Suatu ketika, aku pergi dari sebuah kehidupan yang hingar bingar, meninggalkan semua cahaya dan keemasan yang semua orang dambakan, yang mereka bilang 

"Hidup kamu sekarang kayaknya makin melejit ya"

"You're happier than ever"

"Wah keren kamu sekarang"

Standardisasi dari bahagia, melejit, dan kerennya orang, apa iya sama?

Kisah cinta yang mungkin dikira orang hangat, melekat, indah.

"Aku liat kamu bahagia ya sama dia"

"Kalian saling sayang banget ya"

"Kalian couple goals banget ya"

Benchmark dari bahagia, saling sayang banget, dan couple goals, apa iya sama untuk setiap jiwa?

Mereka lupa, di setiap waktu, itu ada perubahan.

Mereka lupa, di setiap perubahan, itu ada yang dipaksa untuk tidak nyaman.

Mereka lupa, di setiap ketidaknyamanan, itu ada individu yang lahir kembali.

Dari apa yang aku kira menyala, keemasan, namun aku hilang akan jiwa.

Dari apa yang aku rasa saling sayang, bahagia, pasangan impian banyak orang, namun nyatanya, aku asing akan rasa diriku sendiri.

Yang harusnya amat dikenal, malah asing dan hilang, aneh kan?

Ditariklah sejenak dari segala hingar bingar.

Diredupkanlah sejenak dari segala keemasan.

Dimintalah mendarat dari terbang ketinggian.

Semua bingung, kenapa?

Untuk mengenal jiwa sendiri yang dirasa asing.

Untuk mengenal cinta sendiri yang dirasa hilang.

Untuk mengusahakan asing, berubah menjadi kenal.

Aku gak akan pernah tau, proses ini berlangsung berapa lama.

Tapi aku cukup menikmati kehadiran semesta yang mendukungku.

Yang ia katakan...

Kamu lahir untuk menjadi penolong dan pelindung semesta.

Jangan redupkan cahayamu.

Kamu punya sayap untuk terbang.

Pada akhirnya, ini semua hanya permulaan, kan?