adivaazzahraAvatar border
TS
adivaazzahra
Ketika Cinta Hanya Memberi Luka

Dokpri

Ketika Cinta Hanya Memberi Luka

Kisah ini dimulai saat aku masih menjadi mahasiswa baru di sebuah perguruan tinggi negeri di kotaku. Aku yang sudah trauma dengan sebuah hubungan, kembali dipertemukan dengan sosok yang tak gentar untuk mengajakku berkomitmen.

Ya, berulang kali dia menghubungi, menebar kata gombal dan janji manis. Yang nyatanya, hingga aku berada di tahun ke-3 mengenalnya, ia tak berani sekali pun untuk bertemu orang tuaku.

Janjinya, kata manisnya ... semua hanya omong kosong dan aku benci lelaki yang tidak bisa dipegang ucapannya.

Berulang kali aku mengajaknya bertemu orang tuaku, tetapi selalu ditolak dengan berbagai alasan. Baiklah, untuk sesaat aku mengalah. Membiarkannya dengan segudang alasan yang ia buat. Mungkin aku yang terlalu berharap kepadanya.


Sumber

Setahun berselang setelah ia mengucap janji, ia tiba-tiba menghilang. Aku pun bingung, keresahan melanda hati. Akan tetapi, saat itu ada sosok sahabat yang setia mendengar keluhku, membantu memberi solusi.

Aku pun tak lagi memikirkannya. Ada banyak kesibukan mendatangiku. Sejenak aku melupa tentangnya.

Saat hatiku mulai kuat dan terbiasa tanpanya. Dia kembali datang menyapa. Menawarkanku untuk menjadi pendamping hidupnya. Menemaninya berjuang.

Aku yang masih menyimpan rasa untuknya, langsung mengiyakan ajakannya. Namun, kukira ia telah berubah. Nyatanya tidak, dia belum mau dan tidak berani untuk bertemu orang tuaku.

Berbulan-bulan ia tak ada kejelasan. Bahkan media sosialku pun, diblokir olehnya.

Kecewa? Jangan tanyakan, aku sangat kecewa. Terluka? Jelas saja. Siapa yang tidak kecewa jika diperlakukan demikian.


Dokpri

Lalu, di penghujung tahun 2020, dia kembali dengan penawarannya. Mendesakku untuk segera memberitahu orang tuaku tentangnya.

Na'as, orang tuanya tidak menyetujui kami, saudaranya pun demikian. Ternyata ia telah dijodohkan dengan orang lain.

Lalu, untuk apa menghubungiku, memintaku menjadi pendampingnya, jika ia telah dijodohkan? Apa salahku, hingga ia selalu mempermainkanku.

Di samping itu, orang tuaku yang tahu jika dia memintaku memberitahu mereka tentang kami, mereka menolaknya.

Jelas saja, dia tidak berani bertemu mereka. Dia hanya menyuruhku untuk berbicara dengan orang tuaku. Membuat mereka tak yakin dengan keseriusannya.

Aku pun mengalah. Memintanya bersabar menungguku menyelesaikan pendidikan jika ia memang benar-benar menginginkanku. Sebab, dia saja tak berani menghadap orang tuaku.

Aku bisa apa selain diam dan mengikuti alur cerita dari-Nya?

Hingga ... ia kembali memblokir seluruh akunku. Kemudian kembali lagi membawa harapan, harapan yang kukira akan berbuah manis. Ternyata ... dia sudah memilih yang lain.

Satu yang ingin kusampaikan kepadanya, dan kepada semua lelaki, "Jangan menebar janji, membuat orang berharap, jika kamu sendiri tak yakin dan ragu dengannya. Jadilah lelaki yang pemberani. Jangan menjadi pengecut."

Bukan aku tak menerima keadaan, tetapi aku adalah wanita yang memiliki rasa, dan juga hati.

Hatiku bukan baja. Semandiri apa pun aku, sekuat apa pun aku, aku hanyalah wanita biasa, yang juga bisa terluka.

Jika dulu aku punya sahabat untuk berbagi luka, kini tak ada lagi. Aku semakin lemah karena itu. Berbagai penyakit akhirnya menggerogoti tubuh. Fisikku melemah karena terlalu banyak beban yang harus dipikul sendirian.


sumber

Untuk saat ini, kumohon kepadamu, jangan datang kepadaku saat dunia memberimu luka. Sebab, aku sendiri tak tahu cara menyembuhkan luka yang telah kau torehkan.

Jika kamu seorang lelaki sejati, hadapi sendiri masalahmu. Jangan jadikan aku pelarian dan tempatmu mencari pencerahan dan solusi.

Aku sudah cukup sakit dan terluka karenamu. Biarkan aku untuk meneruskan langkahku seorang diri.

Jika Tuhan berbaik hati kepadaku, mungkin aku dan dia akan disatukan, tetapi bisa saja Dia memilih orang lain untukku dan mungkin juga, untuk Dia menyuruh malaikatnya menjemputku lebih dahulu.

Kini, aku memilih memasrahkan semuanya kepada-Nya. Meski saat ini aku merasa gagal untuk kesekian kali, semoga aku bisa bangkit dan menemukan sosok yang bisa menerimaku apa adanya, menerima segala kekuranganku, dan menerima kisah masa laluku.

Meski di hatiku, masih ada secuil harap untuk bersamanya—lelaki yang berulang kali menyakitiku. Aku masih berharap bahwa ini hanyalah mimpi, dan saat aku bangun dari tidurku, Tuhan berkenan untuk mengabulkan permintaanku. Untuk saat ini, cukuplah aku memintanya kepada Tuhan. Biarkan aku menenangkan diri untuk saat ini. Semoga cerita indah yang akan menghampiriku nanti, setelah beribu luka dan ujian menghampiri hidupku.

Adiva Azzahra,
Gowa, 24 Februari 2021.

yasyah81
tien212700
zulmusarofah
zulmusarofah dan 2 lainnya memberi reputasi
3
613
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to Heart
icon
21.6KThread27.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.