AWAS! BAHAYA LATEN FANS DEMANDING

Beranda

...

The Lounge
AWAS! BAHAYA LATEN FANS DEMANDING

LuckyNoSeven

10-03-2021 05:53

AWAS! BAHAYA LATEN FANS DEMANDING

Musik adalah karya seni yang universal, bisa merangkul berbagai macam usia dan latarbelakang. Lewat musik pun kita bisa menyalurkan keresahan kita untuk didengar banyak orang. Selain itu juga, musik bisa dijadikan media untuk bernostalgia atau flashback ke masa lalu. Musik memiliki pengaruh yang sangat besar di era modern saat ini, khususnya dikalangan remaja. Banyak anak-anak muda yang memiliki mimpi besar untuk berkarir di dunia musik. Popularitas, dipuji banyak orang, penghasilan yang besar, merupakan iming-iming yang sangat menggiurkan. Sehingga banyak ajang pencarian bakat digelar untuk mengakomodir mimpi menjadi seorang musisi. Dan sudah banyak pula musisi yang lahir lewat ajang pencarian bakat.

Ketika musisi mencapai popularitas dan dikagumi banyak orang, sudah pasti dia mendapatkan banyak dukungan dari orang-orang yang menikmati musiknya. Membangun kedekatan dengan fans itu merupakan suatu keharusan jika musisi masih ingin tetap eksis di industri. Karena tidak bisa dipungkiri ini adalah simbiosis mutualisme yang mengasyikan. Keduanya sama-sama diuntungkan, musisi mendapat keuntungan dari hasil penjualan album, sementara fans mendapat hiburan dan kesenangan dari musik favoritnya. Semakin lama berkarir di industri musik, hubungan antara fans dan musisi menjadi semakin intim. Maka tak jarang musisi pun sesekali memberikan fan service untuk lebih membangun engagement dengan penggemarnya.

Mendapatkan perlakuan special dari idolanya, sudah tentu membuat fans merasa ‘memiliki’. Perasaan ini menjadikan mereka lebih berani lagi untuk mengungkapkan kritik dan saran. Mereka menganggap feedback ini sebagai bentuk perhatian kepada idolanya. Dan tak jarang juga ada beberapa fans yang terlalu frontal mengutarakan pendapatnya. Mereka menganggap dirinya sudah ikut berjuang membesarkan idolanya, jadi merasa perlu untuk ikut ‘mengatur’ bagaimana seharusnya idolanya mengambil sikap. Bahkan kadang sampai ke hal-hal pribadi pun ikut dikomentari. Memang tidak semua fans bersikap demikian, ada juga fans yang menerima apapun keputusan dari idolanya yang penting tetap terus berkarya.

Keberadaan fans yang terlalu banyak menuntut dan banyak maunya ini akhirnya menjadi dilema tersendiri bagi si musisi. Tentu dia tidak ingin mengecewakan penggemarnya tapi di satu sisi dia pun merasa lelah untuk terus diatur-atur. Bahkan yang paling sering dilakukan oleh fans macam ini yaitu ketika musisi idolanya merilis album baru, pasti selalu ada saja ketidakpuasan dari mereka. Fans yang sudah lama mengikuti idolanya, merasa tidak perlu ada elemen baru di lagu atau musiknya. Sementara musisi idolanya tetap harus survive di industri dengan memperhatikan perkembangan musik. Penggemar yang tidak puas ini meminta idolanya untuk tetap membuat karya seperti di album-album awal, yang menurut mereka disitulah seharusnya idolanya bermain.

Terkadang fans lupa bahwa idolanya ini berkarir di industri musik yang dinamis. Sebuah industri kreatif yang menuntut ide-ide baru yang segar, yang mana untuk mencapai hal itu musisi pun harus punya banyak referensi, tidak melulu itu-itu saja. Ketika bermain di industri yang dinamis, pasti cepat atau lambat idealisme akan dikorbankan. Seperti kebanyakan musisi pada umumnya, diawal karir seorang musisi masih menonjolkan ideologi bermusiknya. Itu merupakan bagian dari perkenalan jati diri kepada umum, agar orang mengenal karakter musik mereka. Sekaligus untuk memikat penggemar supaya tertarik dan mendengar karyanya. Setelah menjaring fans yang banyak, dan dikenal musiknya, maka tantangan berikutnya adalah bertahan selama mungkin di industri musik.

Untuk bisa survive di industri musik, setidaknya ada 2 cara yaitu tetap mempertahankan idealismenya atau mengikuti perkembangan pasar. Kalau tetap mempertahankan idealismenya, sudah pasti musisi itu akan semakin kuat di skena musik yang diusung dan dia bisa menjadi ‘raja’ di genrenya. Tapi konsekuensinya adalah dia tidak bisa memperluas jaringan penggemarnya. Dan yang mendengarkan musiknya ya mereka-mereka saja, yang ngerti dan suka dengan genre tersebut. Otomatis hal ini pun berbanding lurus dengan penjualan album, musisi tersebut tidak bisa mengharapkan albumnya meledak dibeli banyak orang karena musiknya yang terlalu segmented tadi. Tapi kalo mengikuti perkembangan pasar, sudah pasti dia akan mendapatkan banyak penggemar baru, dan musiknya pun bisa didengar lebih luas lagi tentunya hal ini pun berpengaruh terhadap penjualan album yang semakin banyak.

Di era modern saat ini, profesi seorang musisi itu bukan lagi menjadi sebuah status saja tapi juga sudah menjadi mata pencaharian utama. Ada orang-orang disekeliling mereka yang bergantung terhadap karyanya (istri, anak). Dan sebagai penikmat musik yang baik, seharusnya fans bisa memahami hal ini. Bahwa musisi pun pasti ingin berkembang, mereka juga ingin sukses supaya bisa mensejahterakan anak-istrinya. Kalo musisi cuma menuruti kemauan fans yang menuntut untuk tetap idealis, lalu kemudian albumnya tidak laku di pasaran, dan keuntungannya tidak seberapa. Kalian para fans yang demanding tadi apakah mau ikut membiayai kebutuhan istri dan anak mereka? Dukunglah musisi idola kalian dengan bijak, daripada banyak menuntut alangkah baiknya jika terus mensupport musisi idola dengan membeli rilisan fisknya, merchandisenya, atau tiket konsernya. Karena pada akhirnya fans yang demanding tidak akan membawa pengaruh positif terhadap karir sang musisi, tapi fans yang loyal dan supportif lah yang akan memberikan semangat kepada musisi untuk terus berkarya.

Tulisan ini sekaligus ane dedikasikan dalam rangka Hari Musik Nasional yang jatuh pada tanggal 09 Maret kemaren,
ya biarpun telat tapi masih relevan lah emoticon-Big Grin

Selamat hari musik nasional, jaya selalu musik Indonesia!
Ane juga ingin mengajak agan-agan sekalian untuk tetap terus mendukung musik karya anak bangsa, dengan tidak membeli bajakan. Makasih semua yang udah mau mampir di thread sederhana ini