perojolan13Avatar border
TS
perojolan13
APBN Defisit 6,1 Persen Tangani Pandemi, Sri Mulyani: Pajak Kita Lagi Megap-megap


FAJAR.CO.ID, JAKARTA– Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengatakan, pemerintah kerja keras dalam melakukan penanganan Covid-19. Pemerintah membantu berbagai sektor yang terdampak Covid-19 melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai instrumen fiskal yang menjadi countercyclical selama pandemi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, bahkan APBN mengalami defisit hingga 6,1 persen dari pendapatan domestik bruto atau PDB untuk menopang kebutuhan penanganan krisis yang membengkak. Hal itu karena pengeluaran negara lebih besar daripada pendapatan.

“Pembayar pajak kita semua lagi megap-megap,” ujarnya secara virtual, Kamis (25/3).

Sri Mulyani memaparkan, sepanjang 2020 pihaknya menganggarkan dana pemulihan ekonomi nasional atau PEN mencapai Rp 695 triliun sebagai respons fiskal atas terjadinya krisis. Jumlah tersebut terserap Rp 553 triliun sampai akhir tahun. Kemudian, dana PEN masih dilanjutkan pada tahun ini dengan jumlah hampir Rp 700 triliun atau naik dari rencana sebelumnya sebesar Rp 330 triliun.

Lebih jauh, Sri Mulyani menuturkan, APBN telah memberikan bantuan dalam bentuk subsidi bagi masyarakat yang mengalami penurunan pendapatan, terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), hingga memberikan stimulus bagi dunia usaha.

Selain itu, instrumen fiskal juga membantu kelompok sosial masyarakat dan institusi pendidikan, seperti sekolah dan pesantren, melalui bantuan yang disalurkan dalam bentuk insentif kuota Internet.

Menurutnya, pemerintah terus memutar otak melalui kebijakan fiskal agar ekonomi RI tidak terkontraksi lebih dalam saat konsumsi, investasi, hingga ekspor dan impor mengalami pelemahan. Sebab, dalam memutuskan kebijakan, pemerintah tidak hanya memikirkan pemulihan ekonomi, namun juga mendorong agar seluruh sektor tumbuh lebih kuat setelah pandemi berakhir.

link

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, bahkan APBN mengalami defisit hingga 6,1 persen dari pendapatan domestik bruto atau PDB untuk menopang kebutuhan penanganan krisis yang membengkak. Hal itu karena pengeluaran negara lebih besar daripada pendapatan.



“Pembayar pajak kita semua lagi megap-megap,” ujarnya secara virtual, Kamis (25/3).
maleo.pejuang
scorpiolama
tien212700
tien212700 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
2.5K
66
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.9KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.