Yaps benar, kali ini saya muncul untuk menuliskan sebuah perjalanan / pendakian saya ke Gunung Slamet, Atapnya Jawa Tengah. Sebelum membaca ada baiknya baca perjalanan saya sebelumnya di bawah ini:






Nah sedikit dari cerita diatas kalau saya sangat rindu jawa tengah tempat almarhum bapakku dilahirkan, tiap tahun bertepatan hari raya keluargaku selalu pulang kampung, tapi kondisi orangtua yang sudah tidak ada lagi suasana di jawa kampung halaman rumah ayahku tak seramai dulu. 

Sempat diumur sekitar 14 tahun waktu itu saya masih SMP ayahku pernah mengajak ke suatu kota tidak jauh dari kebumen yaitu purwokerto disana terdapat saudara dari keluarga orangtua ayahku, suasana yang sejuk dan tenang mungkin sekarang tetap sama hanya sedikit perbedaan saja. Rumah saudaraku ini terlihat gunung yang indah dan masih hijau nan asri tak banyak orang yang menaikinya kalau sekarang sudah banyak yang berdatangan. Ayahku pernah berpesan "Lek kalau sudah berumur atau sudah dewasa kamu kudu bisa nanjak ke gunung itu karena itu gunung tertinggi pulau jawa tengah, Meski ayah belum pernah tapi anakku ini harus bisa kesana." Alhamdulliah melalui thread ini saya menceritakan perjalanan saya ke gunung slamet.

Ok kita lanjut, sampai tibalah di rumah setelah seharian kerja dengan penuh tekanan dari atasan, 2 hari pun cukup untuk istirahat dirumah. Seharian saya habiskan untuk menscroll instagram demi melihat konten gunung. Entah ada angin apa tiba-tiba ku membuka akun explore gunung disitu ada wanita asal tegal di profilnya memaki topi hitam akhirnya ku buka akun wanita yang bernama anna jennyta kalau tidak salah.
di akun dia membuat story mengajak pendakian gunung slamet dengan estimasi 2 hari yakni di tanggal 12-13 Februari 2021 bertepatan sekali dengan hari libur.

Saya pun langsung kirim pesan privat di IG mba anna, Pesan percakapannya:


Tanggal 11 Februari 2021, saya mencoba menghubungi atasan ku untuk minta cuti karena ada keperluan mendadak (padahal mau nanjak) akhirnya disetubuhi eh maksdnya di setujui. Pukul 13:00 saya mulai cepat-cepat packing kali ini saya menggunakan daypack bukan carriel karena dimusim hujan begini saya tidak mau banyak ribet dan juga musim pandemi malu jika saya berpergian jauh padahal pemerintah memerintahkan untuk tetap stayhome apalagi perusahaan tidak boleh keluar kota tapi saya tetap melanggarnya .
Pukul 15:45 saya dianter oleh kakakku kedepan menuju terminal bayangan. Cuaca yang tidak mendung bahkan tidak cerah saya tetap melaju ke arah terminal kp. rambutan untuk transit menuju kota tegal.



Alhamdullilah selama perjalanan tidak terlalu macet bahkan berjam-jam hanya sedikit ada perbaikan jalan yang menyebabkan jalan menyempit tapi itu tidak memakan waktu lama.






Matahari sudah menunjukan eksistensinya di kota tegal, mba ana mengajak saya ke pemandian air panas untuk menghangatkan badan. Dugaanku benar tempat yang enak ditambah air yang hangat ini yang orang-orang akan betah.
Saya pun sempat mengambil dokumentasinya untuk keperluan catatan ini:


Dulu saya merasa takut jika bepergian jauh tapi karena kedewasaan dan bisa mengontrol ego maka kesendrian ini membuatku mengenal diri ku, Bagaimana untuk memperlakukan orang dengan baik meski itu tidak mudah dan bisa saja orang tak melihat kita bagaimana, tapi bagaimana kita memberikan kebaikan kepada orang lain, insyaallah kita akan baik baik saja.

Rencana pendakian dimulai jam 9 pagi, masih ada waktu satu jam untuk mempersiapkan mental, perut dan lainnya agar stamina tetap fit.
Tidak butuh waktu lama saya dan lainnya tidak lupa untuk berdoa sebelum nanjak.
dalam perjalanan ada temanku yang super gendut dia membawa carriel yang begitu berat terpaksa saya menawarkan diri untuk tuker tas kebetulan saya membawa daypack rencana sih untung-untung ada cewe yang ga kuat tapi dugaanku salah ternyata cowo gendut yang kelelahan. nasib nasib


Kita melewati jembatan dengan disuguhi pemandangan air terjun yang cantik, jangan salah ini tempat angker kalau sudah mulai gelap atau bertepatan maghrib. Temanku salah satunya dia cewe kesurupan alhasil menjerit jerit menakutkan untungnya ada yang bisa mengeluarkan makhlus alus di dalam tubuhnya.















Waktu menunjukan 14:23 ini harus cepat-cepat sampai pos 4 tempat Camp terakhir, ga mungkin kalau camp di pos 5 keburu malam dan cuaca sudah gelap menandakan hujan akan tiba. Sampai di pondok aragoon kalau tidak salah, pukul 4:02 menunjukan waktunya untuk bergegas cepat, dengan di sambut hujan rintik - rintik. Sampailah di Pos 4 hujan sudah mulai besar sayapun panik sangat panik karena petir menyambutku dengan kerasnya.
Pasang tenda dengan berhujan hujan, lengkap dengan dinginnya suasana gunung pikiran sudah tidak tahu kemana, tenda dan tas sudah mulai kebasahan semua terasa ingin pulang keruma dan bisa rebahan dengan tenang.
Tapi satu sisi sudah jauh-jauh masa menyerah dengan keadaan, bagaimana nasib puncak yang terlihat jelas di pos 4. Oh tidak saya harus tetap tenang dan bisa melakukan dengan baik.
Akhirnya semua terpasang kecuali tas, sepatu saya taruh diluar entah bagaimana bentuknya lagi yang penting tubuhku bisa di hangatkan terlebih dahulu agar tidak kena hypo.
Sudah menunjukan waktu malam hujan makin deras dan petir makin kencang lalu saya  tersadar jika saya belum sholat maghrib dan isya.Mencoba untuk bangun sepertinya terasa mager untuk melakukannya, tapi satu sisi berdosa jika tidak melakukan kewajiban sebagai muslim. Dengan niiat tayamum dan niat lillah akhirnya semua kewajiban sudah dilaksanakan maka dilanjutkan kembali tidur.

Alhamdullilah masih diberikan nafas untuk menghirup pegunungan gunung slamet, cuaca yang cerah baju, tas, sepatu dan lainnya basah karena kehujanan. Semua di jejerkan untuk di jemur untung-untung semuanya kering agar bisa dipakai kembali.
Perut ini terasa lapar sungguh lapar dibuatnya penuh drama karena kehujanan.

Satu jam setelah menyelesaikan makan dan beres-beres, Sekitar jam 9:00 pagi saya berniat  muncak, cuaca mendukung untuk tetap muncak. Estimas waktu pos 4 ke puncak kurang lebih 4 jam karena tracknya bebatuan yang sulit untuk atur nafas benar-benar menguras tenaga. Ini niat dan sudah jauh-jauh dari cilegon apalagi pesan ayah untuk bisa sampai puncak gunung slamet harus dilaksanakan.

Sampailah puncak sekiat jam 11:23 pemandangan yang keren dan tidak ada badai apalagi cuaca tidak panas jadi bisa berlama-lama di puncak.
Alhamdullilah beberapa dokumentasi saya ambil.