Note: Thread ini berisi curhat dari sahabat TS kutilkuda. Semua kisah yang dituliskan disini, sudah seijin narasumber. Nama dan alamat di samarkan. 

Halo agan agan dan aganwati semuanya.....
TS kutilkuda mengucapkan "HAPPY NEW YEAR 2021"

Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita semua diberi kesempatan melewati tahun 2020. Tahun dimana kita semua diuji dengan kondisi pandemi dan segala kesulitan kesulitan yang ditimbulkan. Mungkin kita semua harus mengalami pemutusan kontrak, dirumahkan, work from home, PSBB, pembatasan-pembatasan, dan juga kita sendiri, keluarga atau relasi kita menderita sakit karena covid-19 bahkan meninggal dunia karena covid-19.
Semoga di tahun 2021, kehidupan yang lebih baik dapat kita rasakan.

Nah.. di tahun baru ini, TS akan menceritakan kisah dari sahabat ane nih. Jadi, kemarin sabtu nih, ane sama temen ane ngobrol-ngobrol di angkringan kucingan di Semarang. Sambil menikmati susu jahe, nasi kucing, gorengan dan juga sate usus. Temen ane menceritakan kisah sedihnya. 
Supaya temen temen semua dapat hikmah nih, ane akan tulis ulang kisah nya. Dia akan bales komentar nya secara langsung selama 24 jam kalau beliau berkenan ya. 

Selamat membaca...

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Perkenalkan, namaku Timo. Umurku saat ini 29 tahun. Jujur, diusia yang sudah terbilang matang ini, aku masih saja hidup sendiri. Sebenarnya aku menikmati masa kesendirianku. Aku tidak merasa nelangsa atau merasa kesepian. Tetapi sebagai pria dewasa, aku juga ingin berkeluarga. Oleh sebab itu, aku mencoba untuk memulai pencarian jodoh. Sebelumnya, aku akan menjelaskan latar belakang kehidupanku. 

Aku seorang buruh di pabrik plastik di kota Semarang. Kalian pasti tahu kan, seorang buruh itu pekerjaannya seperti apa. Angkat junjung gulungan plastik, menata pak-pakan plastik dan mengangkat box box plastik yang akan dijual ke dalam truk tronton untuk dijual. Sebagai buruh pabrik yang hanya lulusan SMA sepertiku, mendapatkan gaji UMR dan sedikit tunjangan sudah sangat cukup bagiku. Aku bersyukur akan hal itu. Dan aku ingin bisa berkeluarga, dan berusaha mencukupi keluargaku kelak dengan hasil halal jerih lelahku.

Aku memang tidak kuliah, karena ayahku sudah meninggal dunia saat aku lulus SMA. Dan ibuku sakit-sakitan semenjak tahun 2012 dan meninggal dunia di tahun 2019. Aku sebagai anak pertama, bertanggung jawab mencukupi biaya hidup adekku yang saat itu masih SMP dan pengobatan almarhum ibuku. Di tahun ini, adekku kelas 3 SMA. Meski kami sekarang yatim piatu, tetapi aku sebagai anak laki laki pertama akan berusaha memenuhi kebutuhan kami, khususnya sekolah adekku. Syukur syukur bisa kuliah. Supaya tidak seperti kakakknya yang hanya buruh lulusan SMA ini.

Aku pun mulai mencari kenalan-kenalan dari teman-teman ku. Tahun lalu aku sempat dekat dengan seorang gadis bernama Bita. Dia lulusan D3 dan bekerja sebagai admin di suatu perusahaan. Aku serius dan mulai menjalin kasmaran dengan nya. Tetapi sayang di akhir oktober 2020, aku berpisah dengan Bita. Semua ini karena ia harus pindah ke Kalimantan ikut dengan ayahnya. Dan ia pun tak bisa menjalin LDR. 

Tetapi dari beberapa wanita yang dikenalkan, aku mengalami pengalaman yang cukup menjengkelkan minggu lalu. 
Di akhir tahun 2020 kemarin, aku dikenalkan dengan teman dari pamanku. Ia seorang HRD di sebuah kantor operator seluler. Menurutku, dia cantik dan menarik. Dari penampilan luar, dia memang nampak seperti wanita yang memiliki pergaulan yang luas. Dari cara berpakaian hingga cara berbicara. Wanita ini bernama Lily. Ia berusia 5 tahun lebih tua dariku. Ia berusia 34 tahun.

Akhirnya di tanggal 15 Desember 2020, aku dan Lily bertemu di sebuah rumah makan BBQ. Ia datang dengan mobil pajero putihnya. Ia menyetir sendiri sepulang kerja. Sedangkan aku, masih mengenakan seragam pabrik dan datang dengan motor vario lawas yang kubeli tahun 2014. Ia nampak cantik dengan pakaian warna biru dan berdandan rapi. Aku benar-benar tidak menyangka ternyata dia benar benar cantik dan menarik. 

"wah dia orang kaya, aku miskin. Tetapi aku tidak minder, aku tidak boleh malu. Aku harus menunjukkan bahwa aku laki laki bertanggung jawab. Meski aku hanya seorang buruh", pikirku dalam hati malam itu.

Kami pun ngobrol dan makan dengan asik. Kami terasa nyambung dan bisa bercanda dengan leluasa. Ia nampak tertarik denganku, begitupun aku. "kita nyambung banget ya mas", ungkapnya padaku. "iya Li, kita kok bisa nyambung gini ya, apa kita memang jodoh ya", jawabku sambil tersenyum serta memandang paras cantiknya. 

Seusai makan, aku pun berdiri dan menghampiri kasir lalu membayar makan malam bersama kami. Ia berkata kepadaku, "makasih ya udah dibayarin, besok kapan kapan gantian deh aku yang bayar". "Ah nggak Li, kan aku cowok, aku harus bisa membahagiakan kamu.. hehehe" jawabku sambil tertawa. Aku memang sengaja membayar semuanya. Semua itu ada maksudnya, yaitu ingin menunjukkan padanya bahwa aku ingin dia tahu kalau aku bertanggung jawab atas dia, aku serius dan gak berniat menjadi parasit. 

Istilahnya, aku ini gak mau jadi MOKONDO alias modal kon*** doang. Aku ingin dia tahu meski aku ini buruh, tetapi aku akan berusaha membuatmu bahagia dan bertanggung jawab atas dia. Aku punya niat yang baik buat dia. Bukan karena hartanya, tetapi karena kita saling cinta dan cocok. 

Setelah itu, kami chating hingga berhari-hari. Saling sapa, saling menyemangati dan mencari tahu tentang satu sama lain. "Semangat ya mas, hati hati dijalan, jangan lupa sarapan", pesan singkat chat darinya. Begitupun aku, aku selalu menanyakan gimana hari ini, apa yang sedang kamu lakukan dan memberi semangat serta mendoakan dia yang terbaik. 

Setelah dua minggu, yaitu menuju akhir tahun 2020. Ia mulai jarang membalas chatku, aku telpon juga tidak diangkat. Ia seperti menghilang bagai debu yang terhembus angin timur. Lenyap begitu saja. Akupun mencoba mengajak bertemu. Dia beralasan ada arisan, nganter mama nya, dan sebagainya. Lalu di tanggal 01-Januari-2021, aku memaksa dia untuk bertemu. Aku ingin bicara empat mata dengan nya. 

Dia pun menyetujui pertemuan kami di McD di kota semarang. Aku datang tepat waktu. Ku tunggu dia sambil membeli es krim. 30 menit berlalu tidak datang juga. Ku coba telpon, tidak dijawab. Dia membalas dengan pesan berkata," sebentar aku naik motor, jadi agak telat". Aku pun menunggu dengan sabar. Akhirnya dia datang dan menemuiku dengan muka yang tidak ceria. 

Aku mulai ngobrol dan membuka pembicaraan. Dia pun kembali ceria setelah kuajak bercanda. Aku memang orang yang periang, dan suka melucu. Dia pun mulai nyaman dan banyak bercerita padaku. Lalu dia menyampaikan isi hatinya padaku setelah aku bertanya padanya," Lil, kita kan sudah 2  minggu kenalan, menurut kamu, apa yang kamu rasakan? Seneng nggak kenal sama aku?"

Akhirnya dia menjawab.... 
Jawabannya begini:
Jujur.. Satu minggu setelah kita bertemu, aku menangis setiap malam. Aku menangis karena aku kecewa sama Sang Pencipta. Kok aku ditemukan sama kamu. Karena jujur, kamu bukan seperti yang ku bayangkan. 
Lalu aku bertanya pada ibu Ina (teman pamanku yang mengenalkan kami) tentang kamu ditambah cerita mu tentang kehidupanmu sekarang. Aku mulai berpikir, kamu kan kerjanya cuman buruh, trus bayaran kamu berapa? apa cukup buat kehidupan kita kelak...
Yang ketiga, jujur aku ingin bisa memiliki suami dengan mertua yang lengkap. ya maaf kalau kamu kan yatim piatu....


Seketika aku terdiam dan terasa ada yang memukul dalam dadaku.. Aku berpikir:
"aku tahu aku buruh, gaji cuman UMR. Aku juga memang jelek tidak keren seperti bisnisman di mall-mall. Dan masalah yatim-piatu, apakah aku sang pencipta kehidupan? 
kalau aku bisa meminta...
aku juga ingin ayah ibuku masih hidup. Aku juga ingin kerja dengan gaji tinggi dan bisa kuliah seperti kalian..


Semenjak pertemuan itu, kami jarang ngobrol lagi. Aku juga tidak mengejar dia lagi. Aku rela dihina karena aku sadar aku ini siapa. 
seperti lagu jawa yang lagi trend: 
"aku mundur alon alon mergo sadar aku sopo"

sekian.
Timo, semarang.