• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • José Quisocala: Menjadi CEO di Usia Tujuh Tahun dan Mengubah Sampah Menjadi Mata Uang

serbaserbi.com
TS
serbaserbi.com
José Quisocala: Menjadi CEO di Usia Tujuh Tahun dan Mengubah Sampah Menjadi Mata Uang


HAI AGAN DAN SISTA!

Ente ketika umur 7 tahun mikirnya paling jauh tentang apa, Gansis? Ane mahpaling mentok, ya, mikirin jawaban PR Matematika yang bikin sakit kepala. Sisanya, ya, main sampai puas bareng teman-teman.

Nah, kali ini ane akan membahas tentang anak yang super jenius. Di mana saat usia 7 tahun, ia sudah memikirkan tentang manajemen keuangan untuk membantu teman-temannya yang tidak bersekolah karena kemiskinan.

So, tak perlu berlama-lama. Mari kita mulai ulasannya!

Kajja!



Namanya José Adolfo Quisocala Condori. Lahir di Arequipa, Peru, pada 6 Desember 2006. Usianya baru 16 tahun. Namun, namanya sudah diakui secara internasional dan berjejer bersama para pebisnis dan banker di seluruh dunia. Berbagai penghargaan nasional dan internasional sudah ia dapatkan. Dan yang paling penting, ide dan usahanya telah menyelamatkan ribuan anak di Peru.

Bagaimana tidak? Ketika usianya baru 7 tahun, José berhasil mendirikan sebuah bank bernama Student Cooperative Bank Bartselana. Sampai hari ini, 3000 lebih klien berusia 10-18 tahun menjadi nasabah di bank tersebut. Keren bukan? Tak hanya itu, bank ini juga memiliki anak perusahaan bernama Punto Verde-- perusahaan yang bertanggung jawab atas pendidikan dan pengelolaan sampah.

Lha, kok sampah? Apa korelasinya antara sampah dan bank yang dibangun José? Jadi, begini ceritanya ....

***

José merasa prihatin melihat anak-anak seusianya tidak bersekolah, tapi malah bekerja di jalanan atau di bawah jembatan. Setelah mencari tahu, José pun paham bahwa kendala keuangan-lah yang menyebabkan hal itu terjadi.

José pun membandingkan kehidupan teman-teman sekolahnya dengan anak-anak di jalanan tersebut. Di mana teman-teman sekolahnya rela mengeluarkan uang jajan untuk beli permen atau kartu bola-- menurutnya itu menghambur-hamburkan uang-- sementara ada anak-anak lain yang susah payah mencari uang untuk bertahan hidup. Sehingga satu ide muncul di benak José, "Bagaimana kalau kuajak teman-temanku untuk menabung?"



José juga berpikir-- mengumpulkan uang satu sen setiap hari untuk membeli sepatu tentu membutuhkan waktu lama. Selain itu, anak-anak yang kurang mampu belum tentu punya uang yang bisa mereka sisihkan. Sehingga harus ada sumber keuangan yang bisa digali oleh anak-anak agar mereka bisa mendapatkan uang dan menabung.

José memperhatikan sekelilingnya dan ia melihat sampah-sampah yang bisa didaur ulang. Satu ide cemerlang pun muncul di benak jeniusnya. Ia tertarik untuk mendirikan bank khusus anak-anak, di mana para nasabahnya membawa sampah ke bank miliknya, dan dirinya akan mentransfer sejumlah uang langsung ke rekening pribadi nasabahnya.

Tak hanya sekadar ide. Si jenius José langsung merealisasikan keinginannya itu. Berkat dukungan berbagai pihak, akhirnya ia berhasil mendaftarkan bank-nya secara resmi sehingga bisa beroperasi secara legal. Bank ini juga menjalin mitra dengan perusahaan pendaur ulang sampah, di mana sampah-sampah yang terkumpul di bank José akan disetor ke perusahaan tersebut. Jadi, simbiosis mutualisme pun terjalin di sini. Nasabah, bank, dan perusahaan pendaur ulang saling diuntungkan dengan ide ini.



Akhirnya, tahun 2012 bank José pun beroperasi. Setiap anak yang ingin menjadi nasabah wajib menyetorkan 5 kg sampah daur ulang sebagai bukti tanda keanggotaan atau registrasi awal. Nah, berikutnya setiap transaksi, nasabah wajib menyetorkan minimal 1 kg sampah. Kurasinya, 1 kg sampah dihargai 0,80 sol peru atau sekitar Rp. 3.143. Jadi, setiap menyetorkan 1 kg sampah, secara otomatis rekening nasabah terisi sekitar 3000 rupiah.

José juga menetapkan target untuk para nasabahnya. Yaitu, tujuan dari si nasabah menabung. Misalnya: untuk membeli sepatu, laptop, tas sekolah, atau kebutuhan lain. Nah, tabungan baru bisa ditarik setelah target tersebut terpenuhi. Hal ini bertujuan untuk memanajemen keuangan agar digunakan secara hemat dan cermat.



Agar tak merepotkan nasabahnya, yang didominasi oleh siswa sekolah, José pun memberi satu usulan cerdas. Yaitu, nasabahnya tidak perlu mencari sampah hingga ke jalanan atau ke tempat pembuangan akhir. Namun, cukup dengan mengumpulkan sampah di rumah masing-masing lalu setelah cukup, bawalah ke bank.

Ide yang cemerlang bukan? Ini adalah cara terbaik untuk mengelola limbah rumah tangga. Di mana, bila sampah dikumpulkan di rumah, tentu tidak ada sampah yang menumpuk di jalanan atau TPA. Sehingga, secara tidak langsung, lingkungan pun bebas dari sampah.



Walaupun José menjadikan sampah sebagai "mata uang", bukan berarti kualitas bank-nya kaleng-kaleng. Bank ini tak jauh berbeda dengan bank lainnya. Memiliki layanan e-banking, tabungan, kredit, investasi, dan asuransi. Bank José juga mengeluarkan kartu kredit dan debit yang sudah bekerja sama dengan perusahaan Visa Inc. Selain itu, ia juga tidak melarang bila ada nasabah yang ingin menabung dengan uang tunai, tidak memakai sampah.

Sekarang, Student Cooperative Bank Bartselana kian berkembang pesat. Founder dan CEO-nya pun juga disebut sebagai banker termuda di dunia. Tak hanya gelar banker termuda, tapi juga mendapat pengakuan internasional dengan diraihnya berbagai penghargaan nasional dan internasional, seperti:

1. Penghargaan Iklim Anak oleh Telge Energy di Swedia, 2018.

2. Penghargaan Sekolah Wirausaha Internasional

3. Duta Besar Gerakan Dunia di "Pekan Uang Global"

4. Masuk dalam Nacional E-100: 100 besar Perusahaan Berdampak Besar di Peru

5. Penghargaan Nasional Kewirausahaan "Thaski", 2015

6. Penghargaan Protagonis Nasional Perubahan, 2015

7. Penghargaan Nasional untuk Relawan Kategori Lingkungan, 2014

8. Anggota Komite Pemuda CYFI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa

9. Penghargaan Internasional Keuangan Anak oleh UNICEF

10. Pengakuan oleh Kementerian Lingkungan Hidup di Kongres Pendidikan Lingkungan VII Ibero-Amerika, 2012.






***

Nah, gimana tuh tadi, Gansis? José keren banget, kan? Inilah "dewasa sebelum waktunya" yang berdampak positif. Ketika anak-anak seusianya sibuk dengan dunia remaja, percintaan, kesenangan, tapi José sudah sibuk mengurus bank-nya dan menyelamatkan keuangan 3000 anak-anak Peru yang menjadi nasabahnya dan mempertahankan kelestarian lingkungan dari sampah plastik.

Btw, José tidak sukses secara instan, ya, Gansis. Ia harus berjuang menahan bully-an dan sebutan "gila" dari teman-teman dan beberapa guru yang menganggap ide José terlalu tinggi untuk dicapai oleh anak seusianya. Namun, tekad dan dukungan dari orang-orang terdekat membuat José tak menyerah dengan rencananya.

So, sekarang lihatlah! José menjadi penyelamat untuk orang-orang di sekitarnya. Menawarkan bank dengan tujuan ganda--memanajemen keuangan anak-anak dan menjaga kebersihan lingkungan. Ini baru mantul! Daebak!

Sekian thread ane hari ini. Semoga menginspirasi.

Xoxo

Sekian

emoticon-I Love Indonesia (S)emoticon-I Love Indonesia (S)emoticon-I Love Indonesia (S)

A thread by: serbaserbi.com
Gambar: Google image
Sumber: 1 dan 2

emoticon-Cendol Gan

Gomawoyo

Diubah oleh serbaserbi.com 29-12-2020 09:12
khoirul48edv039annlaska
annlaska dan 48 lainnya memberi reputasi
49
9K
398
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.