan uji laboratorium balistik terhadap senjata jenis steyer yang digunakan oleh Nau Waker," ujar Iqbal.

4. Culik Kepala Sekolah SMPN 1 Julukoma

Teror tak berhenti sampai di situ. Selain penembakan, beredar juga kabar penculikan terhadap kepala sekolah SMPN 1 Julukoma atas nama Junedi Arung Salele.

Kapolres Puncak Kompol I Nyoman Punia mengatakan, Junedi telah berhasil diamankan di Koramil Beoga Kabupaten Puncak.

Hingga kini aparat TNI-Polri masih melakukan pengamanan dan pengejaran terhadap anggota KKB yang melakukan penembakan.

5. Tembak Mati Pendeta

Kasus penembakan tokoh agama ini yang sempat bikin geger. Pemerintah Indonesia pun sampai membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) dari Kemenkopolhukam.

Bahkan, keluarga pendeta Yeremia Zanambani yang tewas ditembak di Kabupaten Intan Jaya, Papua, September lalu, menolak proses perkaranya digelar di pengadilan militer dan menuntut dilakukan di pengadilan hak asasi manusia (HAM).

"Karena kami tidak meyakini peradilan militer dapat mengungkap kebenaran dan menghukum pelaku sesuai perbuatannya serta memberikan keadilan bagi kami," kata Rode Zanambani, anak pendeta Yeremia, Selasa (10/11/2020) lalu


Sumber berita : https://medan.tribunnews.com/amp/202...napa-ditembaki

Komentar TS :
Apapun agamanya...pemuka agama dari manakah dia...janganlah kamu mengolok-oloknya apalagi sampai membunuhnya..karena ada Khamma(karma) yg berjalan menanti mu

Dalam pandangan Buddha, Karma merupakan suatu hukum yang tidak bisa ditawar. Karma juga merupakan suatu hasil penitikberatan sebab-akibat sendiri untuk penderitaan dan kebahagiaan.
Diubah oleh Projo.Id 11-04-2021 12:37
muhamad.hanif.2
dr.web
selldomba
selldomba dan 2 lainnya memberi reputasi
1
1.3K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.9KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.