adivaazzahraAvatar border
TS
adivaazzahra
Kumcer, 2021 dan Ceritanya

dokpri, edit by canva

Halo, assalamu'alaikum. Aku kembali lagi ke akun ini, setelah lama vakum. Kali ini, aku mau menuliskan tentang cerita di 2021. Tentang apakah itu? Silakan diikuti dan semoga enggak bikin enek kalian yang membacanya, ya


***


Cerita 1: Januari dan Dukanya

Halo, namaku Annisa Aqila. Terlahir dan dibesarkan dengan sejuta cinta oleh kedua orang tua, hingga membuatku tersiksa karena sikap over protektifdari mereka. Aku tak bebas berteman dan bersosialisasi dengan anak seusiaku. Hal itu membuatku tidak memiliki sahabat hingga hari ini.

Terkadang, aku iri melihat orang lain bisa bermain bersama sahabat mereka, bersenda gurau bersama. Melewati hari dengan suka duka bersama. Berbeda denganku yang hanya tahu bersembunyi di dalam kamar dan berteman sepi, ponsel, dan buku. Kini, aku berusia 22 tahun dan sudah mengenal namanya jatuh cinta.

Ya, sebulan yang lalu, seorang lelaki datang hendak meminangku. Akan tetapi, Ayah dan Bunda menolaknya. Alasannya, lelaki itu belum memiliki tempat tinggal sendiri, meskipun ia telah bekerja. Orang tuaku pun belum ingin aku menikah di usia ini, mereka menginginkan aku menjadi seorang doktor terlebih dahulu, barulah boleh untuk menikah dan haruslah dengan lelaki yang juga memiliki pendidikan. Sayangnya, lelaki itu hanyalah lulusan SMA sederajat, ia tak selesai dengan kuliahnya. Ini lebih mempersulit keadaanku.

Saat itu, aku merasa kehilangan arah, sebab untuk menyelesaikan S1 saja, aku sudah merasa sangat kesulitan dengan kondisi kesehatan yang sering terganggu. Sakit kepala adalah hambatan utamanya.

Kupikir, setelah sebulan berlalu, semuanya akan kembali baik-baik saja. Namun, ternyata aku semakin kehilangan arah dan semakin tak ada gairah untuk menyelesaikan studi. Semua teman pun menjauhi. Aku semakin terpuruk.

Saat sedang jatuh sedalam ini, beberapa teman di dunia maya memberi semangat. Dan aku mulai belajar untuk bangkit lagi, memulai semuanya dari awal seorang diri. Sebab, lelaki itu pun pergi setelah mendapat penolakan dari orang tuaku. Hidupku terasa sepi.

Namun, lagi-lagi aku tak ingin terlalu larut dalam kesedihan ini. Apatah lagi saat aku melihat pemberitaan tentang pesawat yang jatuh, gempa bumi yang terjadi di provinsi tetangga dengan tempatku dibesarkan, hingga aku pun ikut merasakan guncangan tersebut, banjir dan longsor yang juga terjadi di beberapa daerah.

Hal ini seakan menamparku, bahwa bukan hanya aku yang memiliki masalah. Bahkan masalahku masih lebih kecil jika dibandingkan dengan mereka yang menjadi korban bencana. Hal itu menyadarkanku untuk menguatkan kembali tekad ini, menguatkan apa yang pernah rapuh, kembali bangkit dari rasa terpuruk, meski itu sulit.

Akan tetapi, aku percaya bahwa tak ada usaha yang sia-sia. Hari ini, aku sudah ikhlas dengan suratan takdir yang telah ditentukan untukku oleh-Nya. Bencana ini mengingatkanku untuk lebih banyak bersyukur dan introspeksi diri. Mungkin saja, Allah belum mempertemukanku dengan jodoh, tersebab masih banyak hal yang memang harus aku lakukan sendirian. Allah pun tahu, bahwa aku masih mampu untuk melewati ujian ini seorang diri.

Bencana tahun ini, mengingatkanku tentang bencana yang juga terjadi di negeri ini beberapa tahun lalu. Waktunya pun sama, penghujung Desember dan awal Januari. Merasa de javu dibuatnya. Namun, kali ini ujiannya berbeda.

Di tengah bencana, ada virus yang juga masih menghantui. Tetapi, kita sebagai makhluk-Nya, hanya bisa memasrahkan segalanya kepada-Nya, memohon petunjuk dan keselamatan hanya kepada-Nya.

Harapanku, semoga dengan ujian ini, kita bisa semakin mencintai diri dengan memperbanyak mengingat-Nya dan beribadah. Dunia ini semakin tua, dan kita tak tahu sampai kapan kita akan berada di dunia ini. Berhentilah merusak bumi ini, dan mulailah untuk merawatnya kembali.

***

Pikirku, Januari ini adalah awal baru untuk kehidupan baru setelah terluka di Desember. Nyatanya, semuanya tak sepenuhnya sembuh. Luka itu semakin bertambah dan tak tahu kapan ia akan pulih.

Luka fisik mungkin bisa mengering dengan cepat, tetapi luka batin tak semudah itu untuk disembuhkan. Tetapi, lagi-lagi aku harus belajar untuk mengikhlaskan. Luka ini tak seberapa dibandingkan luka mereka yang kehilangan sanak saudara dan kerabat karena terpisah maut. Perpisahan yang bahkan tak terduga, begitulah maut. Tak pernah ada yang menduganya.

Lagi-lagi, bencana yang terjadi kini, harusnya menjadi pengingat bagi kita yang sering lupa. Lupa untuk bersyukur dengan nikmat-Nya, lupa dengan hal indah yang pernah terjadi, hanya karena satu luka yang menutupinya.

Ah, jika saja Tuhan mengizinkanku untuk memiliki waktu lebih banyak lagi untuk menebus semua kesalahan yang pernah kulakukan. Aku ingin memulai kembali untuk berbenah diri, melupakan sejenak tentang luka yang pernah singgah. Menjadikannya satu cerita yang akan dikenang sebagai perjalanan hidup untuk dikisahkan pada anak-anakku kelak, jika Allah menghendaki aku memiliki jodoh dengan makhluk ciptaan-Nya di dunia ini. Semoga saja.

****


Sekian untuk kali ini. Jika ada yang bilang ini curhatan, terserah saja. Silakan berpendapat, toh tidak ada larangan untuk itu. Tetapi ingatlah untuk tetap menjaga jari agar tidak mengetikkan kata-kata 'kotor'.

Dan, tulisan ini tidak sepenuhnya fiksi, karena tentang bencana memang nyata adanya, bukan? Dan sedang terjadi sekarang. Semoga bencana yang terjadi bisa segera berakhir dan korban yang jatuh tidak semakin banyak. Aamiin.

Semoga ada yang bisa dipetik dari tulisan ini. Mohon maaf bila ada salah kata. Just remember for us, hanya untuk pengingat bagi kita semua.


Gowa, Januari 2021

Adiva Azzahra


Cerita 2: Terluka
Satu Hari di Bulan Mei
Diubah oleh adivaazzahra 28-05-2021 08:56
wanitatangguh93
i4munited
zulmusarofah
zulmusarofah dan 5 lainnya memberi reputasi
6
763
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.