samsol...Avatar border
TS
samsol...
Ali Imron Beberkan Sebab Paham Terorisme Sulit Hilang di RI

Jakarta - Pelaku Bom Bali I Ali Imron mengatakan paham terorisme sulit hilang dari Indonesia. Ali Imron menuturkan ada sejarah panjang yang menyebabkan jiwa radikal di tengah masyarakat berkembang.

"(Deradikalisasi) itu sampai sekarang saya lakukan. Itu saja sangat sulit untuk mengerem. Jadi sulit sekali. Indonesia ini beda, beda dengan tetangga kita, Malaysia," kata Ali Imron kepada Blak-blakan detikcom di Polda Metro Jaya, Jumat (2/4/2021).

Ali Imron menyebut Negara Islam Indonesia (NII) pernah ramai disorot dan setelah itu dilarang. Ali Imron dan kawan-kawannya di Jamaah Islamiyah adalah penerus cita-cita tokoh NII.

"Latar belakang Indonesia pernah ada NII, ini ada penerusnya, di antaranya kami ini, Jamaah Darul Islam. Bahkan Jamaah Darul Islam dimasukkan sebagai pemberontakan DI/TII," ucap Ali Imron.

"Kami inilah yang akhirnya mengawali aksi teror dengan cara pengeboman di Indonesia. Jadi latar belakang di situ beda. Lalu ada terjadi juga kerusuhan di Tanjung Priok (tahun) 1984, kerusuhan di Talang Sari, Lampung," sambung Ali Imron.

Dia menyampaikan peristiwa-peristiwa itu memiliki dampak signifikan terhadap penyebaran paham radikal. Oleh sebab itu, lanjut dia, penanganan terorisme dan radikalisme di Indonesia jauh berbeda dengan negara-negara tetangga.

"Ini kerusuhan-kerusuhan yang membawa dampak yang luar biasa terhadap perkembangan yang dianggap--sekarang bahasanya itu--radikal. Jadi beda, beda sekali kalau disamakan dengan negara-negara yang lain," tutur Ali Imron.

Dia kemudian menceritakan, konflik horizontal di Indonesia pulalah yang melatarbelakangi dirinya bersama kelompok JI bertolak ke Afganistan. Dia menyebut, sejak 1985 hingga 1996, ada ratusan warga negara Indonesia (WNI) yang hijrah ke Afganistan.

"Begitu juga karena latar belakang itulah, dari kami berangkat ke Afganistan. Ratusan orang dari tahun '85 sampai '96, saya yang nutup itu, itu belum selesai," terang Ali Imron.

"Begitu Taliban berkuasa, mulailah dari orang JI, yaitu Hambali sama Mukhlas almarhum, hubungan sama Osama (Osama bin Laden), kirim lagi ke Afganistan," lanjut Ali Imron

Masih kata dia, Ali Imron dan kelompoknya kemudian menemukan masyarakat yang dinilai satu perjuangan dengan mereka, yaitu masyarakat di Mindanao, Filipina Selatan.

"Kemudian mulai '94, kami menemukan tempat di Mindanao, Filipina Selatan, karena ada jihad di sana, Muslim Uighur melawan pemerintah sana," ujar Ali Imron.

Ali Imron juga memohon kepada masyarakat untuk tak mengembuskan isu liar tatkala ada kejadian teror. "Mohon jangan berkomentar seperti itu, contohnya kalau ada aksi (teror), 'Oh itu rekayasa', 'Oh itu konspirasi," tutup Ali Imron.

https://news.detik.com/berita/d-5521...rom=wpm_nhl_17

pernah liat ada montir sepeda motor mau baikin motor mogok merk A tapi yg di kutak kutik malah motor merk B.emoticon-Hammer2

Pernah liat seorang dokter sedang mengobati pasien A tapi yang malah di periksanya pasien B..emoticon-Hammer2

Pasti kagak bakal nemu di dunia ini orang model2 kaya ginian kecuali di ...emoticon-Leh Uga

Akhir kata ane hanya mau bilang jgn menunggu kehancuran bangsa ini baru kalian yg denial2 menyesal.
Sangat2 terlambat dan sangat2 percuma penyesalan tersebut.

Akui ada yg salah di internal dan perbaiki kerusakan tersebut.
Mereka akan tumbuh subur bila kalian terus menerus denial bahwa ini tidak ada.
Cobalah lebih berpikir dgn akal sehat.
Ini soal manusianya bukan agamanya yg mau di basmi.
Bantulah aparat keamanan membersihkan otak2nya biang kesesatan di kalangan internal.
Sudah banyak korban yg berjatuhan.
emoticon-Traveller








voorvendetta
mirai39idx
b.omat
b.omat dan 27 lainnya memberi reputasi
24
4.1K
88
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.