LovembersAvatar border
TS
Lovembers
MANTAN TER-GILA


Sinopsis:

Ruby adalah seorang wanita karir yang sukses, dia memutuskan meninggalkan pekerjaan dan seluruh kehidupannya yang mewah di Jakarta lalu pindah ke Yogyakarta hanya demi mengejar Arya, mantannya ketika SMA. Bagaimana perjuangan Ruby merebut hati Arya kembali?

PART 1


JAMBORE 2010

Ruby dan Arya adalah peserta Jambore 2010, mereka sama-sama terlibat cinta monyet saat mewakili kepramukaan SMA masing-masing. Arya naksir Ruby waktu menonton Ruby bernyanyi mewakili SMA PUTRI.

Ketika itu Arya suka karena Ruby gadis pintar, dia memenangkan beberapa perlombaan juga supel, sedangkan Ruby melihat Arya sebagai cowok yang imut-imut, kulit Arya putih karena dia memang keturunan Chinese apalagi matanya yang sipit akan segera lenyap tinggal segaris kalau Arya ketawa.

Tapi lama-lama rupanya Arya menjadi ilfill sama Ruby, Ruby yang cerewet terlalu menyebalkan buat Arya yang tidak banyak bicara, oleh karena itu, Arya memutuskan bahwa hubungan mereka hanya sebatas di acara perkemahan saja.

Arya tidak menganggap serius hubungan mereka saat itu, Arya hanya butuh teman disaat acara terakhir perkemahan, Arya merayu Ruby untuk bercinta, dan bodohnya Ruby, dia mau saja diajak Arya mojok karena beda dengan Arya. Ruby langsung menganggap Arya adalah cinta pertama dan terakhirnya.

"Saat bernyanyi solo aku merasa punya koneksi yang jelas dengan penonton, aku tahu sangat mengecewakan karena ibuku tidak datang. Tapi saat itu aku merasa semua orang adalah ibuku, biar sajalah, dia hanya marah karena aku tak ikut tes lomba matematika, dia bahkan sebenarnya tak mengizinkanku ikut Jambore, tapi kemudian aku menghubungi ayah yang sedang berbulan madu di Lombok, kubilang aku berpikir untuk bunuh diri, jadi disinilah aku sekarang." Ruby terus nyerocos tanpa henti sementara Arya diam saja berjalan di sampingnya menuju gerbang keluar.
"Kau tahu Arya? ini adalah perkemahan yang terbaik dalam hidupku dan kamulah penyebabnya."

Bicara Ruby memang cepat dan banyak, kadang ada hal hal yang sebenarnya tidak penting tetap saja dibicarakannya.

"Mmmh ayah dan ibuku sudah menjemput, aku hanya ingin mengatakan ini adalah perkemahan yang menyenangkan," tutur Arya.

"Ya...ya benar sekali, kita bertemu dan jatuh cinta," sela Ruby, "Kau tahu? kau yang pertama melakukannya Arya."

"Tapi kita tidak..." ujar Arya.

Teeet...teeet...suara klakson mobil Noor ibu Ruby berbunyi.

"Sebentar Bu...aku sedang perpisahan dulu dengan pacarku," teriak Ruby. "Maaf tadi kau bilang apa aku tidak menyimak?"

"Tapi kita terlalu banyak perbedaan, Kau sangat dramatis dan...emmh aneh, entahlah...mungkin kita harus putus sebentar?" kata Arya. "Kamu percaya kan kalau jodoh pasti takkan kemana mana."

"Apa? tunggu...tidak Arya, aku mencintaimu," ucap Ruby. "Kenapa kau tiba tiba berubah seperti ini?"

"Terima kasih untuk itu, serius..." sahut Arya.

"Ayoo Arya," teriak ayah memanggil.

"Selamat tinggal Ruby, sampa jumpa." Arya lalu lari pulang sambil melambaikan tangan kearah Ruby.

"Tunggu...tapi, apa? aku aku tidak dramatis...Arya aku tidak dramatis!" Teriak Ruby dengan mimik dramatis.

Teeet...teeet...untuk sekian kalinya klakson mobil Noor dibunyikan. "Ruby, ayo pulang...atau ibu tinggal nih."

"Ya Tuhan diamlah buuu aku kesana!" pekik Ruby. Sambil berjalan langsung masuk ke mobil Noor dengan tampang kesalnya.

"Astaga Ruby, apa itu cupang di lehermu? dengar...kalau terjadi apa-apa kita langsung cari dukun beranak yang bisa menggugurkan, tak ada apapun yang bisa merusak masa depan dan karirmu, kau dengar Ruby? kau dengar ibu tidak? sekali lagi masa depanmu yang paling utama," celoteh Noor. Rupanya cara bicara Ruby yang cepat warisan dari Noor.

***

SEPULUH TAHUN KEMUDIAN

Setiap pagi Ruby masih menerima rutinitas ocehan dari ibunya, walaupun sekarang tidak langsung, tetapi via telefon. Noor memang suka sekali mendikte Ruby, apalagi kalau urusan pacar dan pekerjaan. Karena itu juga alasannya kenapa Ruby malas mengenalkan pacar pada Noor.

Jadi setiap Noor menelefon, Ruby hanya memijit loud speaker lalu rebahan lagi. Dan membiarkan Noor ngoceh sendiri.

"Ruby ini ibu, apa kau memenangkan kasus Conrain? kau mau mendapatkan kenaikan pangkat kan? Jadi itu sangat penting, itu yang sudah susah payah kita upayakan. Tapi aku rasa kau tidak peduli dengan pendapat ibu. Aku yakin kau malah sudah memberitahu ayahmu dan wanita sialan itu,"

Sudah menelfon setengah jam dan ibunya masih saja mengoceh. Ruby cuma bisa nguap dan nguap tanpa mengomentari ocehan Noor.

"Omong-omong, ibu harus pergi...hari ini dokter ahli kulit akan memberitahukan itu kanker atau bukan. Awas ya nak nanti malam sebelum tidur akan ibu telefon lagi. Sampai jumpa!"

Ruby menutup teleponnya.

...apalagi yang anda tunggu? oleskan nikmati, tanyakan pada diri anda kapan terakhir anda benar-benar bahagia...

Sebuah iklan mentega di TV benar-benar menyadarkan Ruby bahwa dia tidak bahagia dengan karirnya. Ruby merasa selama ini dia hanya jadi budak uang, juga budak ibunya. Mulai sekolah dan karir, Noor lah yang menentukan dimana dan harus bagaimana, lama lama Ruby jenuh.

Setelah mandi dan sarapan, Ruby berangkat kerja, dia adalah wanita beruntung. Sebuah Firma hukum terkenal merekrut dia menjadi salah satu pengacaranya.

Di firma itu, karena kepintarannya dia berhasil jadi pengacara wanita yang sukses, tapi sekali lagi, rutinitas pekerjaan dan kehidupan mewahnya sekarang tidak membuat Ruby bahagia.

***

"Selamat pagi, apa orang-orang dari Conrain sudah menghubungi soal persetujuan pinjaman? mengapa mereka lama sekali." Ruby sibuk memeriksa berkas sementara Nora, teman sekantornya hanya senyum-senyum sendiri.

"Apa? Ada apa?" tanya Ruby.

"Laura ingin bertemu kamu." Nora masih senyum-senyum sendiri.

"Apa? Sekarang? Kenapa?" Ruby kaget karena dipanggil bos nya.

"Kau dipromosikan, menjadi rekanan sekarang juga!" mata Nora melirik Laura yang mengobrol dengan David.

"Sekarang?" Ruby masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan Nora. "Ini hebat,ini fantastis!"

"Ya aku tahu," ujar Nora.

Kemudian Ruby kembali teringat iklan di tv tadi pagi. 'Kapan terakhir anda bahagia?' dan ia tidak yakin apakah selama ini uang, fasilitas dan karir yang dia dapatkan pernah membuatnya bahagia.

"Kenapa melamun?" tanya Nora.

"Eumm tidak apa-apa, aku hanya ingin smoothies. Aku tadi belum sarapan jadi aku aneh kalau belum terkena protein." Ruby meninggalkan Nora di meja kerjanya.

"Kau akan pergi kemana?" Nora masih bingung dengan tingkah Ruby.

"Aku akan ke cafetaria samping kantor.

"Ini hebat, aku sangat bahagia, ibu pasti akan ikut bahagia..." Ruby bicara sendiri sambil berjalan menuju cafe.

"Seperti ini rasanya bahagia, bahagia...menyenangkan, mengaggumkan!" Ruby terus saja bergumam. "Memang begini rasanya bahagia, kenapa kau jadi panik?" Ruby masih bicara sendiri. "Ya Tuhan, aku tak berdoa padamu karena lebih percaya sains, tapi aku sekarang benar-benar bingung, beri petunjuk. Amin!" Ruby memalingkan kepala ke arah Baligo diatas penyebrangan jalan. Terpampang iklan yang sama. "Aarggh iklan yang aneh."

Tapi apa itu, dipenyebrangan jalan Ruby melihat seseorang yang dikenalnya, orang yang dia cintai bertahun-tahun silam.

"Arya Wiguna..." Bisik Ruby.

Tanpa membuang waktu Ruby berlari menghampiri Arya yang baru saja menyeberang.

"Arya...Arya Wiguna!" Ruby memanggil Arya.

"Ruby Shelia? astaga!" Arya memastikan.

"Astaga ini benar-benar Arya, muncul tiba-tiba setelah 10 tahun. Aneh sekali kan?" Ruby kegirangan.

"Ya..." ujar Arya. "Kita tak bertemu sejak perkemahan terakhir, kau tak kbali kemah tahun depannya ya?"

"Iya, ibuku memaksaku ikut ujian sains itu ini, jadi ya..." jawab Ruby.

"Aku selalu berharap bertemu kau lagi, kita sangat bahagia saat perkemahan itu." Arya mengenang. "Mungkin kau sudah lupakan itu."

"Ya aku lupa, tidak deh aku ingat sebagian... sebenarnya aku ingat semua itu." Ruby gugup. "Jadi kau tinggal di Jakarta? kapan-kapan kita jalan ya."

"Baiklah, iya aku sudah 8 bulan di Jakarta, tapi sebenarnya aku akan pulang ke Yogyakarta. Tadinya aku fikir akan sukses bisnis di kota besar ini. Tapi persaingannya sangat sulit, lalu kemudian aku tersadar bahwa aku telah terjebak dengan pengejaran yang tak berarti. Benarkan? di Jogja semua sangat sederhana dan menyenangkan. Entahlah, seperti nya semua orang Jogja bahagia." Arya bercerita tentang tujuannya ke Jakarta.

"Bahagia?" bisik Ruby. "Di Jogja ada pantai kan?"

"Tentu saja, hanya 1-2 jam dari kota," ujar Arya. "Aku sering kesana bersama teman cuma sekedar makan seafood dan minum bir."

"Menyenangkan sekali," kata Ruby.

"Andai aku tahu kau akan seperti ini, sukses dan cantik. Aku pasti tidak akan melepaskanmu." Arya tersenyum sangat manis. "Ini kartu namaku, kalau ke Yogyakarta mampir ya."

*Jatuh cinta*

Tiba-tiba terdengar suara dari langit membuat Ruby kaget.

*Jatuh cinta dan bahagia di Yogyakarta*

"Apa sih?!" Ruby menjawab suara dari langit.

Tiba-tiba terbersit di fikirannya untuk menyusul Arya tinggal di Yogyakarta.

Bersambung...
Diubah oleh Lovembers 02-04-2021 12:39
indrag057
bunda2411
nomorelies
nomorelies dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.4K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.5KThread41.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.