Hai GanSis apa kabar ...hari ini ane ada bahan buat cuap-cuap. Tapi ane ga ngajak ribut ya GanSis. Ini ane mau cerita pengalaman teman sama tetangga ane yang baru saja terjadi. Ane sendiri tidak pernah main game jadi tidak tau jenis-jenis game online yang digandrungi pria-pria dewasa.

Selama ini ane cuma tau COC, PUPG, FREE FIRE, itu pun karena banyak yang order kue ultah dengan tema itu. Lanjut ke game, jadi ini pengalaman keponakan ane yang istrinya baru hamil. Dari jaman pacaran si cowok memang sudah suka main game. Nah saat sudah nikah, istrinya kasih ancaman, pilih dia ama game.



Tentu saja sebagai lelaki yang baik dia langsung memilih istrinya. Tapiii, sayangnya sejak hari itu dia sering terlambat pulang kerja. Kalau dulu selalu tepat waktu tapi di rumah lanjut main game, kalau sekarang pulang telat sampai rumah langsung tidur.

Jujur ane sendiri lihatnya sedikit kesal juga sih. Tapi menurut ane, kenapa tidak dibiarkan main game saja yang penting di rumah? Daripada main di tongkrongan nanti malah ketemu sundel bolong kan bahaya.



Tadi ane dengar ibunya keponakan marah-marah karena menganggap anaknya tidak punya tanggung jawab sebagai calon Bapak. Nah ane jadi bingung, si anak ini kerja, nafkahin istrinya. Disuruh antar ke mana pun dia pergi, bahkan ke pasar juga mau. Salahnya di mana coba, kecuali dia tidak mau disuruh ye kan.

Ada satu lagi ponakan ane yang masih bujang. Katanya lebih baik jomblo daripada punya cewek dicurigai melulu, padahal dia hanya main game, tidak pernah ketemuan atau chat dengan cewek lain.



Apalagi katanya dari main game dia dapat uang, kalau orang lihat dia hanya pegang hape terus tidak terlihat kerja apa pun, padahal rekening dia selalu terisi.

Kalau menurut Agan Sista solusi apa yang harus dilakukan. Haruskah seorang pria beristri jangan main game dan hanya anak-anak bujang jomblo yang boleh main game? Atau semua tergantung ijin dari sang wanita?

Kita sering lihat curhatan cewek yang merasa terabaikan karena kekasihnya sibuk mabar. Atau pun ada cewek yang menghancurkan perlengkapan game kekasihnya karena merasa tak dianggap.



Menurut ane pribadi, semua tergantung kesepakatan. Mungkin saja bisa main game tapi cukup berapà jam. Seperti halnya orang tua yang memberi batasan waktu untuk anaknya. Bisa dipraktekan kepada pasangannya. Apa pun itu kiranya tidak ada perpisahan bahkan perceraian hanya gara-gara game. Apalagi sampai melupakan dan meninggalkan waktu untuk Tuhan.

Oke GanSist cukup sekian cuap-cuap ane, trima kasih.

Foto : Google
Sumber : Opini pribadi