nofivinovie
TS
nofivinovie
Ketika Guru Mengaji Menjual Diri, Sebenarnya Apa yang Terjadi?


Assalamualaikum, GanSis!Apa kabar hari ini? Swmoga masih selalu sehat.

Kali ini ane mau membahas sesuatu yang kurang penting, tetapi cukup marak di beberapa tempat. Tidak lain dan tidak bukan, ane mau membahas tentang menjadi simpanan bule. Mungkin GanSis punya pengalaman juga dengan hal seperti ini. Boleh nanti diceritakan di kolom kementar.

Bule, sebutan untuk para turis asing yang datang ke Indonesia. Bukan hanya yang dari Eropa, bahkan turis-turis Jepang pun sering disebut bule. Lagipula enggak ada aturan yang menyebut bahwa bule hanya untuk orang Eropa dan Amerika saja.

Berbicara tentang bule, di Indonesia sendiri kehadiran mereka kerap dianggap wah.

Padahal tidak semua bule memiliki kekayaan setinggi ekspektasi orang kita. Mereka ada juga yang hidupnya pas-pasan. Pergi ke Indonesia hanya untuk sedikit penyegaran otak sekalian berlagak sultan.

Di Indonesia sendiri apa-apa masih murah jika dibandingkan harga-harga di luar.

Nah, dasarnya orang kita sudah menganggap kehadiran mereka begitu spesial, maka terjadilah kekaguman berlebih. Tak jarang, beberapa orang nekad mendekati para bule itu demi uang. Biasanya bule-bule itu suka akan kulit Indonesia yang sedikit gelap. Lalu, apakah perbuatan mereka bisa dibenarkan?

Ane enggak berani bilang itu salah atau benar.

Hanya saja, ane bukan termasuk yang menganggap hal seperti itu boleh dilakukan.

Demi uang dan segala tuntutan hidup seringkali harga diri digadaikan. Apa saja dilakukan demi bisa hidup lebih layak dan mewah. Tak perlu lagi mereka ngoyo bekerja.

Ini terjadi kepada teman ane semasa kerja.

Kami bekerja di salon. Namun, ternyata pekerjaannya itu hanya semacam kamuflase. Kenapa bisa begitu? Sebab, kehidupannya sudah ditanggung oleh si bule.

Teman ane itu laki-laki muda dan di kampungnya menjadi seorang guru mengaji.

Kerjanya di salon hanya untuk menutupi apa yang ia lakukan. Menjalin hubungan sesama jenis dengan bule. Bahkan, tak hanya satu.

Ane pernah memergoki ia tengah bingung mengatur jadwal kencannya sendiri.

Saat itu kedua bulenya datang bersamaan.

Yang satu asal California, satu lagi Australia.

Jadi, saat itu (lebih dari 10 tahun lalu) ia sebenarnya hanya perlu berongkang-ongkang kaki saja uang sudah mengalir.

Hanya saja ia tak ingin menimbulkan kecurigaan.

Jadi ia tetap bekerja, meski sering tak masuk.

Setidaknya di mata orang ia memiliki pekerjaan.

Ane sendiri sering mengingatkannya untuk kembali menjadi seperti dulu. Ia menolak dengan beralasan memiliki banyak tanggungan. Kedua orang tua, kakak, dan adik yang masih perlu bantuannya. Sayang sekali mereka dihidupi dari uang hasil menjual dirinya ke bule-bule itu.

Meski uang yang ia hasilkan diragukan kehalalannya, ia tetap menyisihkan uang-uangnya untuk berinfak dan menyumbang masjid.

Katanya, yang penting ikhlas. Entah diterima atau tidak. Ia hanya ingin menyumbang.

Mirisnya, ia akan menjadi sangat hedon dan bebas ketika di kota. Kemudian, akan kembali religius dan mengajari anak-anak mengaji ketika pulang kampung. Ia bisa menjadi dua individu yang sangat berbeda. Ane berharap suatu hari nanti ia akan kembali ke jalan lurus. Sebab, menurut ane ia menapaki jalanan bengkok.

Semoga kejadian-kejadian seperti ini tak terus bertambah. Semoga setiap dari kita diberikan kekuatan dan kejernihan hati untuk menghindari hal-hal seperti itu, ya GanSis. Aamiin ya rabbalalamin.

Sekian dulu tulisan ane ini. Semoga ada hal baik yang bisa dipetik dari sini. Lalu, menurut GanSis bagaimana dengan kisah di atas?

Sampai jumpa di tulisan ane berikutnya, GanSis!

Wassalamualaikum.

Tulisan di atas adalah murni pendapat dan pengalaman penulis selama berteman dengan si teman tersebut
Foto: pexels

GIF
anggrekbulanyugi17tien212700
tien212700 dan 9 lainnya memberi reputasi
10
5K
147
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.