arifian61
TS
arifian61
Cinta Pertamaku Tertaut Pada Tetangga Depan Rumah
Cinta Pertamaku


emoticon-rose
============

Cinta pertama adalah hal yang sulit dilupakan. Begitulah yang kurasakan hingga saat ini. Meski cinta itu telah menghilang, namun kenangan akan sosoknya tak pernah turut serta.

Awalnya aku sama sekali tak menaruh hati pada lelaki jangkung dengan belahan di dagunya itu. Walaupun ganteng, tapi di mataku dia sungguh enggak banget. Bayangkan saja, setiap kami bertemu, aku selalu diusilinya. Lagipula dia juga dikenal tukang pacaran. Hampir semua cewek di kampung dipacarinya. Akhirnya orang-orang sini mencap dia, Roni si playboy.

Sejauh aku menghindarinya, tetap saja kami bertemu hampir tiap waktu. Seandainya saja dulu orang tua Roni tak membeli rumah yang berhadapan dengan rumahku, mungkin akan beda kisah. Tak akan ada cerita mengenai kisah cinta pertamaku yang tertaut pada tetangga depan rumah.

Cerita ini bermula semenjak kepindahan Roni ke kampungku. Baru tinggal beberapa bulan dia sudah bisa menaklukkan seorang Vera yang terkenal jutek di kampung. Saat itu Roni baru kelas tiga SMP dan Vera satu tingkat di bawahnya. Sementara aku satu tingkat di bawah Vera.

Setelah putus dari Vera, Roni mulai berkelana ke hati Yani, Lilis, Idah. Kalau diingat-ingat lagi sekarang, Roni benar-benar pas bila dipanggil playboy ingusan.

Ketika putus dari Idah, Roni sudah kelas 1 STM. Entah mengapa kali itu dia tak lagi gerasah-gerusuh cari pacar. Dan kukira dia sudah insyaf.

Namun justru ketika Roni tak punya pacar-lah, tiba-tiba hatiku bahagia. Aku tak mengerti dengan semua yang kurasakan. Karena selama ini aku muak dengan tingkahnya yang sok ganteng. Meski tak dapat ku pungkiri bahwa dia memang ganteng. Jangkung, kulit kuning, potongan rambut bergaya ala aktor Andy Lau saat masih terkenal-terkenalnya. Ditambah pula, ini pertama kalinya kurasakan jatuh cinta.

Makin aku tekan perasaan yang mulai bertunas, malah sulit terkendali. Aku coba untuk menyimpannya saja. Siapa tahu hanya ilusiku semata. Pada saatnya nanti, jika rasa suka di hati kian bertumbuh dan Roni tak peka, akan aku utarakan terlebih dulu.

Dan minggu pun berganti bulan hingga seterusnya. Ternyata rasa di hatiku perlahan meredup. Barangkali karena sikap Roni yang sudah tak acuh lagi padaku. Jika dulu kami selalu saling meledek saat bertemu, semenjak berpacaran dengan Idah, itu semua tak pernah terjadi lagi. Apalagi sejak mereka putus. Aku dan Roni bagaikan tak mengenal satu sama lain.

Namun, tiba-tiba saja Roni mulai mendekatiku dan tentunya hal tersebut serta merta membangkitkan rasa suka yang mulai layu. Aku pikir, Roni mempunyai hal yang sama denganku. Hampir setiap malam dia bermain di teras rumah. Kami mengobrol ngalor ngidul. Sayang beribu sayang, dugaanku pada Roni di awal salah.

Di suatu sore, pemuda itu memintaku untuk mengirimkan surat pada sepupuku yang rumahnya di seberang jembatan. Tanpa banyak tanya, aku menyanggupi. Meski di dalam hati bergolak. Menerka-nerka ada hubungan apa antara Roni dan Tia.

Keesokan harinya, aku sampaikan surat Roni pada Tia. Sepupuku itu menerimanya dengan wajah datar. Setelah membuka dan membacanya sekilas, dia menyerahkan surat itu padaku. Entah apa tujuannya. Mau tak mau aku, sengaja tak sengaja aku pun membaca tulisan tangan Roni. Rupanya dia nembak Tia. Betapa membaranya dadaku jika dapat terlihat saat itu.

Tak berapa lama, Tia menyerahkan selembar kertas. Dia bilang, balasan untuk surat Roni. Saat aku bertanya, mengapa tak pakai amplop. Dengan enteng Tia membalas, gak ada yang penting juga isinya. Dan hal itu justru membuatku penasaran.

Aku pun lekas pulang setelah bercerita sebentar dengan Tia. Di tengah jalan, tanganku gatal untuk membuka surat balasan dari Tia. Aku pun dengan lancang membacanya.

Isi surat balasan Tia menggantung. Menurutku, Tia seolah sedang memberi harapan pada Roni. Dan jika memang itu benar, artinya aku harus memberangus habis tunas-tunas sayang pada Roni. Uhh, Tia betul-betul membingungkan.

Surat balasan dari Tia kuserahkan pada Roni. Disusul oleh amplop pink. Saat itu wajah Roni berubah-ubah dari yang senang berganti bingung ketika amplop pink sudah di tangannya.

Aku meminta Roni untuk terlebih dulu membuka surat yang beramplop. Roni pun manut begitu saja. Setelah itu aku pun pamit pulang.

Cukup beberapa langkah aku sudah sampai di rumah. Saat itu jantungku tak karuan deg-degannya. Aku berusaha meredakan semua itu. Namun belum sempat kulakukan, Roni sudah berdiri di teras dan memanggil-manggil, sambil tersenyum penuh makna. Kemudian dia menyerahkan kembali amplop pink tadi. Lantas menyuruhku untuk membacanya.

Dengan keringat dingin di telapak tangan, kubuka dan baca surat itu. Ternyata ungkapan perasaanku pada Roni dibalasnya langsung di bawah salam penutup surat. Betapa sukanya aku waktu itu. Rupanya cintaku tak bertepuk sebelah tangan.



Ya, Meski dengan cara merebutnya dari Tia, toh aku tak salah. Karena Tia pun tak memberi jawaban pasti pada Roni. Dan Roni pun malah menyambut cintaku ketimbang mengejar Tia.

emoticon-rose
============




Ditulis oleh @arifian61
Foto : Google
®2021
bangtoyip1990delia.adeltien212700
tien212700 dan 10 lainnya memberi reputasi
11
2.4K
42
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to Heart
icon
21.5KThread26.4KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.