gilbertagung
TS
gilbertagung
Peristiwa-peristiwa di Balik Menyerahnya Jepang Pada 1945


Jepang dibom atom Amerika Serikat pada 6 dan 9 Agustus 1945, Jepang menyerah secara de factopada 15 Agustus 1945, Indonesia menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, dan Jepang menyerah secara de jure pada 2 September 1945. Namun, apakah Anda tahu bahwa kejadian di atas dimulai dari satu tanggapan ambigu yang dibuat Jepang terhadap ultimatum Sekutu? Bagaimana pula rentetan peristiwa yang berujung menyerahnya Jepang pada 1945?

Klik gambar untuk menuju sumber gambar

26 Juli 1945 : Deklarasi Potsdam
Pada 8 Mei 1945, Nazi Jerman resmi menyerah kepada Sekutu. Penyerahan tersebut mengakhiri teater Eropa dari Perang Dunia II. Namun perang di teater Pasifik masih berlanjut. Belum terpikirkan di benak Kaisar Hirohito apalagi para petinggi militer kekaisaran untuk menyerah kepada Sekutu. Mereka masih terikat dengan kode etik samurai, bushido, yang menganggap menyerah sebagai sesuatu yang memalukan.

Pada 17 Juli hingga 2 Agustus 1945, empat pimpinan Sekutu : Winston Churchill (Britania Raya, nantinya digantikan Clement Attlee setelah pemilhan umum 1945), Harry Truman (Amerika Serikat), Josef Stalin (Uni Soviet), dan Chiang Kai-shek (Republik Tiongkok) bertemu di Potsdam, Jerman untuk membicarakan mengenai kebijakan yang akan diambil mengenai Jerman yang sudah dikalahkan dan Jepang yang masih bertempur. Dalam acara yang disebut Konferensi Potsdam ini, Churchill, Truman, dan Chiang membuat sebuah ultimatum kepada Jepang yang disebut Deklarasi Potsdam pada 26 Juli 1945. Isi deklarasi tersebut adalah tuntutan bagi Jepang untuk menyerah tanpa syarat atau menerima konsekuensi berupa kehancuran total dari Sekutu. Deklarasi ini juga menyatakan bahwa Sekutu tidak berniat memperbudak atau menghancurkan bangsa Jepang, namun agar Jepang tetap mampu membangun kembali ekonominya dan berpartisipasi dalam perdagangan dunia tanpa kembali mempersenjatai diri seperti sebelumnya.


Perdana Menteri Jepang Suzuki Kantarô.

28 Juli 1945 : Mokusatsu yang Menentukan Nasib Jepang
Kantor Berita Domei menerima berita deklarasi tersebut pada 27 Juli 1945 pukul 04.30 JST dan meneruskannya ke pemerintah. Menanggapi deklarasi tersebut, Perdana Menteri Jepang, Suzuki Kantarô, memberi pernyataan berikut dalam konferensi pers pada 28 Juli 1945.

Quote:


Ambiguitas mengenai makna sebenarnya dari kata mokusatsumenjadi awal dari semuanya. Hasegawa Seiji dari Kantor Berita Domei menerjemahkan bahwa Jepang mengabaikan Deklarasi Potsdam dan tetap bertempur. Namun, mokusatsu juga dapat berarti "tidak ada komentar" atau "hening" sebagai kata benda dan "mengabaikan" sebagai kata kerja. Ini juga dapat diartikan sebagai sikap pura-pura tidak tahu ketimbang mempermalukan diri dengan meresponnya. Tidak menolak ataupun menerima.

Tanpa penjelasan lebih lanjut dari pihak Jepang, AS mengambil keputusan drastis.

6 Agustus 1945 : Little Boy
Pada 6 Agustus 1945, pukul 08.15 JST, sebuah pesawat pengebom B-29 milik US Air Force yang memiliki julukan Enola Gay meluncurkan sebuah bom dari ketinggian 31.060 kaki (9.318 meter). Bom berjuluk Little Boy seberat 9.700 pon (4,4 ton) ini bukanlah bom biasa. Ini adalah bom atom hasil dari Manhattan Project yang dimulai pada akhir 1942. Bom dengan muatan Uranium-235 ini segera memulai reaksi fisi nuklir setelah dijatuhkan dan meledak di ketinggian 1.968 kaki (590,4 meter) di atas sebuah klinik. 80.000 orang tewas seketika dan 60.000 orang lainnya meninggal sepanjang sisa 1945 sebagai efek samping bom dan efek radiasi yang berada di kota tersebut. 35.000 orang menderita luka.

8 Agustus 1945 : Invasi Uni Soviet ke Manchuria
8 Agustus 1945, Uni Soviet menyatakan perang kepada Jepang. Ini adalah pemenuhan komitmen Soviet terhadap AS dan Britania Raya dalam Konferensi Yalta pada Februari 1945 untuk bergabung dalam perang melawan Jepang 3 bulan setelah Jerman menyerah. Ini juga berarti Pakta Netralitas Soviet-Jepang yang ditandatangani pada 13 April 1941 telah dibatalkan sepihak oleh Soviet. Dengan cepat, 1,6 juta tentara Soviet menyerbu Manchuria yang dijaga 1 juta tentara Jepang dari Pasukan Kwantung. Pasukan Jepang di Manchuria pun menyerah kepada Soviet sehari setelah deklarasi menyerah tanpa syarat diumumkan.

9 Agustus 1945 : Fat Man
9 Agustus 1945 pukul 11.02 JST, Nagasaki menjadi korban kedua dari bom atom AS. Ini dilakukan setelah bom pertama belum membuat Jepang menyerah. Bom kedua berjuluk Fat Man diangkut oleh pesawat B-29 Bockscar. Bom ini dijatuhkan di atas sebuah kompleks industri dan meledak di ketinggian 1.650 kaki (495 meter). Diperkirakan 40.000–75.000 orang tewas seketika dan 60.000 terluka. Di saat bersamaan, petinggi militer di Tokyo sedang mendiskusikan mengenai kemungkinan penyerahan bersyarat.

12 Agustus 1945 : Jepang Mulai Menerima Keadaan
Ketiga peristiwa di atas akhirnya berhasil meyakinkan Kaisar Hirohito untuk menerima tuntutan Sekutu mengenai penyerahan tanpa syarat. Kabinet pun mendiskusikannya dan akhirnya menyetujuinya.

14-15 Agustus 1945 : Kudeta Gagal di Istana Kekaisaran
Sebuah upaya kudeta terjadi di Kyûjô (Istana Kekaisaran Jepang) pada 14 dan 15 Agustus 1945.

Kaisar Hirohito hendak merekam suaranya. Rekaman tersebut merupakan deklarasi pengumuman penyerahan tanpa syarat Jepang.

Pada 14 Agustus sekitar pukul 21.30, Mayor Hatanaka Kenji, 22 tahun, seorang perwira di Kementerian Perang Jepang, bersama beberapa perwira lainnya dan beberapa resimen Pasukan Penjaga Kekaisaran, jumlahnya diperkirakan sekitar 1.000 orang, merangsek masuk ke Kyûjô dan mencoba mengambil rekaman suara tersebut dan cap segel kekaisaran, dengan demikian, mencegah penyerahan tanpa syarat Jepang dan melanjutkan pertempuran sampai habis-habisan. Mereka sempat meminta dukungan dari Menteri Perang, Jenderal Anami Korechika, namun tidak berhasil.

Mereka membujuk Letnan Jenderal Mori Takeshi, komandan Pasukan Penjaga Kekaisaran, untuk bergabung dalam upaya ini. Ia menolak dan kemudian ditembak mati. Mereka lalu memalsukan surat perintah atas nama Mori dengan menggunakan cap milik Mori.

Mereka memutus jaringan telepon, menawan semua orang di dalam (termasuk teknisi NHK yang dikirim untuk membantu perekaman suara kaisar), memasuki ruangan di Kyûjô, dan menginterogasi para perwira dengan acungan senjata. Mereka juga mencari keberadaan Lord Privy Seal (Pemegang Cap Segel Kekaisaran), Kido Kôichi dan Menteri Urusan Rumahtangga Istana, Ishitawa Sôtarô. Pencarian menjadi sulit karena ketiadaan aliran listrik akibat pengeboman Sekutu (upaya kudeta terjadi pada tengah malam) ditambah kompleksnya struktur ruangan istana.

Di Yokohama, anggota kudeta yang lain mencoba membunuh Perdana Menteri Suzuki. Mereka tidak berhasil menemukannya. Suzuki berada di bawah perlindungan polisi dan tidur di tempat yang berbeda setiap malam.

Setelah berjam-jam pencarian tidak membuahkan hasil, Hatanaka diinformasikan oleh Letnan Kolonel Ida Masataka bahwa pasukan Angkatan Darat Distrik Timur sedang menuju istana dan menyuruhnya menghentikan upaya kudeda. Menyadari rencananya akan gagal, ia memohon kepada Takashima Tatsuhiko, Kepala Staf Angkatan Darat Distrik Timur agar diberikan waktu setidaknya 10 menit untuk menjelaskan maksud dan tujuannya melalui siaran radio NHK. Permintaan tersebut ditolak. Setelah mengetahui bahwa militer secara keseluruhan tidak mendukung upaya kudeta ini, Kolonel Toyojirō Haga, komandan Resimen Kedua dari Pasukan Penjaga Kekaisaran Pertama, memerintahkan Hatanaka untuk keluar dari istana.

Sebelum pukul 5 pagi, Hatanaka menuju kantor stasiun radio NHK untuk meminta diberikan waktu siaran. Ia kemudian ditelepon oleh Angkatan Darat Distrik Timur lalu menyerah dan meninggalkan kantor tersebut

Pukul 8 pagi, setelah dimarahi oleh Jenderal Tanaka Shizuichi dan diperintahkan untuk kembali ke barak, pasukan kudeta meninggalkan istana. Kudeta berakhir.

Hatanaka lalu menyebarkan pamflet yang menjelaskan tindakan dan motif mereka dengan menaiki sepeda motor. Letnan Kolonel Shiizaki Jirõ, yang juga ikut berpartisipasi dalam kudeta, juga menyebarkan pamflet yang sama dengan menaiki kuda. Hatanaka lalu bunuh diri dengan pistol pada pukul 11 siang. Shiizaki juga melakukan bunuh diri dengan menusuk dirinya dengan pisau belati lalu menembak dirinya sendiri.

15 Agustus 1945 : Jepang Menyerah
Rekaman itu akhirnya diperdengarkan kepada masyarakat Jepang pada 15 Agustus 1945 pukul 12.00 JST.

Rekaman tersebut dibuat pada tengah malam sebelumnya di sebuah bunker kedap suara di bawah istana. Kaisar Hirohito membacakan deklarasi tersebut, dengan dibantu teknisi NHK. Rekaman berdurasi 4 menit 45 detik dan hanya diperlukan dua kali proses rekaman. Suara kaisar pada rekaman pertama terlalu lembut dan terlalu tinggi pada rekaman kedua. Rekaman kedualah yang dianggap resmi. Rekaman kemudian disimpan dalam dua piringan hitam yang dibuat saat itu juga dan disimpan dalam 2 kotak penyimpanan dan dibawa diam-diam keluar istana menuju kantor NHK (upaya kudeta masih berlangsung). Selain rekaman, dokumen resmi penyerahan tanpa syarat oleh kaisar, lengkap dengan segel kekaisaran, juga dibuat.

Sebelumnya, pukul 7 malam pada 14 Agustus, penyiar NHK menginstruksikan kepada seluruh rakyat Jepang untuk mendengarkan radio dengan saksama pada tengah hari berikutnya. Untuk memastikan semua orang Jepang mendengarkannya, suplai listrik diberikan kepada lingkungan yang biasanya akan dipadamkan listriknya. Semua acara musik di NHK dihentikan dari pukul 10 malam hingga selesainya pengumuman kaisar. Salah satu rekaman tadi di bawa ke kantor NHK. Pasukan Angkatan Darat Distrik Timur berjaga di sekitar kantor NHK.

Pukul 11.59, sirine serangan udara dibunyikan sejenak. Pukul 12 siang, lagu kebangsaan Kimigayo diputarkan. Kemudian, rekaman tadi diputarkan. Ini adalah kali pertama suara kaisar didengar oleh masyarakat Jepang. Hirohito menggunakan Bahasa Jepang Klasik, yang membuat orang-orang kesulitan memahami isi rekaman, di samping kualitas audio yang seadanya.

Hirohito tidak secara eksplisit menyebutkan kata "menyerah", hanya mengatakan bahwa Pemerintah Jepang akan memenuhi tuntutan Deklarasi Potsdam mengenai penyerahan tanpa syarat dan memerintahkan komunikasi dengan Pemerintah AS, Britania Raya, dan Tiongkok. Ia juga menyebut bom atom, yang disebutnya "bom jenis baru dan paling kejam", sebagai alasan utama menyerahnya Jepang, di samping situasi perang yang tidak memihak Jepang. Siaran tersebut berlangsung 4 menit 36 detik. Untuk mencegah kebingungan, penyiar NHK harus menjelaskan bahwa yang dimaksud kaisar adalah Jepang menyerah.

Selesai pengumuman tersebut, menurut Robert Guillain, jurnalis asal Prancis yang saat itu tinggal di Tokyo, kebanyakan orang kembali beraktivitas seperti biasa dan butuh beberapa jam untuk memahami dan menilai seberapa pentingnya deklarasi tersebut.

Rekaman tersebut sempat hilang dalam kekacauan pasca-penyerahan. Namun, seorang teknisi radio berhasil membuat salinannya, yang menjadi sumber rekaman tersebut kini, dan memberikannya kepada otoritas Sekutu. Rekaman asli berhasil ditemukan namun tidak dipergunakan kembali.

Terjemahan dalam bahasa Inggris, sepanjang 652 kata, disiarkan secara bersamaan oleh Hirakawa Tadaichi. Siaran ini direkam oleh Federal Communications Comission AS dan teks utuhnya muncul di The New York Times edisi 15 Agustus 1945.

Pemyerahan tanpa syarat ini juga turut andil dalam terjadinya Peristiwa Rengasdengklok yang berhasil memaksa Soekarno dan Mohammad Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

24 Agustus 1945 : Yang Berjuang Pasca-Penyerahan
Pengumuman Kaisar Hirohito tidak membuat semua tentara Jepang menghentikan upaya perang. Di kota kecil Matsue di Prefektur Shimane, Okazaki Isao, 25 tahun, memulai sebuah upaya kudeta yang disebut Insiden Matsue. Okazaki dan 40 pengikutnya mengambilalih kantor pemerintahan setempat, sebuah pembangkit listrik, dan kantor surat kabar lokal. 1 orang penduduk tewas. Upayanya berakhir saat mereka dikepung polisi dan tentara saat berusaha menduduki stasiun radio. Mereka menyerah tanpa insiden, ditangkap, diadili, dan dipenjara.

Di luar Jepang, terdapat berbagai pasukan yang masih berjuang di berbagai pulau terpencil di Pasifik, tidak mengetahui kekalahan Jepang. Pada 1974, seorang tentara Jepang masing-masing di Pulau Lubang, Filipina dan Indonesia ditemukan oleh warga setempat. Tentara di Filipina, bernama Letnan Onada Hiroo, bahkan hanya bersedia menyerah setelah mantan komandannya dibawa ke pulau terpencil tersebut dan membebastugaskannya.

2 September 1945 : Di Teluk Tokyo, Perang Dunia II Berakhir
Perang Dunia II akhirnya berakhir pada hari Minggu, 2 September 1945 di atas geladak kapal USS Missouri yang berlabuh di Teluk Tokyo. Pihak Sekutu dipimpin Jenderal Douglas MacArthur, sementara pihak Jepang dipimpin Menteri Luar Negeri Shigemitsu Mamoru. Perwakilan dari 10 negara Sekutu termasuk Britania Raya, Prancis, Uni Soviet, dan Republik Tiongkok yang memerangi Jepang juga hadir.

Pukul 9 pagi JST, Shigemitsu menandatangani dokumen yang mempermanenkan kekalahan Jepang dalam perang terbesar yang pernah disaksikan umat manusia tersebut atas nama pemerintah Jepang. Jenderal Umezu Yoshijiro menandatanganinya atas nama Angkatan Bersenjata Jepang. Laksamana Chester Nimitz menandatangani dokumen tersebut bagi pihak AS.

MacArthur, yang akan memimpin pemerintahan pendudukan atas Jepang, lalu memberi pidato setelahnya. Ia mengatakan bahwa ia dan umat manusia sangat berharap bahwa dari peristiwa khidmat ini akan muncul dunia yang lebih baik dari darah dan pembantaian masa lalu.

Acara ini berlangsung selama 20 menit.


Demikian thread dari saya kali ini. Rangkaian peristiwa di atas akhirnya berujung pada menyerahnya Jepang pada Agustus 1945 dan mencegah terjadinya invasi langsung AS ke Jepang. Bagaimana tanggapan Anda? Sampaikan di kolom komentar.


Torikai, Kumiko. 2009. Voices of the Invisible Presence: Diplomatic interpreters in post-World War II Japan. Amsterdam : John Benjamins Publishing.
Referensi I
Referensi II
Referensi III
Referensi IV
Referensi V
Referensi VI
Referensi VII
Referensi VIII
Referensi IX
Referensi X
Referensi XI
Referensi XII
Referensi XIII
Referensi XIV
Referensi XV
Referensi XVI
Referensi XVII
Referensi XVIII
Referensi XIX
Referensi XX



Diubah oleh gilbertagung 15-02-2021 13:38
Junmai92Thoriq27STgustav45
gustav45 dan 57 lainnya memberi reputasi
58
10K
94
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & Xenology
icon
6.5KThread10.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.