si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Sachsen Class - Mengenal Kapal Milik Jerman yang Siap Dikirim ke Laut China Selatan
Amerika dan negara sekutunya mulai mengerahkan alutsista mereka ke wilayah Laut China Selatan, kabar terbaru menyebutkan bahwa Jerman sedang mempersiapkan salah satu kapalnya untuk menyusul rekan-rekannya. Kapal tersebut disebut sebagai jenis frigate oleh Jerman, namun jika melihat bobot penuhnya yang diatas 2 ribu ton, kapal ini sebenarnya bisa disejajarkan dengan jenis kapal destroyer. Pada kesempatan kali ini ane akan coba membahas kapal tersebut, sudah ane buatkan pembahasannya di bawah ini.



Sachsen Class, Frigate Rasa Destroyer


Kapal dari Negeri Bavaria ini diberi penamaan dengan kode Type 124/F124, atau biasa dikenal juga dengan sebutan Sachsen Class.Dilihat dari sejarahnya kapal ini mulai dirancang oleh Jerman pada dekade 1990-an, kapal baru tersebut akan menggantikan kapal Lutjens Class yang masuk kategori kapal destroyer.

Demi memenuhi kebutuhan kapal baru tersebut, pada tahun 1994 Jerman menandatangani nota kesepakatan dengan Spanyol dan Belanda untuk membuat kapal secara bersama. Kerja sama ketiga negara tersebut berhasil melahirkan desain kapal yang waktu itu diberi nama sementara sebagai F100.

Kemudian pada tahun 1996 pemerintah Jerman memberikan kontrak untuk membuat 3 kapal frigate dengan opsi penambahan kapal keempat, pada waktu itu kapal keempat untuk sementara waktu diberi nama Thüringen.

Namun, kapal keempat pada akhirnya tak pernah dibangun. Jerman pada akhirnya membuat 3 kapal saja, biaya pembuatan 3 kapal tersebut adalah € 2,1 miliar. Menjadikan kapal tersebut sebagai salah satu kapal dengan biaya paling mahal di Angkatan Laut Jerman.




Kapal dengan nomor lambung F220 ini yang kabarnya akan dikirim ke LCS.

Ilustrasi: seaforces.org



Pada perkembangannya program pembuatan kapal oleh ketiga negara tersebut kemudian mengahsilkan kapal baru untuk masing-masing negara, Belanda beehasil membangun kapal bernama De Zeven Provincien Class, sementara Spanyol membangun kapal bernama Alvaro de Bazan Class serta Jerman membangun Sachsen Class.

Desain dari F124 diambil dari desain F123 (Brandenburg Class), pada F124 dilakukan beberapa peningkatan pada persenjataan dan radar yang mampu mendeteksi musuh lebih cepat. Kapal baru ini juga dibekali fitur modern, kelas ini menggabungkan radar APAR dan radar jarak jauh SMART-L yang diklaim mampu mendeteksi pesawat siluman.

Kapal pertama dalam kelas ini bernama Sachsen dengan nomor lambung F119, mulai diluncurkan tahun 1999 dan resmi berdinas pada tahun 2003. Nama kapal pertama tersebut kemudian dipakai sebagai nama dari kelas kapal frigate ini.

Kapal kedua bernama Hamburg dengan nomor lambung F220 yang diluncurkan tahun 2002 dan mulai berdinas pada tahun 2004. Sementara kapal ketiga bernama Hessen dengan nomor lambung F221 yang diluncurkan tahun 2003 dan memasuki layanan pada tahun 2006.




Sachsen, kapal pertama dalam kelas ini.




Hamburg, kapal kedua dalam kelas ini.




Hessen, kapal ketiga dalam kelas ini.

Ilustrasi: wikipedia.org



Total ada 3 kapal dalam kelas ini, sementara kapal keempat batal dibuat oleh pihak Jerman, tidak disebutkan alasan pembatalan tersebut. Kapal ini adalah kelas kapal frigate kedua yang dibuat oleh Jerman. Sebelumnya pada awal 1990, mereka pernah membuat kapal jenis frigate yang bernama Brandenburg Class.

Bicara soal bobot penuh gan sist, Sachsen Class punya bobot yang lebih berat daripada Brandenburg Class. Sachsen Class punya bobot penuh 5.800 ton sedangkan Brandenburg Class hanya punya bobot penuh 3.600 ton. Bisa dibilang bobot penuh Sachsen Class setara dengan kapal destroyer, namun karena alasan politik, pihak Jerman lebih suka mengklasifikasikannya sebagai 'heavy frigate'.



Punya Bekal Senjata yang Mumpuni


Bicara soal persenjataan, kapal frigate ini punya bekal senjata yang lengkap gan sist. Pada bagian haluan terdapat meriam OTO Melara kaliber 76 mm, masih dari haluan tepatnya di depan anjungan terdapat 32 VLS (Vertical Launching System) Mk 41. Pada bagian VLS ini berisi rudal pertahanan udara (hanud) jarak sedang yang bernama RIM-162 Evolved Sea Sparrow Missile.

Dan diantara meriam OTO Melara serta 32 peluncur VLS terdapat RAM launchers yang berisi 21 rudal pertahanan udara jarak dekat, senjata ini berperan sebagai CIWS (Close In Weapon System). Senjata CIWS ini juga dipasang di atas hangar dan menghadap buritan. Kemudian beralih ke lambung kapal, terdapat 2 x quadruple yang berisi 8 rudal anti-kapal (Harpoon).

Sebagai meriam penangkis serangan udara disematkan 2 x Mauser MLG 27 autocannons dengan kaliber 27 mm, sementara untuk menghadapi peperangan dengan kapal selam kapal dikengkapi 2 x triple torpedo launchers dengan munisi Euro Torp MU90.

Untuk mendukung peperangan dengan kapal selam, Sachsen Class mampu membawa 2 helikopter Sea Lynx Mk. 88 yang termasuk jenis AKS (Anti-Kapal Selam). Helikopter ini mampu dipersenjatai dengan torpedo dan rudal udara ke permukaan. Seiring modernisasi alutsista, kedepannya peran Sea Lynx akan digantikan oleh helikopter NH 90 yang lebih canggih serta modern.




Senjata pada Sachsen Class.




32 VLS.



Dapat membawa sampai 2 helikopter untuk misi anti-kapal selam.

Ilustrasi: seaforces.org




Untuk menggerakkan kapal meggunakan sistem propulsi CODAG (Combined Diesel And Gas) dengan satu turbin gas berkekuatan 35.514 shp serta tambahan dua mesin diesel (masing-masing bertenaga 10.061 shp). Dengan tenaga tersebut Sachsen Class mampu melaju sampai kecepatan maksimum 29 knot dan mampu menempuh jarak sampai 7400 km dengan kecepatan jelajah 18 knot.

Seperti yang sudah TS tulis diawal, kapal yang termasuk sebagai heavy frigate ini punya bobot penuh 5.800 ton, dengan total panjang 143 meter serta lebar 17,4 meter. Dalam pelayarannya frigate ini diawaki 230 personel dan 13 awak udara.

Sebagai tambahan, kapal juga dilengkapi Active Phased Array Radar (APAR) dan radar surveillance dan penjejak target jarak jauh (SMART-L). SMART-L merupakan radar surveillance yang digunakan untuk pelacakan dan penjejakan terhadap target yang akan diserang atau yang mengancam keberadaan kapal perang ini.

Radar SMART-L beroperasi pada frekuensi D-Band. SMART-L memiliki jarak jangkau deteksi maksimal sampai 2.000 kilometer untuk menjejak dan mendeteksi target berupa proyektil rudal balistik. Sementara itu untuk melacak target yang terbang di udara seperti pesawat, helikopter, atau rudal anti kapal, SMART-L dapat mendeteksi sasaran tersebut pada jarak 480 kilometer.

Sementara untuk mendeteksi target berupa kapal permukaan atau instalasi yang berada diatas permukaan air atau daratan, SMART-L dapat mendeteksi target pada jarak 60 kilometer dari posisi kapal yang dilengkapi dengan peralatan radar SMART-L ini.




Ilustrasi: seaforces.org



APAR beroperasi pada frekuensi X-Band. APAR menyediakan informasi mengenai designasi target, akuisisi target, serta pemandu untuk senjata rudal anti serangan udara sekaligus anti rudal balistik. APAR merupakan kompleks radar multifungsi tiga dimensi dengan fitur antenna Active Electronic Scanning Array (AESA).

AESA merupakan salah satu jenis radar yang mampu melakukan pemindaian dengan mengarahkan gelombang radio kepada titik-titik yang berbeda tanpa harus menggerakkan fisik antenna radar. APAR mampu melacak sebanyak 200 target yang berada di udara pada jarak 150 km dari kapal.




SMART-L dan APAR.

Ilustrasi: Flickr




Cara kerja radar APAR.

Iluatrasi: THALES Nederland



Jerman sebagai negara yang berpengalaman dalam perang tentu tidak bisa diremehkan, saat ini kapal perang buatan Jerman masih dianggap sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Dan pada musim panas nanti kapal ini akan segera dikirimkan ke kawasan Laut China Selatan. Kapal yang akan dikirim Jerman tersebut memiliki nomor lambung F220 yang memiliki nama resmi Hamburg.

Meski punya kemampuan yang hebat, akan tetapi kapal ini sangat kecil kemungkinannya untuk masuk pasar ekspor. Hal tersebut diakibatkan banyak komponen dari kapal frigate ini yang merupakan buatan Amerika Serikat. Amerika tentu tidak ingin teknologinya dipakai oleh negara lain yang bukan sekutunya.

Kementerian Pertahanan Jerman lewat akun Twitter telah mengumumkan pengiriman kapal perang Angkatan Laut Jerman pada musim panas ini. Rencana keberangkatan kapal perang Jerman dijadwalkan pada bulan Agustus 2021 hingga Februari 2022. Kementerian Pertahanan Jerman menambahkan bahwa tujuan pengiriman kapal tersebut adalah untuk mendukung tatanan navigasi internasional dan pedoman rute laut bebas.

Klaim Beijing pada wilayah yang disengkatan merujuk pada peta China dari tahun 1947 yang mencakup sembilan garis putus-putus (nine-dash line) yang mencakup perairan tersebut. China juga mengklaim kepulauan Spratly dan Paracel sebagai wilayah kedaulatannya dan membatasi akses asing di sekitar pulau tersebut.




Ilustrasi: seaforces.org



Klaim China atas Laut China Selatan ini juga turut menyeret nama Indonesia, karena salah satu wilayah yang diklaim China berbatasan dengan wialayah laut Indonesia. Jika Beijing menyebutnya sebagai Laut China Selatan, maka Indonesia menyebutnya sebagai Natuna Utara. Selain dengan Indonesia, China juga akan terlibat konflik dengan Vietnam serta Filipina yang mana wilayah lautnya juga berbatasan dengan Laut China Selatan.

Akibat klaim tersebut China juga menghadapi masalah serius dengan Amerika dan anggota NATO, mereka secara tegas menolak klaim China. Amerika dan sekutunya kini telah mengirim berbagai alutsista canggih mulai dari kapal induk, kapal selam, sampai pesawat bomber. Menarik melihat perkembangan di Laut China Selatan, setelah Jerman negara mana lagi yang akan ikut serta dalam konflik LCS ?



-----------


Sachsen Class


Negara Asal : Jerman
Desainer Kapal: Jerman, Spanyol, Belanda
Galangan Kapal: Blohm + Voss
Howaldtswerke-Deutsche Werft
Nordseewerke
Dimensi Kapal: panjang 143 meter serta lebar 17,4 meter
Bobot Penuh: 5.800 ton
Radar: SMART-L dan APAR
Mesin: CODAG (Combined Diesel And Gas) dengan satu turbin gas berkekuatan 35.514 shp serta tambahan dua mesin diesel (masing-masing bertenaga 10.061 shp)
Kru: 243 personel
Kecepatan Maksimum: 29 knot
Jarak Jelajah: 7400 km dengan kecepatan jelajah 18 knot
Persenjataan: 1 x OTO Melara 76 mm, 32 VLS Mk 41, 2 x RAM launchers, 2 x quadruple anti-ship missile, 2 x Mauser MLG 27 autocannons 27 mm, 2 x triple torpedo launchers
Helikopter: 2 x Sea Lynx Mk 88 (2 x NH 90 di masa depan)
Negara Pengguna: Jerman





Demikian sedikit bedah alutsista milik Jerman yang akan dikirim ke Laut China Selatan, semoga pembahasan kali ini bisa menambah wawasan baru buat kita semua di bidang perkapalan. Terimakasih bagi agan sista yang sudah membaca tulisan ini dari awal sampai akhir. Sampai jumpa lagi di bedah alutsista selanjutnya, keep ngaskus ya emoticon-Angkat Beer


Spoiler for Video Tambahan:


 


Referensi: 1.2.3.4
Ilustrasi Gambar: seaforces.org, google image

Diubah oleh si.matamalaikat 14-03-2021 01:22
Daniswara92
galigulagalu
akulagiii2013
akulagiii2013 dan 39 lainnya memberi reputasi
40
8.6K
71
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer dan Kepolisian
Militer dan Kepolisian
icon
2.2KThread2.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.