perojolan13Avatar border
TS
perojolan13
Alasan Petani 'Malas' Tanam Kedelai versi Jokowi




Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan alasan petani di dalam negeri enggan menanam kedelai. Menurut dia, petani memilih membeli kedelai dari pasar global, karena harga pokok produksi (HPP) di dalam negeri lebih tinggi ketimbang kedelai impor.

ready viewed "Kenapa kedelai yang juga di Indonesia bisa tumbuh dengan baik, petani kita tidak mau tanam? Problem dari dulu sampai sekarang, karena harganya kalah dengan kedelai impor," jelasnya dalam Rakernas Pembangunan Pertanian 2021 secara virtual, Senin (11/1).

"Kalau petani disuruh menjual (kedelai) dengan harga impor, HPP ini tidak menutup," lanjutnya.

Diketahui, lonjakan harga kedelai dalam beberapa waktu terakhir telah mengerek harga tahu dan tempe.

Kementerian Perdagangan mencatat harga kedelai di pasar internasional naik 9 persen dari kisaran US$11,92 per busel menjadi US$12,95.

Walhasil, harga kedelai impor yang dibeli Indonesia naik dari kisaran Rp9.000 per kilogram (kg) menjadi Rp9.300.

Tak hanya soal kedelai, Jokowi menyinggung kondisi serupa pada komoditas pangan lainnya. Ambil contoh, bawang putih. Ia menilai petani enggan menanam bawang putih di dalam negeri karena HPP-nya lebih tinggi dibandingkan bawang putih impor.

"Bawang putih kenapa dulu kita produksi banyak dan sekarang petani tidak mau tanam? Karena, harganya kalah dengan harga bawang putih impor. Wonosobo, Nusa Tenggara Barat (NTB), bawang putihnya banyak. Kenapa tidak diperluas dalam jumlah yang besar, sehingga bisa melawan harga impor?" tegas dia.

Menurut Jokowi, solusi menekan HPP komoditas adalah dengan menambah luasan lahan, sehingga bisa mendorong produksinya.

Ia pun mendorong realisasi program lumbung pangan atau food estate yang mengandalkan teknologi pertanian untuk menggenjot produksi. Program ini bisa ditujukan untuk komoditas-komoditas yang masih impor tidak hanya kedelai dan bawang putih.

"Sekali lagi, ini harus dibangun dalam sebuah lahan yang sangat luas lahan kita masih. Cari lahan yang cocok untuk kedelai, tapi jangan hanya satu hektar (ha), 2 ha, 10 ha. (Tapi)100 ribu ha, 300 ribu ha, 500 ribu ha, 1 juta ha cari," katanya.

link


"Bawang putih kenapa dulu kita produksi banyak dan sekarang petani tidak mau tanam? Karena, harganya kalah dengan harga bawang putih impor. Wonosobo, Nusa Tenggara Barat (NTB), bawang putihnya banyak. Kenapa tidak diperluas dalam jumlah yang besar, sehingga bisa melawan harga impor?" tegas dia.
amanda2ajaya
ngeralda
tien212700
tien212700 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
2.6K
69
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.9KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.