dalledalmintoAvatar border
TS
dalledalminto
Surat Kepada Ibuns; Perihal Madu



Assalamualaikum wr wb.

Bismillahirahmanirrahim.
Hai, Ibuns! Apa kabarnya hari ini? Semoga bunda selalu dalam keadaan sehat walafiat.

Sebetulnya, ingin rasanya papi mengungkapkan secara langsung. Namun, papi adalah sosok pengecut dan takut, jikalau bunda akan marah dan mengamuk. Dengan ini, papi memberanikan diri nulis surat untuk bunda. Meskipun rasa bingung kerap kali mengungkung, tapi kata hati haruslah disampaikan dari pada mengendap dan jadi beban pikiran.

Buns, bolehkah papi menikah lagi? Eh, sabar, Buns jangan disobek dulu secarik surat cinta ini. Hati boleh panas tetapi surat ini harus dibaca sampai tuntas. Dibaca dulu sampai selesai, ya, Buns! Plisss!

Maafkan, papi ya, Buns. Keinginan untuk memiliki madu tercetus sejak ada janda kaya di sebelah komplek. Alesannya, papi tuh, sebenarnya kasihan sama bunda, yang harus mengurusi papi siang dan malam. Bila bunda punya teman, tentunya pekerjaan dalam mengurus papi sedikit berkurang. Baik banget, kan, niatan papi, Buns!

Jikalau kiranya bunda tidak rida dan tidak ikhlas, papi tidak akan memaksakan kehendak papi, kok. Namun jika bunda mengijinkan, papi berjanji akan berbuat adil seadil-adilnya sesuai sila ke-2 Pancasila. (Bunyinya, apa?) Pun, jika bunda merestui berarti bunda adalah istri yang sempurna. Bunda, mau kan mendapat gelar istri sempurna. (Muji-muji terus, biar berhasil.)

Papi tau, saat membaca surat ini, bunda pasti sambil mencucurkan air mata, sambil menahan pilek, atau mungkin sambil menahan amarah. Tumpahkan saja perasaan bunda, biar puas, biar lega tapi jangan sambil banting piring. Kasihan, Buns, piringnya!

Namun, bila bunda tidak setuju, bunda tinggal jawab aja: TIDAAAK! Papi tidak akan marah atau gimana-gimana. Papi sudah lega telah mengungkapkan perasaan papi. Papi akan tetap sayang bunda 1000%, setulus sejiwa dan akan menua bersama, selamanya bareng bunda.

Siapa sih, yang tak bahagia bila keinginannya tercapai. Papi kira, semua akan bahagia bila keinginannya dan cita-citanya terwujud. Tentu saja bukan hanya papi yang bahagia, barangkali Si Otong juga akan merasakan bahagia. (Maksudnya; Si Otong itu apa atau siapa, ya, Gansist?)

Sekarang papi sudah lega telah berani mencurahkan isi hati, papi. Jika bunda tidak setuju, papi tidak akan marah, tidak akan memaksa. Sebab, restu yang dipaksakan sama seperti menyimpan bara di dada, dan suatu saat akan berkobar dan membakar jiwa.

Sekian surat dari papi. Bila bunda masih marah, pingin nangis silakan ditumpahkan di tempat tidur. Ada bantal dan guling yang bisa dijadikan pelampiasan, jangan ke papi, ya, Buns!

Terima kasih bunda, telah sudi membaca surat ini sampai akhir. Apapun keputusan bunda, papi terima dan tetap cinta bunda apa adanya, bukan karena ada apanya. Ai lop you, Bunda! Muaaach!

Wassalamu'alaikum wr wb.


Tertanda:
Papi yang tak tau diri

Di pinggir sawah, Februari 2021

Nb: Bila Ibunda setuju, jangan dijawab sekarang. Pikirkan baik-baik dulu, jangan buru-buru, papi setuju untuk menunggu jawaban itu.
Diubah oleh dalledalminto 13-02-2021 04:25
NovellaHikmiHas
VitaArkana
tien212700
tien212700 dan 19 lainnya memberi reputasi
20
1.8K
72
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sista
Sista
icon
3.9KThread7.5KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.