NegaraTerbaruAvatar border
TS
NegaraTerbaru
Antara Moge, Jokowi, dan Rizieq Shihab
Spoiler for Kerumunan:


Spoiler for Video:



Pada hari Minggu ku turut teman ke kota. Naik moge istimewa ku jajal Jakarta. Di tengah jalan ada Paspampres yang berjaga. Ditendangnya mogeku sampai jatuh jadinya.

Lirik di atas merupakan parodi dari lagu Naik Delman ciptaan Ibu Sud. Lirik itu diplesetkan untuk menggambarkan kejadian Hari Minggu tanggal 21 Februari 2021 lalu. Saat itu, petugas Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) tengah melaksanakan pengamanan instalasi di Kantor Wakil Presiden di Jalan Veteran III, Jakarta Pusat. Akibatnya, jalan yang biasanya dibuka untuk umum ditutup sementara dengan cara memasang cone pembatas jalan.

Namun tiba-tiba ada rombongan moge yang melintas dengan kecepatan tinggi dan suara knalpot yang berisik. Sejumlah pengendara lantas dilumpuhkan oleh Paspampres. Bahkan petugas menendang salah satu pemotor hingga terjatuh. Kejadian tersebut direkam lewat video salah satu pengendara moge dan disebarkan ke media sosial hingga menjadi viral.

Viralnya video tersebut menyebabkan Komandan Paspampres Mayjen TNI Agus Subiyanto menegaskan bahwa Paspampres berhak melumpuhkan kendaraan yang menerobos kawasan ring 1 Istana Kepresidenan, termasuk jalan di sekitar Istana yang tengah ditutup oleh petugas.

“Hal ini tertuang dalam Buku Petunjuk Teknis Pam Instalasi VVIP yang disahkan oleh Keputusan Panglima TNI tahun 2018 dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 59 Tahun 2013 tentang Pam VVIP,” kata Agus pada 26 Februari 2021.

Setali tiga uang, Asisten Intelijen (Asintel) Paspampres Letkol Wisnu Herlambang menjelaskan, peristiwa pengendara moge yang menerobos masuk area steril Istana saat itu termasuk dalam kategori aksi yang membahayakan. Ia menjelaskan, awalnya kendaraan dihentikan oleh petugas yang ada di sana. Namun karena tak mau berhenti, maka diambil tindakan yang diizinkan dalam aturan, yakni melumpuhkan dengan tangan kosong.

Bahkan bila aksi rombongan moge membahayakan petugas, Paspampres yang sedang melaksanakan dinas bisa mengambil tindakan terukur. Seperti mengeluarkan tembakan peringatan menggunakan amunisi karet, lalu amunisi hampa, dan terakhir menggunakan amunisi tajam.

Sumber : Kompas[Paspampres Berhak Lumpuhkan Pengendara yang Terobos Kawasan Ring 1, Ini Dasar Hukumnya]

Sumber : [url=https://akuraS E N S O Rnews/id-1279956-read-asintel-paspampres-tindakan-anggota-paspampres-terhadap-penerobos-area-steril-istana-sesuai-uu]Akurat[/url] [Tindakan Paspampres Terhadap Rombongan Moge Penerobos Ring 1 Istana Sesuai UU]

Oleh karena itu, meski video tersebut sengaja diviralkan oleh kelompok moge, mereka pada akhirnya mengaku lalai dan meminta maaf. Permintaan maaf disampaikan oleh salah satu perwakilan pengendara moge, Halid Darmawan pada 1 Maret 2021 saat berkunjung ke Markas Korps Paspampres di Jakarta.

Halid sebagai road captain dari komunitas tersebut mengaku rombongannya telah menerobos Jalan Veteran III meskti jalan tengah ditutup oleh Paspampres.

"Dari kami itu bukan bentuk kesengajaan, juga bukan bentuk terorisme. Jadi itu murni kelalaian kami dalam berkendara. Saya sebagai kapten lalai dalam membawa rombongan saya," ujar Halid.

Ia memaklumi jika ada petugas Paspampres yang langsung menindak dengan tegas rombongan yang dinilai memberi ancaman terhadap keselamatan VVIP yang berada di area Ring 1.

Letkol Wisnu Herlambang membenarkan adanya permintaan maaf dari komunitas moge. Wisnu menambahkan, para pengendara moge sebenarnya tidak perlu lagi meminta maaf atas perbuatan mereka. Sebab mereka sebelumnya memang sudah ditindak dan diberikan edukasi oleh anggota Paspampres sesaat setelah penerobosan.

Sumber : Kompas [Mengaku Lalai, Pengendara Moge yang Terobos Ring 1 Menyesal dan Minta Maaf]

Namun, Mantan Komandan Paspampres Letjen Purn Nono Sampono mengatakan perlu ada tindakan tegas pengendara motor yang menerobos kawasan Ring 1 di sekitar istana.

"Saya minta aparat kepolisian harus tegas (menindak penerobos ring 1 dan menertibkan balapan liar)," kata Nono pada 28 Februari 2021 lalu. Sebab cara Paspampres menangani pelanggaran di sekitar ring 1 berbeda dengan Kepolisian. Paspampres bisa saja menembak di tempat penerobos ring 1. 

Oleh karena itu, Nono mendukung pihak Kepolisian tetap mengusut kasus moge meski pelaku telah meminta maaf. "Ya. Karena bagaimanapun juga, dia (pelaku) menggunakan medsos, hp, dia rekam dan terpantau oleh petugas dan polisi. Saya kira dia akan berhadapan dengan ketentuan yang dilanggarnya," ujar Nono.

Menurut Nono, bila kasus ini tidak diusut, maka kejadian yang sama berpotensi terulang kembali karena tidak ada efek jera.

Sumber : Kompas [Mantan Komandan Paspampres: Polisi Perlu Tindak Keras Pengendara Motor yang Terobos Ring 1]

Dengan kata lain, pihak Kepolisian harus menindak semua pihak yang menerobos Ring 1 Istana. Terlepas adanya unsur kesengajaan ataupun tidak (spontanitas).

Penerobosan Ring 1 Istana bukanlah hal yang baru. Tentu kita masih ingat dengan kunjungan Presiden Jokowi ke NTT pada 23 Februari 2021 lalu. Kunjungan Jokowi yang disambut meriah rakyat NTT ternyata menyebabkan kerumunan yang bukan saja menerobos Ring 1, tapi juga membuat petugas Paspampres kewalahan.

Bahkan di salah satu momen kerumunan itu, terlihat video paspampres yang terjatuh diserbu emak-emak kala mengawal Presiden. Dalam video itu terlihat dua orang paspampres mengenderai sepeda motor tampak kewalahan hingga terjatuh saat diserbu emak-emak.

Kejadian yang terjadi di Sumba itu bermula saat mobil rombongan presiden berhenti sejenak. Momen itu dimanfaatkan warga dengan menyerbu mobil Presiden. Mereka terlihat beramai-ramai ingin menyalami hingga mengambil gambar Presiden Jokowi. Saat itulah, kedua orang paspampres yang mengendarai sepeda motor terjatuh karena didorong emak-emak yang berebut ingin bersalaman dan berfoto dengan dengan Presiden.

Sumber : Kumparan [Viral Video Paspampres Terjatuh Diserbu Emak-emak saat Mengawal Jokowi di Sumba]

Kerumunan seperti itu tak hanya terjadi pada saat itu saja. Dari awal mula Presiden keluar dari Bandara Frans Seda Maumere, warga telah berkerumun menyambut Presiden. Massa bahkan berkerumun di sekitar mobil Presiden saat Jokowi muncul dari atap mobil yang sengaja dibuka. Momen itu dimanfaatkan Jokowi dengan membagikan baju dan masker di sepanjang jalan yang ia lintasi.

Kerumunan yang melanggar protokol kesehatan serta mampu menembus Ring 1 Presiden mendapat kritik keras dari masyarakat lainnya, terutama dari pihak oposisi pemerintah. Seperti Politikus Gerindra Fadli Zon yang membandingkan kerumunan FPI dan Rizieq dengan kerumunan Presiden Jokowi.

Relawan Projo Noel Gallagher lantas membantah perbandingan yang diutarakan Fadli Zon. Menurutnya antusias warga menyambut Presiden Jokowi di NTT berbeda dengan kehadiran ribuan massa FPI yang menyambut Rizieq Shihab di Bandara Soetta. Noel mengatakan ada kampanye di medsos berupa selebaran yang menyerukan agar massa FPI hadir menyambut.

Sumber : Warta Ekonomi [Perbedaan Kasus Kerumunan Presiden- Rizieq versi Relawan: Kalau Rizieq Dimobilisasi, Jokowi Spontan]

Mobilisasi kerumunan penyambutan Rizieq Shihab sendiri telah dibantah sebelumnya oleh Ketua PA 212 Slamet Maarif pada November 2020 silam. Menurutnya FPI tidak mengundang, tapi mereka juga tak melarang massa untuk ikut menyambut. Mereka datang dengan kemauan sendiri.

Sumber : Tribunnews [Kepulangan Habib Rizieq Shihab, Simpatisan Padati Bandara Soetta Meskipun Tak Diundang]

Kedua belah pihak memiliki argumen masing-masing. Bagi pembela Rizieq, mereka mengklaim hanya mengatakan bahwa imam besar FPI itu akan datang. Mereka mengaku tidak ada ajakan untuk menyambut Rizieq. Akan tetapi, berdasarkan pengakuan Noel, ada kampanye di medsos yang menyerukan agar massa FPI hadir menyambut.

Sementara dari kasus kerumunan Jokowi, kelompok oposisi melihat ada kesengajaan dari Presiden untuk menimbulkan kerumunan dari melambatnya kendaraan serta hadiah seperti baju dan masker yang sengaja dipersiapkan. Sementara pendukung istana menilai itu hanyalah bentuk kecintaan warga NTT terhadap pemimpinnya. Tanpa ada hadiah pun masyarakat sudah berkerumun menyambut.

Memperdebatkan argumen kedua belah pihak tentu tak akan ada habisnya. Akan tetapi ada pertanyaan yang menarik dapat kita ambil dari berbagai kasus kerumunan tersebut bila dibandingkan dengan protokol pengamanan Ring 1 Istana terhadap kasus moge.

Jika moge penerobos Ring 1 memang harus ditindak oleh penegak hukum atas sikap mereka yang sebenarnya spontan menerobosnya karena lalai, maka bukankah massa di NTT juga harus ditindak atas spontanitas mereka yang menerobos protokoler Presiden?

Atau yang harus diusut adalah Paspampres yang membiarkan massa yang spontan dibiarkan menerobos Ring 1 sehingga menciptakan kerumunan massa?

Atau yang justru harus diusut adalah Presiden Jokowi sendiri karena membiarkan spontanitas massa di NTT menerobos Ring 1, sehingga membuat paspampres tidak dapat melumpuhkan spontanitas massa?

Atau Rizieq Shihab harus dibebaskan karena spontanitas massa yang menjemputnya di bandara bukanlah inisiatif Rizieq melainkan spontanitas massa FPI yang dikerahkan kelompok FPI?

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka akan timbul logika seperti ini. Bila spontanitas moge dinyatakan bersalah, maka otomatis massa Maumere dan massa FPI bersalah karena spontanitas mereka.

Namun jika Presiden tidak bersalah ketika diserbu oleh massa di Maumere secara spontan, maka Paspampres tidak bersalah ketika rombongan moge secara spontan menerobos Ring 1 Istana, sebagaimana pula Rizieq Shihab tidak bersalah ketika diserbu spontanitas massa FPI-nya.
Diubah oleh NegaraTerbaru 03-03-2021 06:35
normankhalif
mbakendut
tien212700
tien212700 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.4K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.