si.matamalaikat
TS
si.matamalaikat
Tidak Ada Nama Su-35, F-15EX dan Dassault Rafale Menjadi Jet Tempur Baru Untuk TNI AU
Teka-teki mengenai jet tempur baru yang akan dioperasikan oleh TNI AU akhirnya terjawab, pada thread sebelumnya TS membahas kunjungan perwakilan Dassault ke Kemenhan, maka pada hari Kamis kemarin TNI AU mengkonfirmasi akuisisi jet tempur asal Prancis tersebut. Selain Dassault Rafale, TNI AU juga akan mengakuisisi F-15EX.

Rencana akuisisi Rafale dan F-15EX ini disampaikan langsung oleh Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fajar Prasetyo, beliau mengatakan bahwa jet tempur yang akan didatangkan ke Indonesia adalah Rafale dan F-15EX. Hal itu beliau sampaikan pada hari Kamis tanggal 18 Februari 2021 dalam sambutan pada Rapat Pimpinan (Rapim) TNI AU 2021 di Markas Besar TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur.

Berikut ini adalah salah satu pernyataan beliau "Mulai tahun ini hingga tahun 2024, kita akan segera merealisasikan akuisisi berbagai alutsista modern secara bertahap,".Dikutip dari Anadolu Agency, merujuk dokumen Rapim TNI 2021 beberapa waktu lalu, Indonesia akan membeli 36 unit pesawat Rafale dan 8 unit pesawat F-15EX. Diharapkan 6 unit F-15EX sudah tiba sebelum tahun 2022.

Selain jet tempur dalam keterangan yang disampaikan dalam Rapim tersebut, TNI AU juga akan mengakuisisi pesawat multi-role tanker transport, pesawat angkut C-130J, pesawat tanpa awak atau 'unmanned combat AERIAL vehicle' (UCAV) dengan kemampuan 'medium altitude long endurance' (MALE). Namun, tidak disebutkan secara rinci jenis pesawat tanker dan UCAV yang akan diakuisisi.




F-15EX.

Ilustrasi: boeing.com


Keputusan akuisisi Rafale bukan hal yang mengejutkan, lantaran pada hari Kamis tanggal 11 Februari 2021 lalu, dua orang perwakilan Dassault Aviation menyambangi Kementrian Pertahanan. Dan seminggu kemudian KSAU akhirnya mengkonfirmasi pembelian Dassault Rafale buatan Prancis.

Yang menarik, ini adalah kali pertama TNI AU mengumumkan pembelian alutsista secara resmi, biasanya matra udara tersebut hanya menunjukkan minat saja. Kedepannya semua matra TNI mungkin bisa memberi keterangan resmi seperti ini, agar masyarakat pecinta dan pemerhati militer tidak tertipu konten overproud atau hoax yang biasanya dibuat youtuber militer Indonesia.

Dassault Rafale dan F-15 bisa dibilang musuh bebuyutan, karena mulai awal tahun 2000-an kedua pesawat ini telah mengikuti tender di beberapa negara. Pada tahun 2002 dalam tender di Korea Selatan, Rafale dikalahkan F-15, pihak Korea Selatan lebih memilih membeli F-15 sebanyak 40 unit.




F-15SG milik Singapura.

Ilustrasi: airforce-technologhy.com


Tahun 2005, dua jet tempur ini kembali ikut tender di Singapura. Namun, lagi-lagi Rafale kalah, tetangga kita pada akhirnya lebih memilih F-15. Alasan tak terpilihnya Rafale karena waktu itu Rafale hanya digunakan oleh pihak Prancis, faktor kedekatan kedua negara dengan Paman Sam juga membuat F-15 lebih diunggulkan.

Selain Indonesia, varian terbaru F-15EX juga akan ditawarkan ke India, dimana Negeri Bollywood sedang mencari jet tempur baru untuk mengamankan wilayahnya. Boeing sebagai produsen F-15EX juga menawarkan fasilitas pembangunan F-15 EX di India jika negara itu hendak membeli F-15EX.

Sekilas tentang F-15EX, ia adalah jet tempur berkursi ganda yang dikembangkan dari F-15E. Meski punya kursi ganda, F-15EX cukup diawaki seorang pilot saja. Namun, jika difungsikan sebagai pesawat penyerang jarak jauh, jet tempur ini baru diawaki oleh dua awak. Awak tambahan di kursi belakang bertindak sebagai operator sistem senjata (weapons system officer/WSO).




Ilustrasi: boeing.com


Dari segi avionik F-15EX sudah dibekali kontrol penerbangan fly-by-wire, kokpit digital baru, radar AESA modern dan ADCP-II. Selain itu F-15EX menampilkan sistem peperangan elektronik Eagle Passive/Active Warning dan Survivability System untuk meningkatkan efektivitas misi dan kemampuan bertahan bagi operator. Belum banyak spesifikasi avionik yang dipublikasikan, mengingat pesawat ini baru saja menjalani tahap uji terbang beberapa waktu yang lalu.

Sementara untuk urusan mesin, F-15EX sendiri ditenagai oleh dua buah mesin, ada dua pilihan mesin yang akan diuji Boeing sebagai produsen pesawat. Awalnya mesin tersebut adalah F110-GE-129 produksi GE Aviation, namun penawaran mesin yang lain juga datang dari Raytheon Technolohies yang menawarkan mesin Pratt & Whitney F100. Mesin-mesin tersebut selama pengujian mampu melesatkan pesawat sampai kecepatan maksimal Mach 2.5. 

F15-EX sendiri juga akan masih memperkuat USAF (Angkatan Udara AS), diperkirakan 144-200 unit F-15EX akan menggantikan F-15 C/D yang kini beroperasi di skadron tempur Garda Nasional Udara (ANG). Rencana akuisisi F-15EX oleh Indonesia cukup menarik, karena sebelumnya Paman Sam hanya menjual pesawat ini kepada para sekutunya saja. Dan entah karena faktor apa, kini negara yang tidak termasuk sekutu AS seperti India dan Indonesia diberi kesempatan memakai jet tempur legendaris tersebut.

Beralih ke Dassault Rafale, kunjungan dua kali ke Prancis yang dilakukan Pak Prabowo Subianto nyatanya berujung manis. Karena pada akhirnya Indonesia akan mengakuisisi jet tempur generasi 4.5 tersebut, bagi warganet Indonesia pecinta militer, Rafale adalah jet tempur yang diharapkan bisa dimiliki Indonesia jika Su-35 tidak jadi dibeli.




Ilustrasi: dassault-aviation.com


Dari sisi avionik, Rafale mengusung sistem kekikinian yang hampir sama seperti F-15EX. Rafale dibekali sistem Thales RBE2 berjenis passive electronically scanned array (PESA). Oleh pabrikannya, alat ini bisa meningkatkan kewaspadaan terhadap jet tempur lainnya sekaligus mendeteksi secara cepat serta mampu melacak berbagai target dalam pertempuran jarak dekat.

Sebagai pelengkap, sistem radar juga dilengkapi RBE2 AA, berupa active electronically scanned array (AESA). Radar ini memiliki kemampuan deteksi hingga 200 km. Untuk menambah kemampuan supremasi udara, pabrikan juga memasang sejumlah sistem sensor pasif yang terdiri dari sistem optik-elektro berupa Optronique Secteur Frontal (OSF), yang terintegrasi dengan pesawat. OSF bisa mendeteksi dan mengidentifikasi target udara.

Untuk mendukung penerbangan dipasang modular avionik terintegrasi (IMA), atau biasa dikenal MDPU. IMA ini dapat membantu pilot selama operasi pertempuran dengan memberi data analisis dari seluruh sistem sensor yang terpasang di dalam pesawat. Pada bagian mesin, Rafale dilengkapi dua unit mesin Snecma M88, membuat pesawat ini mampu melesat hingga kecepatan maksimal Mach 1.8.




Ilustrasi: dassault-aviation.com


Rafale sebenarnya sudah ditawarkan ke Indonesia sejak tahun 2015, saat itu kebetulan TNI AU akan mencari pengganti F-5 Tiger. Akan tetapi tawaran itu belum diterima, karena TNI AU dikabarkan merekomendasikan Su-35 sebagai pengganti. Meski kontrak pembelian sudah ditandatangani tahun 2018, 11 unit jet tempur buatan Rusia yang hendak dipesan itu tak kunjung datang.

Selain terganjal masalah pembayaran yang cukup rumit antara Indonesia dan Rusia, masalah pembelian jet tempur Su-35 juga terganjal undang-undang Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CATSAA). Undang-undang tersebut mengamanatkan penjatuhan sanksi embargo senjata pada negara yang membeli alutsista dari Rusia. Dalam kasus Su-35, Indonesia akan terkena embargo jika membeli Su-35.

Kemungkinan Rafale dan F-15EX hadir untuk pelipur lara TNI AU atas alotnya proses pembelian Su-35, jika Indonesia nekat membeli Su-35, maka sanksi embargo sudah menunggu. Karena TNI kebanyakan memakai produk Amerika, alutsista yang dipakai saat ini terancam akan pensiun lebih cepat.

Ketika sanksi embargo diberikan, maka Paman Sam akan menghentikan pasokan suku cadang alutsista yang mengakibatkan alutsista milik TNI tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya. Cara paling aman bagi Indonesia saat ini adalah dengan membeli salah satu produk Eropa untuk menjadi alternatif dari produk Amerika yang rawan embargo. Ini hanya opini dan sudut pandang penulis, CMIIW.




Ilustrasi: dassault-aviation.com


Apa pun keputusannya sebagai WNI tentu kita harus bersyukur, karena para pemangku kebijakan membeli jet tempur baru dan bukan jet tempur bekas pakai. Diharapkan dengan datangnya jet tempur twin engine ini bisa meningkatkan kekuatan TNI AU untuk melindungi secara maksimal kedaulatan NKRI.

Selain itu pemakaian jet tempur twin engine generasi terbaru ini juga akan menjadi tantangan berat, mulai dari aspek pelatihan, perawatan, logistik dan sistem senjatanya. Tentu kita berharap pemerintah sebagai pemilik dana serta TNI AU sebagai operatornya sudah siap akan hal-hal tersebut.

Demikian sedikit update berita tentang alutsista TNI AU, semoga pembahasan kali ini bisa menambah wawasan baru buat kita semua di bidang alutsista. Jangan lupa untuk isi vote-nya ya gan, TS ingin tahu kira-kira para kaskuser lebih suka pesawat yang mana ? F-15EX atau Dassault Rafale ?

Terimakasih sudah membaca tulisan ini dari awal sampai akhir, TS mau undur diri dulu. Sampai jumpa lagi dan keep ngaskus ya emoticon-Angkat Beer


Spoiler for Pernyataan Resmi KSAU:




Referensi: 1.2.3.4.5
Sumber Ilustrasi: B'boeing.com dan D/dassault-aviation.com
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 145 suara
Dari dua pesawat yang akan diakuisisi TNI AU, agan lebih suka yang mana ?
Dassault Rafale
58%
F-15EX
42%
Diubah oleh si.matamalaikat 20-02-2021 11:52
m4ntanqvtien21270069banditos
69banditos dan 39 lainnya memberi reputasi
40
14.3K
179
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer dan Kepolisian
Militer dan Kepolisian
icon
2.2KThread2.1KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.