Dear AC Milan, Yang Katanya Segudang Prestasi Tapi Sekarang Kok Nihil

Beranda

...

Milanisti Kaskus
Dear AC Milan, Yang Katanya Segudang Prestasi Tapi Sekarang Kok Nihil

amdar07

27-01-2021 10:57

Dear AC Milan, Yang Katanya Segudang Prestasi Tapi Sekarang Kok Nihil

#AmdarGanteng

Quote:

sumber: acmilan.com
Teruntuk kamu Si Merah Hitam,
Yang katanya segudang prestasi tapi sekarang kok nihil

Aku ini salah satu penggemar setia yang telah mengikutimu sejak 2005, tepat di saat kamu kena comeback di Final Liga Champions. Sakit? Jelaslah sakit banget. Soalnya di tahun itu aku baru mengagumimu, terus kamu kena comeback yang begitu dramatis.

Atau jangan-jangan aku sumber kesialanmu?

Di babak pertama, kamu unggul 3-0 lewat gol yang dilesatkan oleh Maldini dan sepasang gol Crespo. Lah di babak kedua, kamu seakan jumawa dan kena kutuk dukun beranak. Gerard dkk mempecundangi kita loh.

Sakit tapi tidak berdarah, itulah ungkapan yang aku rasakan saat itu. Aku tahu mentalmu jatuh ketika itu, dan kami penggemar setiamu sudah tidak terlalu berharap banyak lagi. Buktinya di adu pinalti, kamu tidak dapat berbuat apa-apa lagi.

Kalau TikTok sudah mulai dikenal di situ, mungkin pendukung Liverpool akan mengeluarkan jargon;

"Iri bilang bosss, ahaaayyy
papa le papale, pe pale pap pale pale
hatiku cintaku ohhohh ohhh"

Quote:

sumber: acmilan.com
Teruntuk kamu Si Merah Hitam,
Yang katanya segudang prestasi tapi sekarang kok nihil

Dua tahun berselang (2007), kamu berjumpa lagi dengan Liverpool di Final Liga Champion. Ahh pikiran aku langsung ke mana-mana. Hati yang paling kecilku seakan berkata 'Bagaimana yaa jika kalah lagi?'. Aku sempat berpikir untuk tidak menonton pertandingan ini. Soalnya siapapun orang yang klub kebanggaannya kalah di final, pasti moodnya di pagi hari langsung ambyar. Apalagi besok paginya, ada ujian Matematika di sekolah. Lebih baik tenangkan diri dan tidur.

'Gollll Inzaghiiiiiiiiiii!!!' Sontak tetangga aku langsung berteriak histeris. Hewan-hewan di sekitar di situ seketika kaget juga. Irama suara ayam berkokok dan anarkisnya suara anjing menggonggong, membuat orang-orang pun terbangun, termasuk aku sendiri.

'Ahh nonton gak ya' Begitulah pemikiran aku saat itu.
Walaupun aku belum mengecek kebenarannya tentang teriakan gol Inzaghi tadi. Tapi rasa penasaran mengalahkah egoku. Ambil remote & nyalakan TV, ahh ternyata benar Si Merah Hitam lagi mimpin 1-0.

Senang? Sudah pasti senang donk. Namun dibalik kesenangan itu, masih ada hal yang begitu mengganjal. Penampilan apik dari Kuyt (Liverpool) benar-benar membuat aku senam jantung. Di babak kedua, Liverpool tiada hentinya menyerang pertahanan Si Merah Hitam.

Bagaikan pisau bermata dua, keasyikan main kelereng di depan gawang Si Merah Hitam membuat Inzaghi bebas melakukan apapun di pertahanan Liverpool. Di menit 82, Superpippo (julukan Inzaghi) membuat Olympic Stadium, Athena, bergemuruh. Gol ini seakan memastikan gelar juara milik Si Merah Hitam.

Menit 89, aku terdiam dan merana. Penampilan apik Kuyt akhirnya berbuah gol.
Ya Tuhan cobaan apa lagi ini, jantungku seakan mendobrak-dobrak tulang rusukku saking kencangnya detakannya.

'Prittt prittt pritttttt' Pertandingan berakhir dengan skor 2-1. Aku ke sekolah dengan penuh rasa bangga dan sesekali melemparkan senyum kepada orang yang melihatku. Ahh tahun 2007 yang begitu memorable.

Quote:

sumber: wallpapercave.com
Teruntuk kamu Si Merah Hitam,
Yang katanya segudang prestasi tapi sekarang kok nihil

Menilik 10 tahun terakhir, klub kebanggaanku cuma mengoleksi 3 piala aja, Serie A 2011 dan Piala Super Italia 2011 & 2016. Untuk ukuran klub besar, jelas ini terbilang sedikit banget. Apalagi taringnya di Eropa sudah tidak pernah terlihat lagi. Hal inilah yang kami sangat rindukan di AC MILAN.

Mencintai klub yang sering tampil inkonsisten seperti AC Milan memang ngeri-ngeri sedap. Kadang mereka bermain dengan penuh determinasi, namun kadang keseringan juga ilmu lawaknya datang. Namun apa boleh buat, aku sudah terlanjur cinta dengan dia dan hatipun seakan menjadi buta.

Kamu sekarang berada di zona juara Serie A, yuk jangan lawak yaa.
Cukup hati ini yang kosong, prestasimu jangan.