ribkarewangAvatar border
TS
ribkarewang 
Kramat Tunggak Tutup, Bar Dan Kafe Menjamur, Salah Siapa?
Konten Sensitif


Hai GanSis apa kabar ... apakah masih setia di depan layar atau sudah mulai jenuh dan berjalan keluar?

GanSis kali ini ane mau bahas yang jadul dan new, buat angkatan 70-80an pasti pernah dengar nama Kramat Tunggak salah satu daerah di Jakarta yang merupakan lokalisasi terbesar seAsia Tenggara. Tempat prostitusi yang dilegalkan ole Gubernur Ali Sadikin di tahun 70an, akhirnya ditutup oleh Gubernur Sutiyoso di tahun 99an.

Sayangnya ditutupnya bisnis pramuriaan yang notabene tempat maksiat bukan membuat para pelakunya jera tapi hanya berpindah tempat mangkal. Sejak Kramat Tunggak telah beralih jadi tempat ibadah dengan nama Jakarta Islamic Center, Kafe remang-remang bertebaran.

Konten Sensitif


Mereka para mucikari mengubah strategi, Kafe remang-remang baik yang transparan mau pun nyata-nyata. Bukan rahasia lagi bahkan transaksi sex di jalanan pun bukan hal yang tabu. Parahnya jaman semakin maju ponsel sudah ada bisnis pun semakin mudah. Tinggal telepon dan wanita dengan model pesanan seperti apa akan ada.

Jika dulu para penghuni Kramat Tunggak akan menutupi pekerjaannya dengan berpakaian sopan saat ke tempat umum, terbalik dengan sekarang, seakan mereka mempertontonkan dirinya juga tubuhnya dengan label, DIJUAL.

Konten Sensitif


Dulu kebanyakan para pekerja sex adalah wanita yang pernah berumah tangga. Yang gagal karena himpitan keuangan, atau rasa kecewa pada pasangan bahkan karena masalah ekonomi. Tapi sekarang lihatlah, mereka yang rela menjual dirinya hanya demi gaya hidup. Sadisnya lagi makin banyak gadis yang rela menjual keperawanannya hanya demi sebuah ponsel dan uang saku.

Jadi siapa yang layak disalahkan? Ada atau tidak lokalisasi ane kira tidak berpengaruh pada kehidupan sebuah kota. Karena prostitusi itu sendiri sudah ada dari jaman dulu bahkan mungkin saat kerajaan masih berdiri.

Bukan salah para hidung belang, atau mucikari bahkan para pelaku penjaja sex. Karena semua itu adalah napsu, bukan rahasia lagi, bahkan dalam urusan pemerintahan pun tak jarang para pemuas napsu itu disuguhkan demi melancarkan urusan. Mau kelas lokalisasi, atau bar fan kafe bahkan sekelas artis yang satu kali short time bisa puluhan juta, semua hanya napsu. Si hidung belang butuh, mucikari menyediakan dan si wanita dapat uang.



Hanya yang sangat disayangkan dengan adanya bar dan kafe yang berkedok ini bisa jadi membuat tempat usaha yang sama tapi benar-benar bersih dan murni usaha tanpa bumbu tambahan menjadi dianggap sama. Ane punya teman, punya kafe yang sama sekali tidak menyediakan hal-hal yang tidak diperbolehkan agamanya. Sayang karena oknum yang saat itu minum di tempat lain, makan dan janjian dengan temannya yang notabene suami orang di kafe mereka. Kemudian dipergoki sang istri, terjadilah keributan dan akhirnya kafe yang awalnya baik-baik sudah dianggap tempat bisnis terselubung.

Konten Sensitif


Yah itulah kejamnya dunia dengan segala kerusakan moralnya. Kita tidak bisa mengatur orang lain jika pemerintah sendiri tidak tegas dalam memberikan aturan. Seperti tebang pilih dengan tempat yang kebijakan-kebijakan yang tak adil. Sekali lagi ane cuma bisa bilang salahkan napsu yang selalu mendapat celah di hati manusia.

Ok sekian cuap-cuap ane, sampai ketemu di thread ane selanjutnya.

Foto : Google
Sumber : Opini pribadi




anna1812
henkycuma1
tien212700
tien212700 dan 23 lainnya memberi reputasi
24
7.7K
167
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.