kartu.prakerjaAvatar border
TS
kartu.prakerja
Ferdinand Pertanyakan Langkah JK yang Akan Undang Taliban ke Indonesia


Mantan Politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, komentari Jusuf Kalla (JK) yang berkunjung ke Afghanistan.

Dikabarkan sebelumnya, kunjungan JK tersebut untuk menghadiri undangan Afghanistan soal permintaannya ke Indonesia untuk menjadi tuan rumah dialog antar ulama se-Asia.

Permintaan tersebut disampaikan kepada Jusuf Kalla (JK) oleh Ketua Dewan Tinggi Rekonsiliasi Nasional (HCNR) Afghanistan, Abdullah.

Baca Juga: Belum Lama Resmi Jadi Menparekraf, Sandiaga Uno Diminta Lakukan Hal Ini Segera

Abdullah meminta agar JK mempertemukan para ulama Afghanistan, ulama Indonesia dan kelompok Taliban untuk membahas pemahaman Islam terhadap kekerasan.

"Kami meminta Bapak (JK) untuk mempertemukan para ulama kami dengan Taliban dan ulama Indonesia, untuk berbicara mengenai bagaimana pemahaman Islam itu terhadap kekerasan. Bapak sebagai ketua DMI tentu memiliki pengaruh dan wibawa terhadap ulama," kata Abdullah.

Hal tersebut disampaikan Abdullah dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis 24 Desember 2020. Sebagaimana dikutip PotensiBisnis.com dari laman ANTARA.

Menanggapi hal tersebut, JK menuturkan, dirinya akan mengajak Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk ikut terlibat.

"Mengundang pihak yang berkonflik untuk berdialog di Jakarta, itu adalah salah satu opsi. Kita akan mengundang melalui Majelis Ulama Indonesia," ujar JK.

Sementara itu, mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, angkat bicara menanggapi terkait permintaan Afghanistan tersebut.

Baca Juga: Bantu Kawal Ibadah Malam Misa Natal di Manokwari, HMI: Perbedaan Menjadi Sebuah Kekuatan

Ferdinand Hutahaean pun mempertanyakan apa manfaat dari langkah JK untuk mengundang Taliban ke Indonesia. Menurutnya, Indonesia kini tengah berjuang melawan radikalisme dan tidak perlu mengundang Taliban ke Indonesia.

"Entah apa kepentingan dan manfaat Taliban ini hrs diundang ke Indonesia ditengah saat kerasnya kondisi intoleransi di negara ini. Negara kita sdg lelah berjuang utk melawan radikalisme, mestinya Taliban tak perlu diundang kenegara ini," tulis Ferdinand Hutahaean dalam akun Twitternya, 25 Desember 2020.


Entah apa kepentingan dan manfaat Taliban ini hrs diundang ke Indonesia ditengah saat kerasnya kondisi intoleransi di negara ini. Negara kita sdg lelah berjuang utk melawan radikalisme, mestinya Taliban tak perlu diundang kenegara ini.

[url]https://S E N S O RwUjkoc69Cy—[/url] Ferdinand Hutahaean (@FerdinandHaean3) December 24, 2020

https://potensibisnis.pikiran-rakyat...n-ke-indonesia

Mbah jk sebaiknya pensiun jangan bikin gaduh lagi. Biarkan Menlu yang urus, jangan ikut campur politik luar negeri tanpa seijin Presiden.

Sementara di kampungnya Sulawesi diprovokasi sibuk bakar2 perusahaan China yang lagi transfer teknologi smelter nikel, cuma china yg mau investasi smelter di Indonesia, agar eropa dan amerika serikat tidak melulu membodohi Indonesia hanya bisa menjual nikel mentah atau emas freeport yang murah, karena miskin tekonogi.

emoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Gan
Diubah oleh kartu.prakerja 25-12-2020 11:29
scorpiolama
Sadhunter
daimond25
daimond25 dan 16 lainnya memberi reputasi
17
6.3K
53
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.