adichihara
TS
adichihara
Sosok Pemimpin Yang Tidak Pantas Diteladani


Halo gan/sis apa kabarnya, semoga tetap semangat dan sehat selalu serta menjaga protokol kesehatan di penghujung akhir tahun 2020. Ane gatau apakah disini forum yang tepat untuk curhat tapi ane lagi kepengen cerita pengalaman aja. Oke Mari kita mulai ! Siapin cemilan karena lumayan panjang emoticon-Angkat Beer

Jadi gini, ane kerja di salah satu Perusahaan Swasta di Kota xxxxx sebagai pelaksana administrasi Umum/Operasional, Operator Komputer/IT dan lainnya (pokoknya multi banget wkwk). Perusahaan ini merupakan usaha rintisan yang baru brojol/lahir akhir tahun 2019.

Singkat cerita, perusahaan ini bergerak dibidang yang jarang banget dilaksanakan oleh kebanyakan perusahaan, bahkan bisa dibilang usaha yang “sexy”. Perusahaan ini dipimpin oleh seseorang yang sangat ahli di bidang usaha ini dan berpengalaman lebih dari 15 tahun walau hanya lulusan SMA, merangkak dari jabatan bawahan hingga akhirnya bisa menjadi pimpinan, terdengar sangat inspiratif? tunggu dulu baca sampai selesai. Awal ane diperkenalkan, first impression ane yah oke terlihat baik, humble, komunikatif sperti ia bercerita seputar pengalamannya pokoknya benar” meyakinkan deh, modal yang bagus untuk jadi pemimpin bukan?, terinspirasi? Tunggu lagi!

Selayaknya manusia pasti ada sisi positip dan negatifnya dan sejauh mana sisi negatifnya itu bisa kita tolerir. Semua hal itu perlahan mulai terkuak seiring dengan berjalannya waktu. Diawali dengan perusahaan ini yang mendapatkan suntikan modal kerja untuk mengurus perizinan operasional sebesar seratus jutaan. Ane kaget sekali ketika orang ini mendapatkan uang, ternyata tidak dicatat sama sekali setiap pengeluarannya, padahal itu uang orang lain yang mesti dipertanggungjawabkan secara tepat & jelas.

Nah, ketika semua selesai dan orang lain minta catatannya, baru si pimpinan ini nyuruh ane bikin laporan pertanggungjawaban, dalam hati ane “Lah ente yang ngeluarin duit semua, belanja sana-sini yang bikin laporan harusnya ente”walaupun begitu ane menaruh hormat kepada pimpinan, ane bikinin dengan dikasih tahunya oleh si pimpinan juga tidak dengan mengeluarkan bukti catatan tertulis, tapi hanya ngomong doang berapa total pengeluarannya. Dari situ diketahuilah awal mula kejanggalan, salah satunya yang terbukti jelas adalah komitmen perizinan yang disepakati dan uang yang sudah masuk dari keterangan si pimpinan adalah sekian juta, namun ketika dikonfirmasi ke rekan pimpinan yang turut serta membantu mengurusi perizinan dikatakan uang yang sudah masuk sebesar sekian juta. Nah loh, terus ini ada GAP sekian juta dikemanain? Kok keterangan si pimpinan dengan rekannya yang sama-sama mengurusi berbeda? Masih menjadi misteri…. Kemudian masih ada hal lainnya yang patut dipertanyakan karena tidak ada catatan langsung dari si pimpinan, hanya OMDO.

Si Pimpinan pada awal-awal sering nitip DUIT ke ane.  Nah untuk mempermudah pembaca memahami situasinya berikut kurang lebih percakapan yang terjadi (x=pimpinan, a= ane)

X : diw titip uang sekian puluh juta
A : ok dicatet dulu
X : di kirim balik sekian puluh juta, sisa 100rb-200rb buat pulsa adi
A : ok, terima kasih

Lalu, si Pimpinan ini pun dengan tidak adanya malunya sering kali juga meminjam DUIT ke ane yang notabene ane adalah bawahannya. Dengan kurang lebih percakapannya begini (x=pimpinan, a= ane) :

X : diw ada uang nganggur 500rb? Kirim dulu ke saya, nanti hari Z dikembaliin nunggu transferan dari B
A : Oh ya ada tunggu,
X : Ok, terima kasih
(Keesokan harinya pas mau ditagih ane selalu bilang ada kebutuhan karena seringkali tidak tepat waktu seperti yang dijanjikan)
A : Pak kirimin uang yang kemarin pinjem solnya ini ada keperluan anu anu
X : Oh ya nanti malam di solnya ini masih nunggu trf dari B
A : Oh ya ditunggu
(setelah itu ada notif transfer)
X : Itu udah saya trf, lebih 100rb buat pulsa di
A : Ok terima kasih.

Nah, lagi-lagi persoalan ada lebihnya itu padahal ane ga minta dilebihin tuh duit pinjeman, hanya minta pengembalian sebesar nominal pinjaman aja ga masalah. Dan menurut si pimpinan, uang lebih seperti itu tidak perlu dilaporkan ke manajemen perusahaan. HAH? Pertanyaan ane itu DUIT apa? Duit operasional perusahaan? Duit keuntungan perusahaan apa Duit Pribadi? Solnya kalau ditanya pun pasti jawabannya “Tenang, santai, aman” emoticon-Tai.

Selanjutnya pengalaman yang menimpa ane sendiri, pernah pada saat itu ada pembagian tunai Gaji bulanan hari Sabtu. Kebetulan pada hari itu ane lagi ada keperluan. Karena ane menghargai, menghormati dan mempercayai si pimpinan itu, akhirnya ane bilang ke Dirkeu untuk dititipin ke si pimpinan terus hari senin ane ambil ke kantor. Keesokan harinya ane WA dong si pimpinan karena mau ngambil hak ane itu, ternyata dia bilang lagi mau ke luar kota sambil ngeshare foto lagi dikereta, ane jawab “ok deh nanti aja kalau udh pulang diambilnya”. Beberapa hari kemudian karena tak kunjung dapat kabar si pimpinan itu udah pulang dari luar kota atau belum, ane WA dirkeu, dirkeu bilang si Pimpinan itu dari kemarin-kemarin ada di kantor ga kemana-mana, Dalam hati ane, Shit apa apaan nih?:amazedemoticon-Stick Out Tongueadahal ane sendiri nge WA ke si pimpinan jawabannya masih di luar kota terus belum pulang. Nah, setelah dapat info dari Dirkeu itulah langsung ane sidak tanpa basa-basi ke kantor…eh taunya si Pimpinan itu ada dong di Kantor seperti agak kaget lihat ane terus langsung SKSD bicara pekerjaan. Mungkin karena tau ane mau ngambil HAK ane yang dititipin ke dia. Kemudian ane tanya “uang dari dirkeu ada?” terus jawabnya “nanti yang adi mah ditransfer+ada lebihnya”. Ane pikir pada saat itu Loh! kan dari Dirkeu dikasih/dititipnya bentuk tunai, kenapa jadi malah mau di transfer? Berarti kan Gaji ane itu udah dipake sama Pimpinan tanpa seijin dan sepengetahuan ane, karena dia juga gada bilang/konfirmasi sama sekali. Dari situlah ane mulai Kecewa dan menganggap bahwa… INI ORANG GA BENER! emoticon-Mad Akhirnya ane menghadap ke Dirkeu untuk dikasih talang gaji ane itu dan menunggu si pimpinan mentransfer gaji. Kapan? Beberapa minggu kemudian baru ditransfer, padahal yang lain sudah dapat pada hari dimana ane ada perlu, bayangin ane yang paling rajin kerja, paling cape, paling banyak ngurusin kerjaan/multitasking tapi Hasil/Reward Gaji tertunda beberapa minggu akibat dipake oleh si Pimpinan tanpa minta ijin ke ane, terlebih itu adalah amanah/titipan. Mau kerjasama dengan ane mah gampang, mau ane bantu gampang, asal jujur, terbuka, dan amanah tidak perlu pake duit lebih segala karena ane punya prinsip mau ente tutup mulut ane dengan berapa duit pun kebenaran adalah harga mati dan bakal ane perjuangkan emoticon-Metal.

Manajemen Perusahaan sering mengadakan Rapat untuk merumuskan kebijakan kedepannya dan salah satunya adalah kebijakan setiap transaksi yang berhubungan dengan kegiatan operasional wajib ditujukan melalui rekening perusahaan, si pimpinan itu pun menyutujuinya dan hal tersebut menjadi komitmen bersama, kesepakatan manajemen. Namun setelah ane turut serta dalam beberapa pekerjaan setelah kesepakatan terjadi, ternyata faktanya masih aja transferan dari operasional ditujukan ke Rekening Pribadi dengan dalih “perusahaan tidak mengeluarkan uang jadi tidak perlu ikut riweuh, nagih dan perusahaan juga kan sedang krisis tidak punya uang”. Hmm kok miris ya bisanya terucap ujaran seperti itu dari seorang pimpinan teratas perusahaan, yang notabene secara hukum Posisinya bertindak untuk dan atas nama perusahaan serta setiap kegiatannya menggunakan kop surat berlogo perusahaan. Diperparah dengan tidak adanya I’tikad baik dan komunikasi yang baik dengan para stakeholders lainnya khususnya dirkeu perihal masalah keuangan perusahaan, mengakibatkan si pimpinan itu mengambil tindakan tanpa seijin dan sepengetahuan manajemen. Yaitu meminjam uang ke orang lain yang ceritanya untuk keperluan operasional tapi sampai saat ini tidak catatan/bukti tertulis/laporan dari pimpinan itu mengenai hutang piutangnya dari siapa saja, berapa jumlahnya dll. 
Lagi-lagi seorang pimpinan yang tidak mengerti bagaimana pentingnya mencatat transaksi keuangan adalah sangat fatal!. emoticon-Gila

Seorang pimpinan seperti halnya pemimpin perusahaan, apapun permasalahannya harusnya dapat mencari cari jalan keluar dan mengambil keputusan yang bijak berdasarkan mufakat bersama. Selain itu, tata bahasa, tata perilakunya  menentramkan, mendamaikan bukan malah menjadi trouble maker/Pembuat masalah apalagi dengan menjelekkan orang lain, menuduh orang lain dll. Secara spiritual, si pimpinan ini pun selama bersama ane di Kantor walaupun ia beragama islam, mengaku islam, KTP islam, tapi ane tidak pernah sekalipun lihat ia melaksanakan ibadah solat wajib di mushola kantor. Apa solatnya di rappel atau gmana ane ga ngerti emoticon-Hammer. Dan yang paling luar biasa fatal ngeselinnya dari pimpinan ini adalah ia merasa bahwa “saya bukan orang yang perlu dinasehati lagi” emoticon-fuck2 ujar pimpinan. wooooo emang situ udah oke akhlaknya? Merasa paling benar? Hei sadar bung ente islam tapi solat aja kagak, ente hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan/kekhilafan sangat tidak pantas ucapan seperti itu keluar dari mulut seorang pemimpin emoticon-fuck3. Sifat/karakter asli seseorang memang dapat terlihat ketika salah satunya ia sedang dirundung masalah/tersudutkan, dan si pimpinan ini yang ane lihat ia tidak paham konsep manajerial perusahaan yang benar (pengalaman kerja belasan tahun ngapain aja cuy) tidak mampu berpikir jernih dan tidak mempunyai visi, misi, konsep yang jelas mengenai bagaimana sebuah perusahaan berjalan dengan baik, yang dipikirannya ternyata hanyalah DUIT, DUIT dan DUIT. Ia beranggapan bahwa “semua masalah dan urusan itu dapat diselesaikan,dibereskan dan dipercepat dengan uang” padahal menurut ane tidak semua urusan/masalah dapat diselesaikan dengan uang, hanya orang yang berpikir praktis dan punya pemikiran sempit yang beranggapan seperti itu. Sudah mah tidak jujur, tidak amanah, tidak komitmen ditambah berpikir praktis dan sempit SUNGGUH PAKET KOMPLIT. Memang jika berpikir realistis ane juga tidak memungkiri bahwa DUIT itu penting dan perusahaan ane ini juga memang sedang ada masalah financial, namun ada alasan yang jelas, logis dan bisa ditolerir kenapa itu bisa terjadi, kemudian juga yang malah bikin miris adalah kewajiban si pimpinan dari hasil beberapa kegiatan operasional yang masuk melalui rekening pribadinya, ternyata belum dibayarkan ke perusahaan, walaupun sebenarnya di manajemen sudah ada bukti catatan berapa kewajiban yang musti dibayarkan.

Akibat ulahnya tersebut, karyawan pun menjadi korban karena tidak adanya pemasukan ke manajemen sehingga tidak dapat membayar kewajiban kepada karyawannya termasuk ke ane. Si pimpinan ini malah berkata bahwa “sebenarnya uang untuk bayar gaji ada Cuma saya tahan dulu nunggu manajemennya jelas dan bener dulu”. Hmm…Ini contoh pemimpin perusahaan yang egois hanya memikirkan kepentingan sendiri tidak memikirkan perusahaan sendiri khususnya hak karyawan, so’ akhirnya hanya memberi janji doang, lagian juga kewajiban si pimpinan ke perusahaan aja belum dibayar, kok sok menganggap pahlawan berani mengeluarkan pernyataan seperti itu emoticon-Gila

Ane juga pernah tanya kenapa ga komunikasi yang intensif dengan Dirkeu dan/atau pimpinan lainnya perihal ketersediaan dana operasional supaya tidak bertindak seenaknya tanpa perhitungan resiko. Dia malah bilang “kasihan Dirkeu banyak pikiran, takut banyak beban”. Ini menurut ane wadidaw banget sih, karena malah terkesan menghina serta menganggap orang lain ga guna dan ia merasa bisa menghandle semuanya sendiri. Padahal udah mah ia tidak jujur, tidak amanah, tidak komitmen, eh tidak ada komunikasi interpersonal yang baik pula sehingga akhirnya bertindak seenaknya membuat keputusan subjektif/sendiri yang malah semakin menyimpang dan menambah beban perusahaan bukannya mengurangi. Salah satu tindakannya yang jelas menambah beban perusahaan adalah dengan melakukan “gali lubang tutup lubang” minjem DUIT kepada orang lain untuk kebutuhan operasional perusahaan tanpa seijin/sepengetahuan manajamen, lalu ia bilang ia yang akan bertanggungjawab sepenuhnya. HAH? SERIUS BRO? tapi kok ane konfirm ke Dirkeu banyak orang yang ente ngutangin malah nagih ke manajemen ya? Tanggung jawab ente mana? Dan si Pimpinan ini pun ketika meminjam DUIT selalu menjanjikan pengembalian DANA yang tidak masuk AKAL seperti ke ane dulu. Contoh nya berdasarkan informasi orang marketing perusahaan yang pernah memberinya pinjaman, yaitu : ketika Si pimpinan mau Pinjem sekian puluh Juta untuk operasional, nanti hari x pas ada pembayaran dari konsumen dengan janji dikembaliin ada lebih sekian ratus ribu-1 Juta. FIX SIH INI MAH SI PIMPINAN LAGI BUKA USAHA INVESTASI BODONG emoticon-Big Grin. Pertanyaan ane sama, itu DUIT lebih darimana? Duit operasional? Duit keuntungan apa gimana? Solnya ia selalu bilang kalau uang lebih tidak perlu dilaporkan ke manajamen. Tapi ga sampe ada uang lebih yang dikasih ke orang lain misal 500rb-1jutaan tapi ga dilaporkan ke manajemen. Kalau MINJEM DUIT untuk operasional dilebihin pada prinsipnya ga masalah asal sudah sesuai perhitungan (resiko, untung, pajaknya) dan juga DILAPORKAN semuanya ke manajemen. KALAU TIDAK DILAPORKAN ENTE BISA DIDUGA MELAKUKAN PERBUATAN PENGGELAPAN/KORUPSI , terus yang terpenting juga adalah JANJI NGEMBALIIN DUITNYA musti sesuai dengan apa yang dijanjikan. Faktanya ini kan udah mah gada lebih, ga tepat waktu terus malah menyalahkan orang marketing tersebut karena ga mampu menyediakan dana operasional. Kan PARAH YA! Udah syukur dibantu minjemin malah nyerang balik, FIX si Pimpinan PLAYING VICTIM emoticon-fuck2

Berdasarkan pengalaman kerja ane bersama si pimpinan itu, mendengarkan cerita dan keluh kesah si pimpinan. Ane menduga si pimpinan malah mencoba playing victim (merasa dirinya seolah-olah yang menjadi korban). Alasan bisa menjadi playing victim adalah karena ia tidak mau mengakui kesalahan dan akhirnya mencari pembenaran diri atas apa yang ia perbuat, menjual cerita, merasa apa yang ia perbuat adalah benar dan merasa semua yang dilakukan demi kebaikan perusahaan (kalau demi perusahaan tanggung jawab dan kewajiban harusnya sudah dibayarkan dong) tidak mau belajar dan open minded, tidak instrospeksi diri, dan pimpinan ini acap kali juga membicarakan orang lain atas suatu masalah yang terjadi kemudian menuduh bahwa orang tersebutlah yang bertanggung jawab. Karena ane tipe orang yang tidak menerima mentah-mentah omongan dari satu pihak maka ane selalu mencoba kroscek ke pihak lainnya.

Terakhir ane ketemu si pimpinan ia mengatakan bahwa “susah kerjasama dengan orang-orang yang ga ngerti bisnis” “kenapa orang-orang lihatnya hanya yang jelek saja” ia juga mengatakan “ini mah terlanjur besar pasak daripada tiang”. Ia menganggap bahwa dirinya adalah seorang pembisnis yang hebat. Ane cukup rispek dan menghargai mengingat pengalaman kerja ia selama belasan tahun dibidang ini. Namun perlu digaris bawahi, menurut hemat ane mau berapa lamapun pengalaman kerja ente di lapangan jika tidak dibarengi dengan peningkatan kemampuan SDM serta perilaku yang lebih baik mah akan percuma saja. Si pimpinan ini seolah-olah Berbisnis sendiri dengan hanya memakai tameng perusahaan dengan tujuan mendapatkan keuntungan pribadi, bahkan berani mengorbankan karyawan/pihak lain untuk mencapai tujuannya.

Selain berbisnis dengan mengorbankan hak karyawan juga si pimpinan dirasa tidak ada kontribusi nyata pada perusahaan yang dibuktikan dengan belum masuknya pembayaran kewajiban atas hasil operasional kepada manajemen perusahaan, alih-alih untung yang ada malah buntung. Jika kita melihat dari sisi marketing, branding dan pencitraan perusahaan sudah jelas apa yang telah dilakukan si pimpinan mencoreng nama baik perusahaan, dimulai investor yang mulai menjauh, melakukan pinjaman uang tanpa seijin/sepengetahuan ke berbagai pihak sehingga menimbulkan beban, terlalu berani mengambil resiko pekerjaan, bertindak dan memutuskan sendiri tanpa mempertimbangkan pendapat pimpinan lainnya dan akhirnya karyawan yang menjadi korban.

Dengan melihat dari tutur kata, sifat dan tingkah laku si pimpinan ditambah dengan pernyataan-pernyataan yang telah ia lontarkan sebelumnya, ane bisa menyimpulkan bahwa si pimpinan ini diduga mempunyai jiwa ego yang tinggi, kenapa? karena ia merasa paling punya pengalaman, paling tahu seluk bisnis ini, serta bertindak berdasarkan pengalamannya yang cenderung subjektif (yang mana pengalamannya itu belum tentu baik dan benar diterapkan sekarang), sehingga jika karyawan/pimpinan lainnya tidak bertindak sejalan dengan apa yang ia mau maka kemungkinan besar tidak akan sinkron/harmonis, dan inilah yang terjadi. Apalagi diperkuat dengan pernyataan si pimpinan yang bilang “saya mah bukan orang yang perlu dinasehati lagi” dari situ menandakan bahwa si pimpinan ini sudah menutup dirinya, tidak mau berkembang dan belajar hal-hal baru dan ane yakin orang-orang seperti ini lama-lama akan ditinggal oleh zaman, karena berperilaku kuno dan akan tersisihkan oleh orang punya attitude baik dan ingin terus belajar

Berdasarkan uraian-uraian di atas ane ingin menyampaikan kepada agan/sist bahwa sebisa mungkin hindarilah bekerjasama dengan pimpinan dan/atau orang yang memiliki beberapa sifat dan perilaku antara lain:
1.     Tidak jujur
2.   Tidak Komitmen dengan ucapan dan perbuatannya, selalu melanggar komitmen yang disepakati
3.     Tidak Terbuka, Transparan dan Akuntabel
4.     Tidak Amanah
5.     Mempunyai Ego tinggi, keras kepala padahal perbuatannya menyimpang
6.     Tidak memiliki visi dan misi yang jelas
7.     Tidak memiliki pemikiran terbuka/Open Minded
8.     Tidak ada keinginan mencoba hal-hal baru
9.     Tidak mau mengakui kesalahan dan instrospeksi diri
10.  Selalu mencari pembenaran diri dan playing victim
11.  Mementingkan pribadi dibandingkan kepentingan bersama/perusahaan
12. Mengorbankan pihak lain/karyawan untuk tidak dibayar dengan semestinya demi pekerjaan dapat selesai semata-mata agar konsumen menganggap bahwa ia bagus/hebat namun ia sebagai pimpinan tidak bisa menjaga hak karyawannya emoticon-Cape d... (S)

Demikianlah cerita yang bisa ane sampaikan kali ini. Mohon maap jika threadnya agak berantakan dan penggunaan kata yang kurang dimengerti. Ane harap semoga ada pelajaran dan hikmah yang bisa diambil emoticon-Add Friend (S)


Boleh emoticon-Rate 5 StarBoleh bangetemoticon-Blue Guy Cendol (L) tapi jangan emoticon-Blue Guy Bata (L)

Gimana menurut agan/sis?  Komentarnya dong emoticon-Cendol (S)

Diubah oleh adichihara 26-12-2020 13:35
moemoehEriksaRizkiMgaligulagalu
galigulagalu dan 29 lainnya memberi reputasi
30
5.2K
91
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.