sumber

Sebuah kalimat panjang yang memberikan makna tertentu, biasanya akan disingkat agar mudah diingat.

Misalnya seperti kalimat 'Dia Orang Istimewa', disingkat 'DOI'. Dengan mengucapkan kata 'doi' saja siapapun sudah memahami maksudnya.

Jadi adanya singkatan/kependekan 'kata' bermanfaat untuk memudahkan maksud.

Lawan dari kependekan adalah kepanjangan. Sebuah kalimat panjang yang dipendekkan biasanya juga menyimpan maksud tertentu. Misalnya seperti nama dari sebuah brand mobil 'Kijang'.

Kijang merupakan model kendaraan niaga yang kemudian bertransformasi menjadi mobil keluarga buatan.

Toyota Kijang, atau dahulu mungkin lebih familiar disebut Kijang saja, diproduksi oleh Toyota Astra Motor dan pertamakali hadir di Indonesia sejak 1977 dengan mencetuskan Kijang Buaya sebagai generasi pertamanya.

For your information, ternyata kata 'Kijang' adalah kependekan dari kalimat 'Kerjasama Indonesia dan Jepang', lho. Sudah tahu, belum? Dan kata 'Kijang' tersebut dicetuskan oleh mantan wakil presiden, Jusuf Kalla.

Mungkin, sebab di balik adanya mobil tersebut terdapat kerjasama antara Indonesia dan Jepang di bidang otomotif, kali, ya.

Selain kata 'Kijang' yang ternyata memiliki maksud dari satuan katanya, ada juga kata 'Pencil'.

Pencil atau kita menyebutnya pensil, merupakan alat tulis yang ditemukan oleh insinyur asal Perancis bernama Nicolas Jacques Conte pada tahun 1795. Alat tulis tersebut pertama kali dibuat dengan campuran bubuk granit dan tanah liat sebagai pengikat.

Ternyata kata 'pencil' berasal dari kalimat yang cukup panjang, lho. Yaitu 'Personal Emergency Non Computerized Information Lifesaved', yang artinya kira-kira begini; penyelamat informasi non komputerisasi darurat pribadi.

Maksudnya, alat yang membantu buat menuliskan kata secara manual tanpa perlu menggunakan komputer.

Ah, ribet beud. Pensil gitu aja lebih simpel

Selain istilah/kata 'Kijang' dan 'Pencil', ada juga istilah/kata 'Petani' yang ternyata istilah tersebut memiliki kepanjangan.


sumber

Petani itu apa? Yup! Seseorang yang memiliki usaha di bidang pertanian dan menggarapnya. Ah, kira-kira begitulah maksudnya.

Sementara kepanjangan dari kata 'petani' adalah Penyangga Tatanan Negara Indonesia.

Istilah tersebut disampaikan oleh Bung Karno pada 1952 saat menggalakkan swasembada pangan sebagai penjamin stabilitas nasional. Bung Karno ingin mengangkat derajat petani untuk melawan penjajah, ada yang menyebut, beliau ingin mengambil hati para petani.

Sebagaimana kita tahu, jika Indonesia merupakan negara agraris dengan lahan luas dan subur.


sumber

Di era perjuangan menuju kemerdekaan, petani adalah profesi yang mendominasi di Indonesia ini. Selain itu, Soekarno memang dikenal sebagai tokoh yang dekat dengan petani. Ideologi Marhaenisme yang beliau gagas, disebut-sebut terinspirsi oleh seorang petani bernama Marhaen.

Namun menurut Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro (Undip), Singgih Tri Suistiyono, Bung Karno sekadar mencocok-cocokkan kata saja, sebab Bung Karno memang dikenal suka membuat akronim.

Karena kata 'petani' sendiri sebenarnya sudah ada jauh sebelum Bung Karno membuat akronim Penyangga Tatanan Negara Indonesia. Kata 'Petani' berasal dari kata 'tani', dalam Bahasa Sansekerta, yang berarti tanah yang ditanami.

Sementara dalam Bahasa Jawanya; palemahan sing ditanduri(tanah yang ditanami).

Ketika mendapat tambahan 'pe', maka kata 'tani' yang sebelumnya adalah objek menjadi subjek.

Namun apapun itu, kita harus berterimakasih kepada para petani, sebab perantara mereka sampai detik ini kita bisa menikmati nasi dan saudaranya.

Benar-benar Penyangga Tatanan Negara Indonesia


___o0o___

Refe[URL=https://m.kumparan.com/pandangan-jogjaS E N S O R/benarkah-soekarno-pencipta-kata-petani-sebagai-akronim-penyangga-tatanan-negara-1tYpEVHmWjF]ren[/URL]si