Rindu itu pasti, namun pertemuan menjadi tidak pasti. Walaupun jarak yang tidak terlalu jauh, membuat kami pasangan yang bukan pejuang LDR harus menunda pertemuan. Satu bulan berlalu.. Dua bulan berlalu.. Menginjak tiga bulan.. Apa kabar kamu yang di sana? Aku hanya bisa melihatmu dari jauh. Aku tidak bisa menggenggam tanganmu erat. Tapi, aku sabar menunggu hingga semuanya kembali normal.

Saat mengantre tiket bioskop yang panjang, sambil menahan rasa kesal... Saat itu, aku tidak sadar waktu yang digunakan untuk kita berdua menjadi yang bermakna. Saat menunggumu telat datang bertemu, menjadi sangat berarti jika dibandingkan saat ini yang menunggu terus. Menunggu hingga kapan semua kembali normal.
Hal yang terkadang membuat kesal saat bersama pasangan, menjadi hal yang sangat dirindukan.
Akankah, keadaan akan kembali seperti dulu lagi ....

Menunggu, waktu kapan bisa video call. Kapan, bisa mendengar suaranya hanya untuk melepas rasa rindu yang menumpuk. Senyumanmu yang terlukis dari layar, hanya bisa dilihat jarak jauh namun tak bisa disentuh secara langsung. Kamu selalu ada untukku, tetapi tidak selalu harus menemaniku terus hingga melupakan kewajibanmu.
Aku sabar, hingga waktunya kapan bisa berjumpa. Lelah, jika semua dilakukan secara daring.

Terkadang tiba-tiba teringat sama mantan. Memang, hubungan dengannya sudah lama berakhir. Tetapi, ada yang menarik dari kenangan yang pernah dilakukan bersama dengannya. Terpikir untuk sekedar iseng menghubunginya kembali. Tetapi, sepertinya kesetiaan sedang diuji. Aku di sini harus kuat dan bersabar. Semua akan indah pada waktunya.