Minlian
TS
Minlian
Terulang Kembali
Cerpen

Kamar...

Suara tangisan Nana terdengar dari luar kamarnya, tidak memedulikan siapapun yang beberapa kali menghubungi dan memanggilnya, hatinya hancur berkeping-keping, kebahagiaan yang diinginkan sirna usai, kesedihan yang dulu pernah dia alami sekarang terulang lagi.

Kekasih yang selama ini dicintainya telah menghianati. Perjalanan yang selalu ini telah terlewati bersama selama dua tahun, setiap hari bertemu di sekolah, bahkan satu kelas.

Suara ketukan pintu, panggilan takku hiraukan. Mama memanggilku namun aku tetap tak membuka pintu, aku tak menyangka kenapa Reni bisa tega padaku.

“ Nana, keluar kamu belum makan nanti sakit!, Sayang?” ucap mama dengan cemas

“ Ya sudah, makanannya mama letakkan di depan pintu, cepat dimakan keburu dingin” mama meninggalkan kamarku, dengan perasaan sedih melihat putrinya murung

Terlalu lama menangis membuatku lapar, mau tak mau aku harus keluar ambil makan. Tubuhku sudah nyaman rebahan di tempat tidur, mau tak mau aku harus keluar kamar.

“ Udah keluar? Laper ya?” Ucap mama dekat tangga, ragu meninggalkan kamar putrinya

“ Kalau kamu ada masalah cerita ke mama, mungkin saja mama bisa membantu, jangan ngurung di kamar! ” menghampiriku yang terdiam di pintu

“ Masuk kamar!, mama mau bicara sama kamu!” ucap mama mengajakku masuk kamar, sambil membawakan nampan yang tadi di dekat pintu

“ Mama ngerti kamu sudah besar, sudah waktunya kamu mengerti tentang cowok dan kamu harus menerima sakit hati. Itu memang wajar, semua orang pasti mengalaminya, semua hubungan itu nggak selalu berjalan baik, ada saatnya kita harus mempertahankan dan ada saatnya kita harus melepaskan” mama duduk di sampingku

“ Aku....”

“ Saat ada masalah, itu mengajarkan kepada kita untuk berpikir dan bersifat dewasa” memotong omonganku

“ Iya ma” tersenyum

“ Terus kelanjutan kamu dengan Reno bagaimana, kalau menurut mama lepaskan dia. Kita boleh memaafkan orang yang menghianati kita tapi tidak untuk kembali” saran mama, tersenyum melihatku makan masakannya dengan lahap

“ Iya ma, aku akan mencoba memaafkannya” ucapku selesai mengunyah

“ Memaafkan orang yang telah menghianati itu sulit, tapi kamu harus memaafkannya, walaupun itu butuh waktu” mama berjalan meninggalkan kamarku.

Mungkin yang di sarankan mama memang benar, aku harus melupakannya. Walaupun itu memang sulit aku mulai mencobanya, kejadian itu masih melekat dalam benakku.

Sekolah...

Keesokan harinya, aku berangkat seperti biasanya. Memang sulit melupakan Reno apalagi dia satu kelas denganku, setiap hari bertemu, duduk di belakangku, bahkan selingkuhannya teman sebangku denganku. Kalian tau sendiri perasaanku bagaimana?

Tiba-tiba selingkuhan Reno yang kini sudah sah jadi pacarnya, bertanya padaku, mau tak mau aku meresponnya kan dia sebangku denganku.

“ Nana, kamu sudah tau hubunganku dengan Reno” tanya Sasa, ragu bertanya

“ Iya, kemarin sore aku melihatmu pacaran dengan Reno di taman” ucapku

“ Aku tidak bermaksud ingin merebut Reno darimu” ucapnya lagi

“ Kalo lho suka sama Rio bilang ke gue gak usah diem-diem, nusuk kan sakit” ucapku ketus

“Gue....”

“ udah buat lho aja” ucapku mencoba menahan rasa sakit hati ini

Sebenarnya sakit mendengar ucapan Sasa, namun aku tak bisa berbuat apa-apa. Reno lebih memilih Sasa dari pada aku pacarnya sendiri.

Semua teman yang ada di kelas tau tentang hubunganku putus dengan Reno karena adanya Sasa. Mungkin berita itu di sebarkan oleh sahabatku Rina.

Dina menghampiriku, waktu jam istirahat. “ Na, berita putus lho udah sampai ke kelas lain juga!” ucapnya

“ Lho tau dari mana?” ucapku

“ Ika, anak kelas sebelah, yang lain juga tau tentang itu” jawab Dina dengan santai

Aku pergi keluar kelas menuju toilet yang ada di ujung dekat tangga, ternyata di dalam toilet, ada beberapa anak yang sedang membicarakanku. Saat aku masuk mereka kebigungan dan salah tingkah.

“ Eh, Naaanna...na..” ucap dengan galagapan

“ Hai, rame banget di kamar mandi mau tanding basket” ucapku dengan santai

“ Ha....” ucapnya kebingungan

“ Yaudah, lanjutin mumpung masih istirahat” ucapku masuk ke dalam toilet

Beberapa bulan kemudian...

Suara mobil berjalan dengan pelan, kemacetan dimana-mana suara klakson dan teriakan orang terdengar dengan lantang. Membuatku hanya bisa diam mendengarkan, aku mengambil tas selempang mini yang ada di sampingku, tas berwarna pink dengan model kekinian.

Mobil yang aku naiki terjebak lama ditengah kemacetan, jalan menuju ke segala perjuru arah sulit telalui dengan mudah.

“ Pak, masih lama nih” tanyaku ke sopir taksi

“ Iya, mbak macet banget” ucap sopir

Perjalanan menuju rumah nenek sangat jauh, dalam perjalanan yang sangat melelahkan dengan kemacetan yang cukup panjang.

Aku hanya mendengarkan lagu dengan headset dan memakan snack yang aku bawa dari rumah.

“ Pak, ini roti sama minum untuk bapak” aku menyerahkannya

“ Terima kasih mbak”

“ Kalau kurang bilang ya pak ini masih banyak, nanti kalau sudah sampai di rumah nenekku sekalian makan dulu sebelum kembali pak” ucapku santai

“ Tidak usah, nanti saya beli di jalan aja mbk” dengan nada sopan

“ Nggak boleh lho pak nolak rejeki” sok bijak

Perjalanan menuju rumah nenek yang jaraknya jauh dari rumah membuat badanku kelelahan, namun hawa dingin membuatku semakin segar, suasana masih sejuk dengan tanaman hijau yang menghiasi setiap jalanan.

Sesampai di depan teras, aku melihat nenek yang sedang menyirami tanaman, sambil mendengarkan radio peninggalan kakek.

“ Cucuku sudah datang, ayo masuk” nenek memelukku dengan bahagia

“ Pak, ayo masuk dulu saya sudah menyiapkan makanan” ucap nenek pada sopir taksi

“ Makasih buk jadi ngerepoti” ucapnya sopan

“ Justru saya terima kasih sudah mengantar cucu saya sampai sini”

Dia...

Nenek menyuruhku berjalan-jalan ke kebun teh, sedangkan nenek lebih memilih menonton tv. Sudah pasti aku langsung menghiyakan perintah nenek, walaupun hanya berangkat sendiri.

Udara sejuk di pegunungan membuatku ingin lama-lama di sini. Jalan yang masih berbatu tertata rapi, jarang sekali ada kendaraan bermotor lewat. Udara di pagi hari sangat sejuk, aku menyusuri jalan berbatu sambil memotret pemandangan. Tiba-tiba kakiku terkilir

“Aww....” ucapku menahan sakit, ada seseorang yang menghampiriku.

“ Neng nggak papa?” membantuku berdiri

“ Aww....” aku menahan sakit

“ Sepertinya kakinya terkilir, kalau gitu saya bawa ke ibu saya, rumah saya tidak terlalu jauh” dia menggendongku

Di perjalanan aku tak berbicara, menahan sakit kakiku, sampai di rumahnya aku di bawanya ke ruang tamu.

“ Buk, ini ada orang yang terkilir” ibunya menghampiriku, sebelum itu laki-laki itu melepaskan sepatuku

“ Arif tolong kamu ambilkan minyak urut di kamar ibuk”

Ternyata namanya Arif berjalan menuju kamar ibunya dan membawakan minyak urut di tangan kirinya.

“ Neng, ini sedikit sakit tolong di tahan ya” ibunya memijat kakiku

Aku menahan sakit, hingga aku tak sadar dari tadi mencengkeram tangan Arif dengan erat, membuatnya kaget.

“ Neng kalau sakit jangan ajak-ajak tangan saya kan sakit” ucapnya melihatku kesakitan

“ Maaf, saya nggak sangaja” melihat wajahnya

Setelah kakiku di pijat, ibunya menyuruh Arif mengantarku pulang. Saat di perjalanan aku masih menahan sakit.

“ Aku nggak mau pulang dulu, lagian ini masih pagi aku mau jalan-jalan mumpung masih ada di sini” ucapku

“ Neng udah tau tempat di sini” tanyanya

“ Belum” ucapku santai

“ Oh iya, nama neng siapa? Nama saya Arif “ mengulurkan tangannya

“ Aku Nana nggak pakek neng” jawabku, menjabat tangannya

“ Ma, kamu mau jalan ke mana aja?, aku antar”  tanyanya

“ Terserah kamu aja, aku kan nggak tau”

Arif menunjukkan tempat yang bagus-bagus, senang banget aku bisa melihat pemandangan di sini. Hijaunya pepohonan dan tanaman membuat hati ini semakin nyaman dan betah di tempat ini.

Hampir seminggu tinggal dengan nenek di sini, semakin banyak hal yang diajarkan nenek padaku. Namun, tiba-tiba rasa ini hadir dalam hati yang tengah terluka butuh penyembuhnya, rasa itu hadir saat aku selalu di dekat Arif, apa aku menyukainya?

Aku tak bisa menghentikan wajahnya dalam benakku, walau hanya sebentar. Dia berbeda dari ke dua mantanku yang suka selingkuh.

Menerimanya...

Saat malam minggu, Arif mengajakku nonton pasar malam di desa sebelah. Sudah pasti aku mau dengan ajakannya, apalagi aku sudah lama tidak ke pasar malam.

“ Na, mungkin kamu harus tau tentang ini” menatap mataku

“ Maksud kamu apa?”

“ Aku suka sama kamu” mendengar omongan Arif aku terdiam

“ Mungkin kamu nggak mau, apa lagi aku kan anak desa, biasanya anak kota itu nggak mau punya pacar anak desa” ujarnya memalingkan wajahnya ke depan

“ Aku nggak mandang cowok anak desa atau kota, yang penting dia baik dan sayang sama aku” ucapku memegang tangannya

“ Apa kamu mau” tanyanya, membalas memegang tanganku dengan hangat

“ Iya” aku tersenyum

Arif tiba-tiba salah tingkah mau ngomong nggak jadi, mau meluk malah meluk pohon. Aku hanya tertawa melihat tingkah lakunya.

Setiap hari, Arif selalu mengajakku jalan. Walaupun ke kebun dan sekedar beli makanan di pinggir jalan, aku sangat senang bisa dekat dengannya.

Arif mengajakku datang ke rumahnya, sampai di depan rumahnya ada beberapa orang yang sedang berbicara dengan ibunya. Pakaian mereka rapi dengan model dan warna batik yang senada.

Terulang kembali...

“ Arif “ ucap ibunya melihat kedatangan Arif yang menggandeng tanganku

“ Ada apa ini buk?, kok rame ada pak kades juga” tanyanya kebingungan, melihat

“ Duduk dulu, neng Nana duduk!” ucapnya halus

“ Begini, maksud kedatangan keluarga pak kades ke sini ingin menjodohkan kamu dengan anaknya. Sesuai wasiat yang bapak kamu ucapkan sebelum meninggal” ucap ibunya

Aku tak bisa menahan sakit hati mendengar omongan ibunya Arif. Cowok yang aku cintai kini harus pergi lagi, hatiku hancur mendengar semua ini.

“ Tapi, buk” ucap Arif dengan nada halus

“ Setiap wasiat harus di jalankan. Kamu nggak boleh menentang itu” memegang tangan Arif

Aku berpamitan pulang ke ibunya Arif. Sedangkan semua menghiraukan keberadaan.

Di jalan aku hanya menangis, menahan sakit hati, orang yang aku sayangi harus menikah dengan orang lain. Mengapa ini harus terjadi, apa aku harus seperti ini? Aku ingin mencintai tanpa harus ditinggal pergi.

Mungkin untuk sementara aku harus sendiri, jika sudah waktunya akan ada seseorang yang di kirimkan Tuhan untuk terus menemaniku.

Selasa, 23 Februari 2021
Minlian


indrag057tien212700
tien212700 dan indrag057 memberi reputasi
2
1K
6
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.3KThread40.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.