- Beranda
- Wedding & Family
5 Alasan Nikah Sama Manusia, Emang Kagak Tertarik Buat Nikah Sama Malaikat Maut:D?
...
TS
qoni77
5 Alasan Nikah Sama Manusia, Emang Kagak Tertarik Buat Nikah Sama Malaikat Maut:D?
Kalau kamu menginginkan pasangan yang sempurna, nikahnya jangan sama manusia dong, sama malaikat saja, atau malaikat maut sekalian!
Kenapa sih enggak habis-habis orang yang selalu menganggap dan menginginkan pasangan yang begitu sempurna?
Apa dia sudah berkaca seolah dirinya pantas untuk mendapatkan sebuah kesempurnaan yang dia mau?
Hmmm, padahal pernikahan bukan seperti itu, bukan melulu tentang kesempurnaan saja lho. Dalam mahligai pernikaha tetap saja akan ada arus maju mundurnya, kadang bisa ke atas, ke bawah juga. Hal demikian agar tiap kejadian mampu menjadi bumbu-bumbu dalam sebuah rumah tangga atau pernikahan.
Nah, buat Gansist yang masih jomblo, sebaiknya kalian mulai berpikir tentang kesediaan menikah.
Kok gitu sih, Sist? Ya, karena menikah bukan tentang mencari kesempurnaan, bukan tentang mencari pasangan yang sempurna, karena manusia bukanlah malaikat yang sempurna ketaatannya kepada Tuhan semesta alam.
Begitu pun manusia adanya. Adalah hal yang sewajarnya jika, tidak ada suami yang benar-benar mau tunduk dan patuh takluk kepada istrinya, padahal netizen Indonesia kerap menyebut sebagian mereka dengan suami-suami takut istri atau susis. Sementara istri yang patuh dan taat selalu kepada suaminya, mungkin hanya bisa dihitung jari saja, karena pada kenyataannya tetap ada rumus untuk "membangkang"
Semisal adalah tolong-menolong, ketika suami sakit misalnya, maka istri dengan sukarela dia akan membantu suaminya. Bahkan tak jarang ketika mendapati sebuah kenyataan sang istri yang menjadi tulang punggung keluarga, kan? Hal ini terjadi, ketika suaminya sudah sama sekali tidak dapat memberikan nafkah. Jika melihat hal demikian, ane yang notabene sebagai seorang istri, turut merasa bersyukur ketika masih memiliki suami yang lengkap, yang masih bisa mencari nafkah untuk kami. Terima kasih suamiku kecup batsah ah
Apa dia sudah berkaca seolah dirinya pantas untuk mendapatkan sebuah kesempurnaan yang dia mau?
Hmmm, padahal pernikahan bukan seperti itu, bukan melulu tentang kesempurnaan saja lho. Dalam mahligai pernikaha tetap saja akan ada arus maju mundurnya, kadang bisa ke atas, ke bawah juga. Hal demikian agar tiap kejadian mampu menjadi bumbu-bumbu dalam sebuah rumah tangga atau pernikahan.
Nah, buat Gansist yang masih jomblo, sebaiknya kalian mulai berpikir tentang kesediaan menikah.
Kok gitu sih, Sist? Ya, karena menikah bukan tentang mencari kesempurnaan, bukan tentang mencari pasangan yang sempurna, karena manusia bukanlah malaikat yang sempurna ketaatannya kepada Tuhan semesta alam.
Begitu pun manusia adanya. Adalah hal yang sewajarnya jika, tidak ada suami yang benar-benar mau tunduk dan patuh takluk kepada istrinya, padahal netizen Indonesia kerap menyebut sebagian mereka dengan suami-suami takut istri atau susis. Sementara istri yang patuh dan taat selalu kepada suaminya, mungkin hanya bisa dihitung jari saja, karena pada kenyataannya tetap ada rumus untuk "membangkang"
Quote:
.Semisal adalah tolong-menolong, ketika suami sakit misalnya, maka istri dengan sukarela dia akan membantu suaminya. Bahkan tak jarang ketika mendapati sebuah kenyataan sang istri yang menjadi tulang punggung keluarga, kan? Hal ini terjadi, ketika suaminya sudah sama sekali tidak dapat memberikan nafkah. Jika melihat hal demikian, ane yang notabene sebagai seorang istri, turut merasa bersyukur ketika masih memiliki suami yang lengkap, yang masih bisa mencari nafkah untuk kami. Terima kasih suamiku kecup batsah ah
Quote:
Nah, di sini ane akan membagi pengalaman.
Kenapa sih pasangan itu mau bertahan, padahal dalam hidup rumah tangga mereka selalu mendapatkan banyak sekali rintangan?
1. Alasan yang pertama adalah, karena mereka sadar bahwa manusia tidak ada yang sempurna.
Jadi mereka benar-benar menghargai pasangannya. Sedikit saja kebaikan dari pasangan, orang yang mau bertahan akan berusaha keras untuk mengingatnya, bukan mengingat air dari pasangan tadi.
2. Alasan yang kedua, adanya sebuah komitmen dari setiap diri, dari baik istri, maupun suami.
Mereka menyadari itu. Mereka telah bersumpah bersama-sama di hadapan Tuhan dan disaksikan oleh seluruh alam. Mereka telah mengikat janji untuk saling beribadah kepada Illahi Robbi.
Komitmen ini adalah harga yang pantas yang harus dibayar, ketika seseorang sudah memutuskan untuk menikah. Jadi jika kalian belum benar-benar menginginkan sebuah pernikahan, kalian berarti belum berani berkomitmen atas janji kalian sendiri. Ane sarankan untuk tidak usah muluk-muluk dalam mencari pasangan, bukan berarti kalian berderajat rendah, melainkan jika memang rezeki, pasti Tuhan akan membuat kalian mempermudah pernikahan itu.
3. Alasan yang ketiga adalah kesadaran akan siklus asam manis kehidupan dan maju mundurnya selalu menjadi pasang surut dalam pernikahan.
Hal ini mereka sadari betul dan tidak mau tergelincir karena hal sepele, apalagi memutuskan untuk bercerai. Jadi ada ilmu yang di mana, mereka terus sama-sama belajar, terus sama-sama ingin hidup bersama karena bertahan–mempertahankan sebuah pernikahan nyatanya memang hanya dilakukan bagi mereka yang berjiwa pemberani, karena pernikahan sejatinya, bukanlah tentang mencari seseorang yang sempurna, tetapi mempertahankan komitmen!
Dan ya, sekali lagi, untuk menjadikan pernikahan itu sebuah mahligai Indah bak taman surgawi, meskipun dalam kenyataannya selalu dibarengi dengan penderitaan-penderitaan, namun pada akhirnya akan menumbuhkan sebuah ketulusan cinta dan kesadaran, bahwa pernikahan adalah ibadah adalah sarana suci atau Dharmamakhluk kepada Tuhannya.
4. Untuk alasan yang keempat, pernikahan itu selalu membuat mereka menjadi pribadi yang berpikir dua kali.
Mereka akan memiliki hobi yang memang tak bisa ditinggalkan meski setelahmenikah, baik itu suami atau istri. Nah, hobi ini yang kadang kala berbeda, tapi dia mampu untuk membagi waktunya. Keduanya terkadang melakukan hobinya masing-masing, dan disaat yang lain mereka melakukan quality time bersama keluarganya.
5. Untuk yang kelima, dia sadar jika pasangannya tentu bukan malaikat!
Jadi mereka selalu berusaha memaklumi, apa kesalahan yang dilakukan oleh pasangannyanya. Kesalahan utu akan selalu ada kok, baik itu kentut sembarangan, atau pun bau ketek yang luar biasa, dan mereka biasa untuk menerimanya secara lapang dada, dan berkata dengan berkomunikasi yang baik. Harapannya istimewa, yakni insya Allah semua akan baik-baik saja, dan rumah tangga tetap akan terjamin kenyamanannya.
Dalam tulisan atau thread ini, ane hanya memberi harapan agar Gansist tetap berbahagia. Jadi, itulah kiranya, sebuah pemikiran-pemikiran yang barang kali akan semakin mendewasakan satu sama lain dalam sebuah mahligai bernama pernikahan.
Hingga di akhir thread ini, ane secara mendalam, mengucapkan ; Selamat memperjuangkan pernikahan kalian! Selamat menciptakan sebuah keluarga yang menjadi ladang ibadah kalian!
Ingatlah rasa sakit kalian itu berguna kok, kalian hidup untuk berarti, untuk memiliki arti bagi pasangan kalian, untuk memiliki arti bagi keturunan- keturunan kalian, untuk memiliki arti bagi diri kalian sendiri, karena diri kalian itu berharga, dan kalian rela bersakit-sakit, berdarah-darah, dalam sebuah pernikahan.
Salam santun pada jiwa yang hanya demi diri kalian yang menjadi terhormat, demi diri kalian yang tidak perlu menangis– jika merasa kecewa terhadap suatu makhluk sekali pun ; baik itu dari pasangan atau anak-anak kalian. Karena pada dasarnya, kalian hanya menganggap pernikahan adalah sebuah sebuah ibadah yaitu sarana agung untuk berdharma atau berbakti kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Selamat menikmati sebuah pernikahan!
Hingga di akhir thread ini, ane secara mendalam, mengucapkan ; Selamat memperjuangkan pernikahan kalian! Selamat menciptakan sebuah keluarga yang menjadi ladang ibadah kalian!
Ingatlah rasa sakit kalian itu berguna kok, kalian hidup untuk berarti, untuk memiliki arti bagi pasangan kalian, untuk memiliki arti bagi keturunan- keturunan kalian, untuk memiliki arti bagi diri kalian sendiri, karena diri kalian itu berharga, dan kalian rela bersakit-sakit, berdarah-darah, dalam sebuah pernikahan.
Salam santun pada jiwa yang hanya demi diri kalian yang menjadi terhormat, demi diri kalian yang tidak perlu menangis– jika merasa kecewa terhadap suatu makhluk sekali pun ; baik itu dari pasangan atau anak-anak kalian. Karena pada dasarnya, kalian hanya menganggap pernikahan adalah sebuah sebuah ibadah yaitu sarana agung untuk berdharma atau berbakti kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Selamat menikmati sebuah pernikahan!
Sumber untuk membuat thread ini adalah opini dan pengalaman hidupnya @qoni77
NGAWI, 23 Maret 2020
Sebuah narasi,
Warna_senja
ujellyjello dan 17 lainnya memberi reputasi
18
3K
82
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Wedding & Family
8.8KThread•9.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru