jaka.sembvngAvatar border
TS
jaka.sembvng
Mualaf Tanpa Dibujuk, Yahya Waloni: Beda Dengan 'Sebelah', Islam Gak Ada Indomisasi



Yahya Waloni. YouTube /An-Najah TV.


Terkini.id, Jakarta – Seperti yang kita tahu, pendakwah kontroversial Yahya Waloni merupakan seorang mualaf yang sebelumnya memeluk agama Kristen.
Tak hanya itu, ia juga mengakui dirinya sebagai mantan pendeta sebelum membanting setir menjadi seorang pendakwah beragama Islam.


Hanya saja, klaim sebagai mantan pendetanya tersebut hingga saat ini masih banyak dipertanyakan oleh orang-orang.


Hal itu karena beberapa pihak sudah pernah melakukan penelusuran dan hasilnya justru mengerucut pada dugaan bahwa Yahya Waloni mengarang soal pernah menjadi pendeta sebelumnya.

Namun, terlepas dari benar atau tidaknya kabar bahwa ia tak pernah menjadi pendeta itu, rupanya Yahya Waloni mengaku telah mempelajari Al-Qur’an sejak lama.



Dalam sebuah tayangan video di kanal YouTube An-Najah TV yang dilihat terkini.id pada Rabu, 24 Maret 2021, Yahya mengaku telah mempelajari Al-Qur’an selama delapan tahun sebelum memutuskan untuk menjadi seorang mualaf.

Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa ia memeluk Islam karena keinginannya sendiri tanpa dibujuk oleh siapa pun.


“Saya sudah pelajari Al-Qur’an selama delapan tahun baru saya masuk Islam. Bukan terpengaruh karena orang Islam yang bujuk, gak ada,” tutur Yahya Waloni, seperti dikutip terkini.id.

Menurut Yahya Waloni, dalam Islam sendiri tidak ada yang namanya Indomisasi ataupun Islamisasi.


Ia lantas membandingkan dengan menyebut “sebelah sana” terkait adanya program Indomisasi, kristenisasi, atau pemurtadan yang menurutnya merupakan pendangkalan akidah.


“Di Islam ini gak ada Indomisasi, Islamisasi. Gak ada. Gak ada itu, sorry,” ujarnya.


“Beda dengan sebelah sana. Program indomisasi, kristenisasi, permurtadan pendangkalan akidah, allahu akbar!”
Setelah itu, Yahya Waloni kemudian menyampaikan bahwasanya orang-orang yang masuk agama Islam merupakan orang-orang yang hebat.


Hal itu karena menurutnya, orang-orang yang masuk Islam memiliki intelektualitas di atas rata-rata.
“Orang-orang yang masuk Islam itu orang-orang yang hebat. Intelektualitas mereka itu di atas rata rata,” pungkas Yahya Waloni.


sumber: https://makassar.terkini.id/ngaku-mu...si-pemurtadan/

indomie indomie seleraku emoticon-Traveller
nomorelies
indrastrid
tien212700
tien212700 dan 8 lainnya memberi reputasi
7
6.8K
230
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.