• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Latihan TNI Makan Tokek Dan Ular Di Kritisi, Prabowo Pun Kena Imbasnya

c4punk1950...Avatar border
TS
c4punk1950...
Latihan TNI Makan Tokek Dan Ular Di Kritisi, Prabowo Pun Kena Imbasnya




Latihan militer terutama di hutan belantara dengan kondisi yang serba terbatas ketika sedang bertugas memang memaksa tidak hanya TNI tapi militer negara lain untuk bisa survival, latihan bertahan hidup dengan memakan apapun yang ada di hutan.

Harus paham makanan yang beracun dan tidak, harus pintar mencari tempat perlindungan, memahami area hutan untuk tempat bertahan dari serangan lawan.

Melihat latihan militer yang begitu berat, namun mereka juga dipaksa memakan hewan seperti tokek dan ular maka hal ini dikritisi oleh organisasi internasional yaitu PETA (People for the Ethical Treatment of Animals).





Karena mereka menganggap dalam latihan militer itu ada juga yang memakan hewan lain seperti kalajengking dan Tarantula. Tentu saja ini dinilai terlalu kejam, dan kurang beradab dengan memberikan latihan seperti itu karena militer itu juga manusia. Dan ditakutkan hewan di alam liarpun diambang kepunahan, karena banyak saat ini hewan hutan yang habitatnya terganggu karena pembangunan dan perburuan liar.

Mereka beranggapan di hutan itu banyak terdapat buah-buahan, bila ingin survival bisa dipelajari buah-buahan yang layak untuk dikonsumsi. Dan juga tanaman obat yang bisa dipakai untuk tetap sehat ketika berada di tengah hutan dan terbatasnya logistik.



Mengenai hal ini PETA pun menyurati Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto serta sejumlah petinggi dari negara lain. Agar menghentikan latihan militer bersama di Thailand. Seperti yang kita ketahui latihan militer bersama bertajuk Cobra Gold 2021 tuan rumahnya adalah Thailand.

Latihan militer negara di dunia ini memang memberikan pelatihan seperti memakan hewan ekstreem, negara yang mengikuti latihan tersebut diantaranya wilayah Asia adalah Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Jepang, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Thailand, Vietnam, dan beberapa negara lain.



Alasan lain yang masuk akal adalah virus yang dikandung pada tubuh hewan liar, bila dimakan mentah-mentah ini juga cukup membahayakan bisa saja membawa virus mematikan seperti covid, sars, ebola dan lainnya.

Apakah kritikan ini bisa merubah latihan militer tanpa memakan hewan liar? Entahlah, karena pada dasarnya di hutan selain buah-buahan memang ada hewan kalau ternyata buah-buahan tidak ada bagaimana? Kalau kamu yang suka mendaki pasti tahu semakin tinggi hutan di gunung semakin jarang pohon berbuah yang ada hanya pinus, cemara, semak dan bunga abadi bahkan semakin tinggi puncak gunung atau di wilayah yang bukan hutan thropis akan ada salju mau tak mau hewan liar menjadi santapan untuk bertahan hidup.





Bagaimana pendapatmu tentang hal ini? See u next thread.

emoticon-I Love Indonesia



"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik
Pic : google

emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star






ika775
aygilagility
tien212700
tien212700 dan 63 lainnya memberi reputasi
64
22.8K
396
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.