little.siriusAvatar border
TS
little.sirius
Kisah di Bulan Desember



Quote:

Kisah ini berawal ketika aku masih berada di bangku SMA.
Perkenalan kita bisa dikatakan bukan sebuah kesengajaan, kita bertemu saat rapat OSIS untuk persiapan pentas seni (pensi). Dia adik kelasku, kita sama-sama anggota OSIS aktif, saat itu aku punya tugas sebagai penggalang dana, dan kebetulan dia adalah bendahara OSIS, dari situlah perkenalan kita dimulai.

Sejak awal perkenalan itu, semakin hari kita semakin akrab. Bahkan layakanya orang pacaran, kita selalu ngobrol bersama saat waktu senggang disekolah. Singkatnya, aku mulai merasa penasaran, dan berniat meminta nomor telpon untuk mengenal dia lebih jauh.

Sekitar dua minggu kita intens saling berkirim pesan, akhirnya kita memutuskan untuk pacaran pada bulan Januari 2012. Tapi hubungan ini berjalan secara diam-diam, atau bisa disebut backstreet. Karena orang tuanya belum mengijinkan dia untuk memiliki pacar saat sekolah.


Tak terasa sudah 3 tahun hubungan ini berjalan, dan awalnya semua masih baik-baik saja, kita yang semakin beranjak dewasa mulai sibuk dengan tugas masing-masing. Sekarang aku seorang mahasiswa di salah satu universitas di Kota Bandung. Sedangkan dia sedang menjalani kuliah di salah satu sekolah tinggi keperawatan di Kota Depok.

Kita sudah sama-sama sibuk, dan bisa dibilang kalau kita sekarang harus LDRan. Ya LDR itu berat, tapi hubungan bukan hanya soal seberapa intens kita bertemu bukan? Melainkan bagaimana cara saling menjaga komitmen yang kita bangun dari nol.

Tapi hari ini ternyata menjadi hari dimana dia mulai berubah. Dulu, meski dia sudah berbeda kota denganku, tapi setiap hari dia masih sempat memberi kabar, meski hanya sekedar sapaan atau sekedar mengingatkanku untuk makan. Seenggaknya itu sudah cukup bagiku untuk merasa dihargai, tapi sekarang mengucapkan selamat pagi pun rasanya tidak pernah.

Kita berkabar, hanya untuk pamit tidur dan selesai tidak ada topik lain yang biasanya kita bahas. Dia beralasan cuek karena dia cape akhir-akhir ini sedang sibuk, sebenernya kecewa sih dengan jawaban itu, tapi aku harus paham dan menurunkan egoku demi hubungan ini. Setidaknya itu demi masa depan dia.


Semenjak dia berubah dan menjadi sosok yang cuek, mau gak mau aku harus bisa membiasakan diri dengan sikap dinginnya. Meski tidak jarang pertengkaran, jenuh, kecewa, marah bahkan kesal selalu datang mewarnai hari-hari kita.

Hari ini dia wisuda, dan aku berniat memberikan dia kejutan dengan datang langsung untuk mengucapkan selamat atas kelulusannya.

Akhirnya kita bertemu setelah 3 tahun menjalani LDR, tapi pertemuan ini tidak sesuai dengan harapanku sebelumnya. Ekspresi dia nampak tidak ada yang spesial, bahkan dia lebih asyik berfoto dengan teman-temannya dari pada meluangkan waktu bersamaku. Dan hari itu juga jadi hari pertama orang tuanya mengijinkan kita untuk memiliki hubungan, karna saat itu orang tuanya juga hadir disana.

Gak kerasa, jam sudah menunjukkan pukul 19.00. Setelah dia puas menghabiskan waktu sebagai tanda perpisahan dengan teman-teman asramanya, akhirnya kita pulang ke Bandung. Oh iya, saat itu orang tuanya ikut pulang bersama dalam satu mobil.


Hubungan yang awalnya dingin, membosankan, dan seperti tidak ada warna, sekarang mulai membaik. Kita semakin dekat, dan memutuskan untuk lanjut ke jenjang yang lebih serius. Tapi karna aku yang masih belum siap untuk menikah saat itu, dengan alasan pendidikanku yang belum selesai dan harus melanjutkan tingkat dua, akhirnya dengan segala perdebatan. Kita memutuskan untuk mengambil jalan tengah yaitu bertunangan.

Memilih bulan Januari untuk tunangan karena hari itu kita genap 7 tahun pacaran. Setelah bertunangan kita berkomitmen untuk menikah pada tahun 2019.

Aku pikir setelah pertunangan itu semua akan lebih baik, tapi ternyata aku salah. Kita masih sering berbeda pendapat, bahkan tidak jarang kita bertengkar hebat cuman gara-gara hal kecil. Dia selalu punya cara untuk menyalakan ku atas semua pertengkaran itu, dengan alasan aku tidak serius.

Tapi saat itu aku yang merasa bersalah karna telah menunda niat kita, akhirnya selalu meminta maaf lebih dulu. Meski kadang dia yang salah, aku dengan sedikit mengemis dan merayu hanya untuk kata maaf.


Hari ini menjadi awal keretakan hubungan kita, dia kembali dengan sikap dinginnya. Selama lebih dari 3 bulan dia jarang memberikan kabar, baik sapaan atau sekedar basa basi. Aku tau dia sibuk dengan pekerjaan nya sebagai bidan, tapi apakah iya seorang bidan harus sibuk selama 24 jam? Aku tidak pernah menuntut harus selalu dikabari setiap saat, tapi setidaknya bukan berarti dia bisa menghilang selama berminggu-minggu seperti itu.

Pernah aku datang ke rumahnya hanya untuk bertanya, kenapa sikapnya berubah. Tapi jawaban yang aku terima selalu sama, yaitu "Gak apa apa, aku biasa ajah ko. Cuman kemarin aku lagi sibuk ajah." Memang setelah pembicaraan itu dia kembali biasa, tapi hanya bertahan selama 3 hari dan kembali dingin setelahnya.


Semua masih sama, dia dengan sikap dinginnya, dan aku yang sedang belajar membiasakan diri untuk menjalani hari secara normal. Hari ini aku berharap menjadi hari yang lebih baik dari hari kemarin, karna hari H untuk pernikahan hanya tinggal menghitung bulan saja.

Tapi ternyata aku salah, hari aku sedang berada di tempat kerja dengan segala kebiasaanku. Tiba-tiba ada chatt, jujur aku langsung buka dan berharap itu kabar dari dia, tapi ternyata bukan, itu nomor baru yang aku sendiri belum pernah menghubunginya.

Ternyata dia adalah teman dari tunanganku, jujur bagai disambar petir di siang bolong. Dia memberiku kabar jika selama ini, tunanganku memiliki hubungan dengan laki-laki lain. Hmm... Ntah apa yang aku rasakan saat ini, yang pasti semua bercampur jadi satu. Antara tidak percaya, kecewa, sedih, marah dan menyesal.

Menyesal bukan karna aku memilih dia, tapi aku menyesal karna aku ternyata tidak bisa menjadi yang terbaik.

Singkatnya setelah aku berusaha mencari jawaban dan berfikir secara matang, aku berniat datang ke rumahnya dan membicarakan hal ini. Tapi dia tidak memberi jawaban pasti soal hubungan kita, hanya meminta maaf dan menangis.


Hari ini akan menjadi akhir dari hubungan kita yang sudah dimulai dari awal kita mengenal cinta hingga sama-sama dewasa. Selama 7 tahun ini aku berjuang, bukan berarti aku melakukan hal yang sia-sia, meski akhirnya dia lebih memilih laki-laki lain.

Aku tau, setidaknya dengan ini bisa menjadikanku sosok yang lebih kuat, lebih dewasa, tentunya aku banyak belajar darinya.

Terimakasih sudah pernah hadir dalam hidupku.

Akhirnya mereka menikah pada bulan Mei 2019.

Spoiler for Tuhan tak pernah salah:


Tidak terasa sudah dua tahun berlalu sejak hari itu, dan aku masih sendiri. Belum mampu membuka hati bukan karena aku belum move on, tapi aku belum bisa menaruh percaya pada seseorang. Meski begitu bukan berarti aku tidak bahagia, setidaknya aku masih memiliki setitik kebahagiaan dengan sahabatku.

Seperti biasa, sepulang aku bekerja, aku menghabiskan waktu luangku untuk membaca berita di Kaskus. Ya kebiasaan anak BP saling ejek dan bercanda dengan lupis.manis, extreme, iskrim, dan beberapa moderator yang aku kenal disini, rasanya sudah bisa memberiku senyum setiap harinya.

Tidak sengaja, saat aku scroll komentar di thread HT, aku menemukan sebuah link untuk terhubung ke salah satu group buatan anak kaskus.

Jujur, aku tidak terlalu tertarik akan hal-hal yang tidak aku tau sebelumnya, tapi ya iseng sih aku coba masuk dan ternyata aku disambut hangat saat itu.

Hari-hari yang biasanya aku hanya fokus dengan semua pekerjaanku dan tugas kuliahku saja, akhirnya menemukan warna baru.


Sejujurnya, aku tidak ada niat untuk mencari pasangan atau mencari pengganti mantanku secepat itu. Tapi ternyata tuhan memberi jawaban lain, ternyata aku bertemu mereka bukan tanpa alasan, seakan semuanya sudah ada dalam skenario, akhirnya aku bertemu dengan teman lamaku. Sebut saja may, dia adalah ibu peri kaskus yang pernah aku isengin, kita kenal di tahun 2016 lalu. Ternyata dia juga ada dalam group yang sama, akhirnya aku beranikan diri untuk menyapanya.

Obrolan kita hanya sebatas basa-basi, dan candaan. Akupun belum berani jika harus terlalu sok akrab, tapi jujur dia orang yang baik, dan aku nyaman dengan sikapnya.

Singkatnya, setelah kita dekat aku memberanikan diri untuk mengirimkan pesan secara pribadi di whatsapp. Basa-basi soal bahasa asing karna kebetulan saat ini may sedang menempuh pendidikannya di rusia, dan memang kebetulan aku mengikuti beberapa kursus bahasa juga, jadi ada bahan obrolan untuk mempelajari bahasa baru.

Jujur, niat awalku hanya untuk sekedar berteman, tidak lebih atau berharap yang lain. Tapi seiring berjalannya waktu, kita semakin dekat, dan dia menunjukkan semua pesonanya seakan-akan memaksa aku untuk membuka hati.

Takut? Iya, aku terlalu takut untuk memulai kembali perasaan ini, tapi ntah kenapa saat ini seakan-akan aku dipaksa agar memberanikan diri untuk membuka lembar baruku dengannya.

Hubungan kita tidak semudah apa yang orang lain lihat, aku memiliki masa lalu yang pahit tentang kepercayaan, begitupun may, dia memiliki masa lalu yang sama denganku. Ditinggal nikah, dan ya galau lama, menjomblo lama karena sulitnya percaya pada seseorang, dan pernah melakukan kebodohan untuk berharap pada orang yang salah.

Hari-hari berlalu, kita semakin dekat, setiap hari selalu ada waktu untuk berkabar, jujur aku merasa nyaman, dan sepertinya aku mulai terjatuh dijebakan yang dulu pernah aku alami, yaitu jatuh cinta.

Iya aku jatuh cinta lagi, kita memang tidak pernah bertemu, karna dulu saat aku mengenalnya, tidak lama dia berangkat ke Rusia untuk pendidikan. Lagian dulu aku masih punya pacar, begitupun dengan may.

Setelah beberapa hal yang kita lalui bersama meski lewat telpon, akhirnya kita merasa memiliki banyak kecocokan. Bukan soal apa yang dia miliki untuk aku bisa mencintai dia, tapi cara dia memperlakukan ku, cara dia memandang sebuah komitmen, cara dia menujukan rasa sayangnya, dan jujur, dia bisa menerimaku apa adanya.

Tanpa berfikir bagaimana aku, dan seperti apa aku ini.
Ternyata tuhan telah memberi kejutan baru untukku.


Akhirnya kita memberanikan diri membuka hati untuk saling percaya satu sama lain. Iya, percaya untuk menjaga komitmen, lucunya kita sama sama pernah punya hal buruk dengan hubungan LDR dan sekarang kita melakukannya lagi. Tapi aku harap ini akan berbeda.

Aku percayakan komitmen ini padahanya begitupun dia. Aku harap meski kamu bukan yang pertama bagiku, tapi setidaknya kamu bisa jadi yang terakhir.

Terimakasih may.
Aku tunggu kamu pulang yah, begitupun kamu, tunggu aku wisuda.



Ternyata benar, tuhan tidak pernah mengirimkan orang yang kita inginkan, melainkan tuhan akan memberikan orang yang kita butuhkan.

Tuhan tidak pernah mengambil apapun dari kita, tuhan hanya menggantinya dengan hal yang lebih baik.

Spoiler for Untukmu May:


Copyright
thread by little.sirius

Musik:
Samson - Tuhan Tak pernah salah
Virgoun - Surat Cinta Untuk Starla

juzie.wowwowwow
dewisuzanna
rieed
rieed dan 5 lainnya memberi reputasi
6
968
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to Heart
icon
21.6KThread27.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.