.

Di masa pandemi ini banyak usaha yang sedang jatuh. Tapi tidak dengan Agus Setiawan dia mampu memasarkan puyuh tiap hari dengan jumlah puluhan kilogram. Berawal di tahun 2017. Kini prospeknya bertambah di angka 8 ribu ekor di lahan 230 m².

Di tiga tahun berikutnya burung puyuh atau yang lebih dikenal dengan nama latin contour Coturnix Coturnix itu berjumlah sekitar 15 ribu ekor. Beliau hanya sanggup memanen 150 sampai 150 165 kg per hari.

Untuk omset per hari sebesar 3 juta rupiah dan harga jual 23 ribu rupiah per kg.
Untuk pengasihan per bulan dan untuk labanya 27 persen dari omzet yaitu di kisaran 28 juta per bulan.

Berapa ceruk pasar memang terbuka lebar salah satu ungkapan Agus yang menyatakan bahwa dirinya tidak mampu memenuhi 50% pasar yang diminta jadi sering sehingga menurutnya ya terlalu besar pasar untuk tersebut.

Menurut Danang Priyambodo, SPd, MSi dosen IPB dari Prodi studi teknologi dan manajemen ternak sekolah vokasi keunggulan dari badan beternak puyuh yaitu dari segi umur dan produksi yang cepat.
Dalam rentang 40 hari produksi setelah kurang lebih satu setengah tahun. Kita sudah dapat menghasilkan telur dari produksi tadi.
Dikutip dari trubus id.

Selanjutnya daya tahan yang begitu kuat terhadap penyakit serta tingkat produktivitas yang tinggi yaitu sekitar 20 hingga 25 gram per hari di lahan 200 cm² bisa dibikin bertingkat maupun di lahan sempit terutama untuk di lahan terbatas.

Selain itu harga jual yang mencapai 300 rupiah per butir. Ada pula kotoran puyuh juga bisa dimanfaatkan untuk pupuk organik sebagai nutrisi tanaman buah, sayur atau pertanian. Menurutnya, olahan kotoran tersebut bisa dijual dan dikemas. Sehingga bisa dijual yang mendatangkan pundi-pundi rupiah.

Samy,
Pasuruan 11 Desember 2020