Assalamu'alaikum, selamat datang kembali di trit ane. Kalau kemarin Reviewsoal menu makanannya, hari ini giliran ane mau review tempat nya.

Berawal dari penemuan situs sejarah, berupa bangunan candi, menyerupai bagian pondasi dan mirip pemandian ane menyebutnya, mulailah tempat tersebut banyak dikunjungi hal ini tidak terlepas dari beredarnya informasi mengenai penemuan situs peninggalan yang tersebar di sosial media berlogo F.

Lambat laun, semakin banyak orang datang mulailah dibangun tempat persinggahan. Menurut keterangan mas-mas yang menyambut kedatangan kami kemarin, meski disediakan makanan, minuman juga camilan mas mas tersebut menegaskan bahwa pengelola tidak menjual makanan. Cukup memberi seikhlasnya, ke dalam kotak yanh telah disediakan.

Dari penjelasan tersebut ane mencoba memahami bahwa setiap orang yang datang adalah tamu dan para pengelola adalah tuam rumah. Jadi tuang rumah menyediakan suguhan--sesuatu yang diperuntukkan untuk tamu yang datang-- berupa makanan, minuman dan juga jajanan.

Cukup unik!


Berikut kisah perjalanan kami siang kemarin. Simak ya 👍

Tempat ini berada di desa ngawonggo kecamatan tajinan kabupaten malang, perjalanan kami tempuh sekitar duapuluh menit dari rumah. Dengan mengendarai sepeda motor kami berjalan beriringan, saya kaget, karena ternyata area parkir berada di halaman rumah penduduk tidak seperti bayangan saya yang biasanya tempat parkir berupa hamparan tanah luas yang jauh dari pemukiman penduduk.

Setelah menerima kartu parkir, kami menyusuri jalan menuju area belakang rumah( mirip banget sama situasi di rumah ane gansis) menuju area kebun bambu(persis barongan--kebun bambu--di belakang rumah ane) kami memasuki sebuah area mirip perumahan di sinetron laga jaman tahun 90an , kemudian disambut sama mas-mas yang saya perkirakan berusia duapuluh lima tahun. Mas mas tersebut menjelaskan konsep dari tempat tersebut.



Satu informasi penting yang kami dapatkan adalah sebelum datang seharusnya kami melakukan reservasi terlebih dahulu melalui akun instagram resmi dari pengelola situs ngawonggo.

Salah seorang dari kami memesan jajanan, dan menunggu antrian untuk mengambil makanan(hal ini karena kami datang mendadak tanpa reservasi) setelah tamu yang reservasi selesai mengambil makanan barulah kami bisa bergantian mengambil.



Kami harus menunggu kurang lebih tiga puluh menit barulah bisa menikmati suguhan yang telah disiapkan. Sejujurnya ane merinding gansis, saat mengobrol tiba-tiba tercium aroma menyengat, seperti dupa atau kemenyan. Semriwing nang ati.



Selesai makan kami berjalan-jalan ke tempat yang lebih rendah, mendekati area sungai. Dan ternyata lokasi situs penemuan itu berada tepat di seberang sungai. Untuk sampai ke sana kami harus melewati jembatan dan memutar agak jauh. Jadilah kita ndak ke sana cukup ambil potret dari kejauhan. Cekrek!



Suasana di tempat ini bersih, meskipun rimbun pepohonan tetapi pengelola berhasil menghadirkan suasana yang asri, nyaman dan bersih. Jauh dari kesan kumuh karena tidak kami temukan adanya sampah yang berserakan.

Menarik bukan😍

Karena di sini konsepnya persinggahan, selain makanan dan minuman yang bayarnya seikhlasnya, parkir pun demikian, kita cukup memasukkan uang seikhlasnya hati ke dalam kotak yang telah di sediakan di area parkir.

Sedikit himbauan, bagi agan dan sista yang berencana berkunjung ke situs ngawonggodan membawa anak-anak, jangan lupa diperhatikan, jangan sampai lengah ya... Karena lokasi sangat dekat dengan aliran sungai yanh cukup deras, maka waspada dan berhati-hati perlu diterapkan.

Oh iya sampai lupa, menurut info tempat ini juga sudah menyediakan toilet umum dan musholla bagi para pengunjung.

Berikut ane sertakan juga beberapa hasil jepretan yang kurang fokus dan masih harus banyak belajar.