adnanami
TS
adnanami
Kenapa Banyak Orang Bermuka Dua dan Penjilat di Tempat Kerja?
Kenapa Banyak Orang Bermuka Dua dan Penjilat di Tempat Kerja?


Sudah jadi rahasia umum jika di tempat kerja banyak ditemui manusia bermuka dua, penjilat, penghasut, tukang fitnah dan juga tukang cari muka. Pasti ada lah satu dua yang model begitu gan ... Spesies macam begini nih yang bikin karyawan keluar masuk karena nggak betah. Selain bikin pusing sesama rekan kerja yang jadi korban, atasan juga ikut pusing karena harus cari orang lagi dan lagi. Sebenarnya apa sih latar belakang kemunculan makhluk - makhluk itu?

Yang pasti mereka melancarkan aksi cari muka agar tidak terdepak dari tempat kerjanya. Kalau bisa sih syukur - syukur bisa naik jabatan sehingga gaji ikut naik juga. Ujung - ujungnya juga perkara duit, bre! Apalagi coba?

Banyak orang takut tidak punya uang. Jadi mereka berusaha mempertahankan posisinya demi keamanan dan kesejahteraan hidupnya. Nggak peduli dah mau pake cara apa, yang penting tetep dapet gaji, dapur ngebul, bisa ngasih makan istri anak. Meski harus menyakiti orang lain dengan cara kotor. Orang kayak gini nih yang sekarang banyak banget! Egois!

Mau main aman, nggak mau coba - coba hal baru karena memang sudah dililit cicilan dan beban hutang untuk beli keperluan - keperluan yang menurut dia penting padahal cuma buat gengsi. Kayak kredit mobil, nyicil tas mewah, liburan keluar negeri tapi dibiayain kartu kredit emoticon-Cape d...

Kredit, tunggakan, surat tagihan dan kewajiban finansial inilah yang menjadi dasar bagi si spesies nyeleneh ini untuk sebisa mungkin tetap berada di wilayah teritorial dan jabatannya agar punya pemasukan dengan besaran yang pasti setiap bulannya.

Seumur hidupnya dihabiskan untuk membayar tagihan begitu gaji mereka dapatkan, belum lagi beli kebutuhan pokok. Menabung juga kadang - kadang, maka dari itu ... tidak ada pilihan lain selain bertahan di tempat kerja yang sama. Karena di tempat lain belum tentu besaran upahnya sebanding dan jika berpindah tempat pun otomatis harus memulai karir dari awal lagi. Takut miskin dan tak punya uang. Keinginan untuk 'aman' inilah yang mendasari lahirnya generasi pesilat lidah, pencari muka dan tukang fitnah untuk mengamankan dirinya sendiri.

Padahal nih, kalau wawasan mereka luas sebenarnya duit bisa didapatkan dari banyak sumber bukan hanya mengandalkan gaji dari kantor. Andaikan mereka kreatif dan tidak berpikiran sempit, pasti spesies jenis ini akan berkurang. Jika mereka sudah mandiri dan bebas dari ketergantungan akan uang gaji, mereka nggak akan butuh lagi hasut sana hasut sini cuma demi naik jabatan untuk mendapatkan kenaikan upah mereka.

Tindakan seseorang itu tidak jauh - jauh dari isi kepalanya, dalam artian sudut pandang dan wawasannya. Orang berwawasan luas akan melakukan tindakan cerdas untuk merubah kehidupannya, sedangkan orang berpikiran sempit akan melakukan tindakan yang sama berulang - ulang, bertahun-tahun tanpa perubahan yang berarti.

Cari muka di depan bos, fitnah temen satu kerjaan, sebenarnya tidak akan memberikan perubahan yang berarti karena bos Anda adalah orang yang cerdas, berpengalaman menghadapi beragam jenis orang, dia pasti tau mana yang fakedan mana yang jujur.

Ane yakin kalian pasti juga punya pengalaman satu circle sama orang - orang kayak gini. Menurut gansist bisakah tipe orang kayak gini dimusnahkan?

Ane @adnanami  pamit, jangan lupa follow akun ini untuk mendapatkan update thread inspiratif lainnya. Kalian juga bisa berkunjung ke halaman kaskus ane dengan klik gambar di bawah ini! Sampai jumpa kembali di lain kesempatan. Jangan sungkan untuk saling sapa di kolom komentar thread ini ya!



Referensi: opini TS
doobeym4ntanqvbotzilla
botzilla dan 40 lainnya memberi reputasi
41
15.5K
402
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.