Pagi-pagi Chrome menampilkan berita kecelakaan di berandanya. Diberitakan oleh Kompas, bahwa seorang anak usia 14 tahun terlindas truk di Jalan Raya Siliwangi, Pamulang, Tangerang Selatan, pada Kamis (23/3/2021) kemarin.

Menurut seorang saksi yang bekerja sebagai petugas parkir, korban dan teman-temannya kerap berkumpul di sekitar lokasi. Setiap malam, sekira empat atau lima orang dari mereka menyetop truk yang lewat. Untuk apa? Bikin konten, Gan Sis!

Oleh warga, kumpulan anak-anak (atau remaja kali ya?) tersebut kerap dibubarkan karena aksi mereka yang membahayakan. Tapi mereka datang lagi dan lagi. Kumpul, dan beraksi lagi. Beberapa orang menyetop truk, yang lain merekam. Kemudian hasilnya diunggah ke media sosial.

Bermodal info dari berita, kutelusuri akun kelompok anak ini. Hasilnya, di Youtube tidak ketemu, tapi di Instagram ada. Entah kalau di Tiktok atau aplikasi lain, aku tidak punya.

Membaca tentang kenekatan mereka, kupikir akunnya punya postingan yang banyak dengan follower bejibun, sehingga menerima endors dari banyak brand. Boro-boro! Barangkali mereka sedang “meniti karir” untuk menjadi selebgram, tapi dengan cara kelewat nyeleneh.

Pada akun Instagram pamulangstrees279 itu, hanya ada tujuh postingan. Jumlah pengikut dan diikuti punya selisih yang tidak terlalu besar. Benar-benar akun Instagram yang tidak spesial.

Memang, tujuh video pendek postingan mereka ditonton ribuan kali. Tapi tak jelas apa yang hendak mereka bagikan pada 200an orang followernya. Agak maklum sih, namanya juga bocah. Masih labil. Tapi aku tetap tak habis pikir, kenapa mereka akhirnya bisa punya ide senekat itu. Siapa sih pencetusnya? Apa motivasinya?

Satu-satunya hikmah dari kecelakaan tersebut adalah (semoga) berakhirnya aksi nekat mereka menghentikan truk. Risiko yang didapat tak sebanding dengan keuntungan, yang entah kapan bisa dinikmati. Siapa yang salah? Orang tua, pergaulan, … yang jelas bukan sopir truk!

Berbeda dengan kasus kematian salah seorang selebgram di Sulawesi beberapa pekan lampau, yang mana akunnya segera lenyap. Akun para bocah ini masih ada, dan bisa ditebak, apa komentar para warganet di video mereka.

Eh, jangan-jangan yang nonton video ribuan kali itu warganet yang datang belakangan? Yang mencari akun mereka karena berita, dan nonton untuk membully. Ah entahlah, semoga tidak ada konten nyeleneh lagi setelah ini. Dan para pembuat konten bisa memilah ide yang unik namun tetap waras.