si.matamalaikat
TS
si.matamalaikat
Operation Cottage - Kisah Operasi Militer Terbodoh yang Pernah Dilakukan Amerika
Bicara soal perang, Amerika Serikat memang jagonya. Dari perang Dunia, Perang Vietnam, sampai Perang di Timur Tengah, negara adidaya ini selalu ikut serta. Mungkin selama ini kita sering mendengar Amerika selalu sukses menjalankan setiap misinya. Namun, ada cerita unik sekaligus konyol selama Perang Dunia 2 yang melibatkan Amerika.

Bisa dibilang operasi militer yang dilakukan kala itu adalah operasi terbodoh yang pernah dilakukan Amerika selama Perang Dunia 2. Sebelum kita ke inti cerita, TS akan menjelaskan akar masalah dari kejadian yang berakhir konyol ini.

Operasi militer yang dilakukan Amerika waktu itu adalah untuk merebut kembali Pulau Kiska yang dikuasai oleh Jepang. Di bawah pimpinan Kapten Takeji Ono, Jepang mendarat di Pulau Kiska pukul 01:00 pada tanggal 7 Juni 1942 bersama 500 pasukan marinir Jepang. Tidak lama setelah mendarat, mereka menyerbu stasiun cuaca Amerika Serikat. Mereka membunuh dua orang dan menangkap delapan perwira Angkatan Laut Amerika Serikat. Delapan orang tersebut kemudian dijadikan tahanan perang di Jepang.

Selanjutnya 2.000 tentara Jepang kemudian tiba di Kiska Harbor. Waktu itu, Laksamana Muda Monzo Akiyama memimpin serangan ke Kiska. Pada Desember 1942, satuan anti-pesawat, teknisi, dan infanteri bantuan tiba di pulau ini. Selain mengirim tentaranya, Jepang juga membawa 500 pekerja sipil ke pulau itu untuk membangun fasilitas pelabuhan dan sistem gua serta terowongan yang rumit di seluruh dataran tinggi berbatu.




Saat pasukan sekutu mendarat di Pulau Kiska.

Ilustrasi: wikipedia.org



Sekilas tentang Pulau Kiska, pulai ini merupakan bagian dari Kepulauan Aleut, berupa rangkaian pulau vulkanik yang membentang dari daratan Alaska hingga ujung barat Laut Bering. Daerahnya gersang, berangin, dan diselimuti kabut abadi. Jepang sangat tertarik pada Kepulauan Aleut karena geografi yang unik. Dengan menduduki lokasi strategis utama di sepanjang Aleut, Jepang berharap bisa mengontrol dan mempertahankan batas utara kerajaan di wilayah Pasifik mereka yang mulai berkembang.

Upaya merebut kembali Pulau Kiska mulai dirintis akhir tahun 1942. Laksamana Ernest J. King (Kepala Operasi US Navy) memerintahkan Laksamana Chester Nimitz (Panglima Armada Pasifik US Navy) untuk menyiapkan pasukan guna merebut kepulauan di lepas pantai Alaska itu.

Bersama Letjen John L. DeWitt (Panglima Komando Pertahanan Barat), Nimitz merancang operasi pembebasan Kiska. Laksda Thomas C. Kinkaid ditunjuk sebagai komandan pasukan gabungan yang akan menyerbu Kiska dan pulau-pulau lain di Aleut, Amerika kemudian mulai memblokade laut dan membombardir Aleut dari udara. Operasi ini disebut sebagai Operasi Landcrab yang dimulai pada Mei 1943.

Akibatnya, sejak Maret 1943 Jepang hanya bisa menyalurkan logistiknya lewat kapal selam. Kesuksesan Kinkaid merebut Pulau Attu lewat Operasi Landcrab pada Mei 1943, membuat AS semakin percaya diri bisa merebut kembali Pulau Kiska yang dijaga sekitar 7000 personel garnisun Jepang.




Saat pasukan Jepang mendarat di Pulau Kiska tahun 1942.

Ilustrasi: wikipedia.org



Setelah jatuh banyak korban akibat peristiwa pemboman oleh Amerika, para petinggi militer Jepang mulai menyadari bahwa pulau terpencil itu tidak lagi dapat dipertahankan. Mereka kemudian merencanakan untuk mengevakuasi seluruh pasukan dari pulau tersebut.

Pada tanggal 29 Juli 1943, Laksamana Muda Kimura Masatomi memimpin dua kapal penjelajah ringan dan sepuluh kapal perusak. Ia menyelinap melalui blokade Amerika di bawah selubung kabut dan berhasil menyelamatkan 5.193 orang.

Operasi tersebut melibatkan kapal penjelajah ringan Abukuma dan Kiso, serta kapal perusak Yugumo, Kazagumo, Usugumo, Asagumo, Akigumo dan Hibiki. Kapal perusak Hatsushimo, Naganami, Shimakaze dan Samidare kemudian juga ditugaskan untuk melindungi operasi tersebut. Evakuasi seluruh pasukan Jepang tersebut berhasil dengan lancar dan tanpa sepengetahuan Amerika dan sekutunya.




Penjatuhan bom di Pulau Kiska oleh USAF.

Ilustrasi: Library of Congress, Prints & Photographs Division, FSA/OWI Collection



Sebelum melakukan pendaratan pasukan di Kiska, selama bulan Juli tahun 1943 pesawat bomber AS menjatuhkan 424 ton bom di Kiska, sementara di lepas pantai, kapal penjelajah dan kapal perusak Angkatan Laut AS menembakkan total 330 ton munisi ke pulau itu. Setelah serangkaian serangan tersebut, kemudian operasi pengintaian dari udara dilakukan tanpa henti.

Pada akhir bulan Juli tahun 1943, mulai ada peningkatan tanda-tanda penarikan diri pasukan Jepang. Dari hasil analisis foto udara, memperlihatkan bahwa aktivitas rutin di pulau itu sangat berkurang drastis dan hampir tidak ada pergerakan yang dapat dideteksi di pelabuhan. Kerusakan bangunan akibat serangan bom tampak belum diperbaiki, para awak pesawat yang berpatroli juga melaporkan tembakan anti-pesawat sudah sangat berkurang. Pada tanggal 28 Juli, sinyal radio dari Kiska pun berhenti sama sekali.

Para analis dari intelijen Sekutu beranggapan Jepang telah mengevakuasi pasukannya dari Kiska secara diam-diam. Namun, Kinkaid menolak pendapat itu dan terus melanjutkan Operasi Cottage. Maka, pada pagi hari tanggal 15 Agustus Kiska kedatangan 600 personel pasukan SSF, kemudian disusul ribuan pasukan TF51 dan TF16. Pendaratan berjalan lancar karena terlindungi kabut pekat.

Operasi merebut Pulau Kiska tersebut, kemudian dinamai 'Operasi Cottage'. Dengan mengerahkan dua gugus tugas penuh US Navy, TF51 dan TF16, ditambah lima tim tempur resimen. Kinkaid kembali ditunjuk memimpin invasi yang dijadwalkan tanggal 15 Agustus tersebut.




Pendaratan pasukan sekutu di Kiska, pasukan Amerika dari selatan sementara pasukan Kanada dari utara.

Ilustrasi: wikipedia.org



Mayjen Charles Corlett waktu itu yang ditunjuk untuk memimpin pasukan darat guna menyerang Kiska. Total pasukan yang datang waktu itu berjumlah 34 ribu personel terdiri dari pasukan Amerika dan Kanada. Pasukan Amerika mendarat di pantai selatan sementara pasukan Kanada nendarat di pantai utara. Dalam Operasi Cottage ini didukung oleh 40 kapal perang dari berbagai jenis dan 250 pesawat.

Namun, hingga beberapa jam setelah mendarat di pulau, kemudian pasukan sekutu tak menemukan seorang pun tentara Jepang. Laporan pertama oleh pasukan SSF disampaikan pukul 09.15. Laporan ini adalah indikasi awal mengenai pergerakan musuh. Laporan mengatakan ‘pos-pos terdepan musuh semua telah tutup, semua personel telah pergi.

Para pasukan Amerika dan Kanada saat itu sama sekali tak melihat tanda kehadiran tentara Jepang, membuat mereka justru bingung dan khawatir. Begitu malam, tembak-menembak pun dimulai. Baik pasukan AS dari selatan maupun pasukan Kanada dari sisi utara, mereka mengira tembakan itu berasal dari pasukan Jepang. Terkadang suara ledakan granat tangan yang terdengar meyakinkan mereka bahwa akhirnya sudah mulai kontak senjata dengan musuh.




Pendaratan pasukan sekutu di Pulau Kiska.

Ilustrasi: wikipedia.org



Setelah melewati malam dingin tanpa tidur, psikologis pasukan Sekutu semakin tak karuan di hari kedua. Kebingungan pasukan Sekutu makin bertambah ketika mereka mengevakuasi mayat atau membawa rekan-rekan mereka yang terluka ke rumah sakit di pantai.

Mereka berpikir ada yang salah di sana, tak satu pun tubuh tentara Jepang ditemukan. Tak ada yang bisa ditemukan untuk menunjukkan bahwa musuh telah mendekati garis pertahanan Amerika. Hanya ada darah orang Amerika yang tumpah, dan tak seorang pun orang Jepang yang ditemukan menjadi korban operasi tersebut.

Sungguh operasi militer yang tragis, pasukan Kanada dan Amerika justru saling menembak sekaligus membunuh satu sama lain. Pasukan Jepang yang mereka cari ternyata sudah mengosongkan pulau tersebut. Pada tanggal 18 Agustus para pasukan Sekutu tetap tak menemukan tentara Jepang, pimpinan akhirnya memutuskan Operasi Cottage selesai. Pulau Kiska pun resmi kembali ke pangkuan Amerika.

Para analis intelijen AS benar, Jepang sudah pergi. Pasukan Kimura tiba di Kiska pada pukul 01:40 tanggal 29 Juli, tanpa insiden lebih lanjut. Dalam waktu satu jam, kapal-kapal Jepang yanhg dikirim waktu itu dengan cepat mengevakuasi 5.193 personel dan memulai perjalanan pulang beresiko.




Thomas Cassin Kinkaid, orang yang betanggung jawab dalam operasi konyol waktu itu.

Ilustrasi: history.navy.mil



Tidak satu pun anggota garnisun Jepang yang tersisa waktu itu, meskipun sebagian besar senjata ditinggalkan atau dibuang di pelabuhan. Sebenarnya sebelum berangkat, para pasukan Jepang meletakkan ranjau di laut maupun di darat, serta memasang berbagai peledak dan jebakan untuk memberi kesan bahwa pertahanan pulau itu masih ada.

Dalam kejadian penyerbuan pulau kosong ini, total kedua negara kehilangan 113 pasukan. Mayoritas pasukan yang tewas berasal dari kapal perang USS Abner Read yang terkena ranjau laut Jepang. Sebagian lain, tewas oleh jebakan serta ranjau Jepang, dan sekitar 24 orang tewas akibat "friendly fires" antara pasukan Amerika dan Kanada yang saling salah sangka.

Tak heran jika Operasi Cottage menjadi operasi militer terbodoh sekaligus terkonyol yang pernah dilakukan oleh Amerika semasa Perang Dunia 2, bagaimana bisa mereka malah membunuh rekan sendiri ? Ketidakpercayaan Kinkaid kepada hasil patroli udara waktu itu justru menyebabkan korban jiwa di pihak Sekutu. Bahkan lebih jauh, kegagalan operasi ini sudah tertulis dalam tinta sejarah, dan tak akan pernah bisa dihapus lagi.




Referensi: 1.2.3.4
Ilustrasi Gambar: wikipedia.org
indramamothaygilagilitypudurdeluck
pudurdeluck dan 49 lainnya memberi reputasi
48
11.1K
73
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & Xenology
icon
6.5KThread10.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.