Sebagai pria walaupun usia sudah menua tetap saja punya tenaga yang eksplosiv, makanya ada yang bilang "tua-tua keladi makin tua makin menjadi" maklum lah pria tidak ada kata monopause. Kalau tubuh mereka sehat mau sampai kapanpun tetap saja bertenaga walau durasi mungkin tidak sekuat masa muda.

Kisah ini dimulai dari Dusun Cippaga, Desa Bana, Kecamatan Bontocani, Bone, Sulawesi Selatan, seorang pria tua berumur 58 tahun bernama Bora merasa kesepian. Hidupnya telah lama melajang, kekayaan yang ia kumpulkan terasa sia-sia bila tidak ada pendamping.



Dia tahu umur manusia tidak seperti malaikat yang abadi, ada masanya di rentang 100 tahun sudah jarang yang masih bisa merasakan kenikmatan dunia. Kalau pun ada hidupnya pasti sangat tersiksa kembali menjadi bayi, walau fisik sehat, pikiran sudah tidak bisa dikatakan normal, terkadang sudah sangat pikun, bertingkah seperti anak-anak.

Maka bagi anak-anak yang tak mau direpoti oleh orang tuanya, mereka akan mengirimnya ke panti Jompo. Hidup bersama teman-temannya yang jompo, hanya di tengok sebulan sekali oleh anaknya yang sibuk mengurusi harta dunia. Dari sanalah Bora berfikir, hidupnya yang sendiri dengan harta yang berlimpah semua itu mau di bawa kemana?



Ia putuskan untuk menikah dan melamar seseorang yang masih kerabatnya yang sebanding umurnya dengan dirinya. Namun wanita itu menolak, pernikahan yang kandas membuat dirinya trauma. Ia memang tak berniat menikah setelah sanggup membiayai 3 orang anaknya sebagai orang tua tunggal.

Lalu ia menawari putri sulungnya saja yang menikah yang bernama Ira dan masih berumur 19 tahun, Bora yang memang sudah lama melajang tidak menolak tawaran si Ibu. Dan Ira pun sepertinya ada perasaan yang sama, karena sosok Bora bukan hanya sebagai suami tapi juga seorang Ayah.



Karena lebih ngemong, lebih bisa memberikan arahan dengan kapasitasnya sebagai orang yang lebih dituakan. Dan pernikahan itu pun berlangsung dengan lancar, namun Bora tau harta dunia tak akan dibawa mati.

Maka, pernikahan tersebut maharnya pun tak tanggung-tanggung kebun 1 hektar dan uang 10 juta. Dan kisah inipun berakhir dengan kebahagiaan.

Apa tanggapanmu dengan hal ini, sebuah kisah nyata di tanah Sulawesi apa yang dilakukan Bora itu pria yang sejati? Dan yang dilakukan Ira adalah realistis, karena kita tahu anak muda sekarang lebih melihat harta!! Menikah karena cinta adalah kisah klasik zaman siti nurbaya, benarkah demikian? Silahkan ungkapkan isi hatimu di kolom komentar.



Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, semoga bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik
Pic : google