si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Nagapasa Class, Mari Mengenal Kapal Selam Terbaru Milik TNI AL
Kapal selam adalah alutsista yang mutlak dimiliki bagi sebuah negara dengan wilayah laut yang luas, dengan kehadirannya mampu memberi efek gentar pada mereka yang suka menerobos wilayah orang lain tanpa izin. Indonesia yang memiliki wilayah laut yang luas pun wajib hukumnya memiliki alutsista satu ini.

Pada kesempatan kali ini TS akan mengenalkan alutsista milik TNI AL yang berwujud kapal selam, alutsista ini termasuk baru bertugas bersama TNI AL. Jangan lupa siapkan camilan serta minuman sebagi teman membaca agar tidak mudah bosan. Seperti biasa kita mulai pembahasan kali ini dari sejarahnya.



SEJARAH

Dulu sewaktu era Orde Lama yang dipimpin oleh Presiden Soekarno, Angkatan Laut Indonesia cukup berjaya dan disegani. Waktu itu TNI AL memiliki 12 unit kapal selam kelas Whiskey buatan Uni Soviet. Kapal selam itu hadir dalam rangka mendukung operasi Trikora.

Dua belas kapal tersebut diberi nama KRI Cakra, Nagabanda, Nanggala, Trisula, Nagarangsang, Candrasa, Alugoro, Tjumandani, Wijayandu, Pasopati, Hendrajala, serta Bramastra. Nama kapal selam TNI AL memang unik, nama tersebut diambil dari nama senjata para tokoh pewayangan. Selain itu kapal diberi kode awal angka 4.

Tradisi penamaan dengan nama senjata tokoh pewayangan tersebut masih berlanjut sampai sekarang, nomor awalan pada kapal selam juga masih diawali oleh angka 4. Namun, setelah tragedi G30S, kejayaan armada laut kita pun perlahan mulai sirna.




Ilustrasi: sindonews.com


Akibat tragedi G30S/PKI, hubungan Indonesia dan Soviet jadi merenggang. Hal ini menyebabkan pasokan suku cadang terhenti, sehingga kapal selam harus dipensiunkan pada tahun 1970. Saat Soeharto mulai naik tahta, keadaan Angkatan Laut kita justru semakin memburuk.

Indonesia dibawah pimpinan ketua klan Cendana ini mengalami kemrosotan di bidang alutsista laut yang cukup signifikan, mirisnya Indonesia hanya mengoperasikan dua unit kapal selam sampai lengsernya Soeharto. Pada tahun 1977 Indonesia sebenarnya sudah memesan unit kapal selam, namun pesanan itu hanya dua unit saja.

Waktu itu Indonesia memesan kapal selam buatan Jerman yang diproduksi oleh Howardswerke. Kapal selam tersebut adalah Type 209/1300. Kapal selam dari Jerman tersebut selesai tahun 1981 dan mulai berdinas sejak saat itu, mulai tahun 1981-2011 Indonesia hanya punya dua kapal selam. Dua kapal selam tersebut dinamai kelas Cakra terdiri dari KRI Cakra (401) dan KRI Nanggala (402).




KRI Alugoro.

Foto: Dokumentasi PT PAL


Baru pada tahun 2011 Indonesia menambah inventaris kapal selamnya dengan membeli 3 unit kapal dari Korea Selatan. Kapal selam dari Korea Selatan ini sebenarnya masih satu keluarga dengan kapal selam kelas Cakra, bedanya kapal selam ini adalah varian terbaru yang dikembangkan dan diberi nama Type 209/1400.

Pihak Korea Selatan menyebut Type 209/1400 sebagai Improved Chang Bogo Class yang dibuat dibawah lisensi dari Jerman, sementara di Indonesia diberi nama Nagapasa Class. Kapal selam ini dibuat oleh Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DMSE). Dua kapal selam Indonesia yang diberi nama KRI Nagapasa (403) dan KRI Ardadedali( 404) dibuat di Korea Selatan dengan tetap melibatkan teknisi dari PT PAL Indonesia.




KRI Nagapasa kapal selam pertama yang dipesan dari Korea Selatan.

Foto: Sindo Photo/Ali Masduki.



KRI Ardadedali kapal selam kedua yang dipesan dari Korea Selatan.

Foto: merdeka.com


Dalam pembelian kapal selam ini Indonesia meminta ToT (Transfer of Technology), Indonesia diajari bagaimana cara membuat kapal selam dari nol, sehingga nanti kedepannya bisa membuat kapal selam sendiri. Galangan kapal dalam negeri yang ikut membuat kapal selam ini adalah PT PAL.

Kapal pertama dibangun tanggal 21 Desember 2011 serta diluncurkan pada tanggal 24 Maret 2016, kapal mulai bertugas tanggal 2 Agustus 2017. Sementara kapal kedua dibangun pada tanggal 21 Desember 2011 serta diluncurkan pada 24 Oktober 2016 dan mulai bertugas pada tanggal 25 April 2018.

Dalam pembuatan dua kapal tersebut teknisi dari PT PAL dikirim ke Korea Selatan untuk belajar sekaligus ikut terlibat dalam pembuatan kapal selam. Untuk pembuatan kapal ketiga, modul kapal selam dibuat di Korea Selatan, kemudian modul tersebut dikirim ke Indonesia untuk dirakit oleh PT PAL.




KRI Alugoro kapal selam ketiga sedang menjalani uji coba di utara Pulau Bali.

Foto: Dokumentasi PT PAL.


Kapal selam ketiga dibangun bersamaan dengan kedua kapal sebelumnya yakni tanggal 22 Desember 2011 dan diluncurkan pada tanggal 11 April 2019. Kapal selam ini dirakit di Indonesia oleh PT PAL, kemudian menjalani serangkaian uji coba sepanjang tahun 2019-2020.

Kapal ketiga yang diberi nama KRI Alugoro ini awalnya akan diserahkan pada TNI AL akhir tahun 2020, namun rencana tersebut dirubah. Kapal selam akan diserahkan ke TNI AL tanggal 15 Januari 2021, bertepatan dengan Hari Dharma Samudera.




Foto: wikipedia.org


Pengadaan tiga kapal selam ini dikabarkan menelan biaya mencapai US$ 1,1 Miliar, rencananya Indonesia akan menambah 3 kapal selam lagi dari Korea Selatan. Kapal selam yang masuk batch kedua ini diharapkan selesai pada tahun 2026, sehingga Indonesia akan memiliki total 8 kapal selam.

Kapal selam pertama dan kedua dalam batch kedua ini akan dibagi dua dalam pengerjaan modulnya. Pada kapal pertama Indonesia mengerjakan 4 modul sedangkan Korea 2 modul, nantinya kapal akan dirakit di Korea Selatan. Pada kapal kedua masih sama, Indonesia membuat 4 modul dan Korea membuat 2 modul, kapal ini juga akan dirakit di Korea Selatan. Sementara kapal terakhir, seluruh modulnya akan dibuat oleh Indonesia dan kapal selam akan dirakit oleh PT PAL.




Sekilas Tentang Nagapasa Class

Kapal selam Nagapasa Class memiliki panjang 61.3 m, beam (lebar) 6.3 m serta draft (tinggi) 5.5 m dengan bobot 1.400 ton. Kapal ditenagai oleh 4 mesin diesel MTU12 V493 yang mampu mengeluarkan tenaga maksimal mencapai 5.000 shp.

Dengan mesin ini kapal selam mampu menyelam dengan kecepatan 21 knot (38 km/jam), saat berada di permukaan kecepatannya 11 knot (20 km/jam). Sedangkan kemampuan jelajahnya mencapai 19.000 km.

Menurut pihak DSME kapal mampu melaut sampai 50 hari serta bisa menampung 40 personel, sudah termasuk kru dan pasukan khusus, untuk kemampuan menyelamnya maksimal sampai 500 m sewaktu dilakukan uji coba. Kelas Nagapasa dirancang untuk masa pakai 30 tahun, memiliki bobot 1.460 ton saat muncul di permukaan air dan 1.596 ton saat melakukan penyelaman di bawah permukaan air.




KRI Nagapasa.

Foto: Dite Surendra/Jawa Pos


Dari sisi persenjataan, Nagapasa Class dilengkapi torpedo Black Shark dengan panjang 3,6 meter dan diameter 533 mm. Torpedo buatan Whitehead Alenia Sistemi Subacquei (WASS) dari Italia ini mampu menjangkau sasaran hingga jarak 50 km. Kapal selam ini juga bisa dilengkapi rudal anti-kapal permukaan (Harpoon).

Bagian sistem manajemen pertempuran, kapal selam ini dibekali Naval Combat Management MSI-90U Mk2 buatan Kongsberg Defence System, Norwegia. Perangkat ini bertugas sebagai pengolah data untuk mengetahui situasi di sekitar dan melakukan manajemen pertempuran.

Pada sistem perangkat sensornya kapal selam dibekali CSU-90 yang berupa sonar aktif dan pasif yang bisa mencari sasaran secara otomatis, sonar ini buatan Atlas Electronic dari Jerman. Pada sistem radar dilengkapi tipe RESM (Radar Electronic Support Measurment) atau biasa disebut juga sebagai Pegasso, buatan perusahaan Indra System asal Spanyol. Nagapasa Class juga dibekali periskop buatan Hensoldt (Jerman) yakni SERO 400 & OMS 100.

Untuk mengecoh torpedo lawan agar tidak sampai mengenai kapal, Nagapasa Class dibekali pengecoh torpedo ZOKA buatan perusahaan Aselsan asal Turki. ZOKA akan memancarkan gelombang yang akan mengganggu sensor pada torpedo yang diluncurkan lawan, gelombang tersebut akan menipu dan membingungkan torpedo sehingga torpedo tidak akan mengenai kapal selam Nagapasa Class.




Ilustrasi ZOKA dengan berbagai ukuran.

Foto: aselsan.com


Dengan hadirnya Nagapasa Class diharapkan mampu menjaga kawasan laut Indonesia yang sangat luas, setidaknya punya 8 kapal selam jauh lebih baik daripada hanya 2 kapal selam. Jika dibandingkan dengan tetangga sebelah, Indonesia boleh sedikit bangga di segmen kapal selam.

Malaysia saat ini punya dua kapal selam buatan Prancis yakni KD Tun Abdul Rahman dan KD Tun Abdul Razak, dua kapal ini punya daya jelajah 10.461 km. Sedangkan Vietnam memiliki 6 kapal selam Kilo Class buatan Rusia dengan daya jelajah 12.070 km, Nagapasa Class unggul dalam jarak jelajah disini dengan jarak jelajah maksimal 19.000 km.




KD Tun Abdurrahman.

Foto: wikipedia.org


Sedangkan untuk Thailand sendiri masih dalam tahap menunggu pesanan 4 kapal selam dari China. Sementara negara lain dikawasan ASEAN yang belum memiliki kapal selam antara lain Brunei Darussalam, Filipina, Kamboja, dan Myanmar.

Sementara Singapura memiliki 5 kapal selam, 4 kapal selam itu adalah Vastergotland Class yang merupakan kapal bekas pakai Swedia. Sedangkan satu kapal selam lainnya adalah Type 218SG (RSS Invincible) dari Jerman, Singapura rencananya akan menambah 3 kapal Type 218SG dari Jerman. Masih belum diketahui berapa daya jangkau kapal selam buatan Swedia dan Jerman yang dipakai Singapura tersebut.




RSS Invincible milik Singapura.

Foto: Shephard


Saat ini Indonesia memiliki total 5 kapal selam yang terdiri dari dua kapal kelas Cakra yakni KRI Cakra (401), KRI Nanggala (402) yang sudah dilakukan upgrade. Tiga kapal lainnya adalah jenis terbaru yang diberi nama Nagapasa Class yang terdiri dari KRI Nagapasa (403), KRI Ardadedali (404), serta KRI Alugoro (405).




KRI Cakra.



KRI Nanggala.

Foto: wikipedia.org



Dengan hadirnya kapal selam baru tersebut tentu kita berharap bahwa kapal tersebut akan bisa melindungi serta menjaga wilayah laut Nusantara secara maksimal, sekaligus menajamkan kembali taring Angkatan Laut Indonesia yang sempat dibuat tumpul selama puluhan tahun oleh klan Cendana.

Melihat fakta sejarah, apakah masih ada orang yang mau bilang isek enak jamanku to ? (masih enak jamanku to ?)Faktanya dari 1981-2011 TNI AL dibuat tumpul, selama 30 tahun kita hanya memiliki dua kapal selam untuk menjaga wilayah laut Indonesia yang sangat luas ini. Dan masih saja ada orang yang bilang masih enak zamannya klan Cendana.


Nagapasa Class

Negara Pembuat: Korea Selatan-Indonesia
Galangan Kapal: DMSE & PT PAL
Biaya: US$ 1,1 Miliar
Panjang: 61,3 m
Lebar: 6,3 m
Tinggi (Draft): 5,5 m
Bobot:1.400 ton
Kru: 40 orang
Mesin: 4 x MTU12 V493 diesel 5.000 shp
Daya Jelajah: 19.000 km
Kecepatan Maks.: 21 knot (38 km/jam) saat menyelam dan 11 knot (20 km/jam) saat dipermukaan
Radar & Sistem Manajemen: CSU-90, RESM Pegasso, Naval Combat Management MSI-90U Mk2
Persenjataan: Pengecoh torpedo (ZOKA), rudal anti-kapal permukaan, torpedo Black Shark 533 mm
Jumlah Kapal: 3



Spoiler for Sekilas Tentang Nagapasa Class:



---------

Demikian pembahasan bedah alutsista TNI AL kali ini, semoga bisa menambah wawasan baru buat kita semua dibidang alutsista dan pertahanan. TS ucapkan terimakasih untuk agan dan sista yang sudah membaca tulisan ini dari awal sampai akhir. Jika kalian menyukai tulisan ini jangan lupa untuk rate, cendol, share serta komen. Sampai jumpa lagi di thread selanjutnya, enjoy Kaskus emoticon-Angkat Beer



Referensi:1.2.3.4.5
Ilustrasi Gambar: Sindo News, Jawa Pos PT PAL, wikipedia.org
Diubah oleh si.matamalaikat 29-12-2020 23:58
otongbengkak
Moccacino.F1
rinandya
rinandya dan 59 lainnya memberi reputasi
58
12.7K
200
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer dan Kepolisian
Militer dan Kepolisian
icon
2.2KThread2.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.