• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • "Chikan" Kejahatan dan Penyakit Sosial yang Bikin Pemerintah Jepang Pusing

lonelylontongAvatar border
TS
lonelylontong
"Chikan" Kejahatan dan Penyakit Sosial yang Bikin Pemerintah Jepang Pusing


Pertama-tama, apa itu "Chikan"? "Chikan" adalah istilah dari Jepang, kata ini merujuk pada pelecehan seksual yang terjadi pada wanita di transportasi umum. Biasanya dalam kondisi di mana alat transportasi tersebut penuh, sehingga penumpang berdesak-desakan.

Sebenarnya secara keseluruhan, tingkat kejahatan di Jepang termasuk rendah dibandingkan dengan tingkat kejahatan di negara-negara maju lainnya.

Namun "chikan" menjadi momok bagi hampir semua wanita di Jepang. Istilah ini sendiri mulai muncul di media di tahun 80an, artinya kurang lebih sudah 40 tahun sejak masalah ini muncul ke permukaan. Berbagai kebijakan sudah diusahakan untuk menekan bentuk kejahatan ini, tapi belum menunjukkan hasil yang memuaskan.

Menurut statistik, bukan hanya gadis remaja atau wanita dewasa yang mengalami kejahatan seksual "chikan" ini, tercatat di salah satu sumber referensi, ada kasus dengan korban berusia di bawah 10 tahun.


Beberapa hal yang menyebabkan kejahatan "chikan" ini sulit diselesaikan adalah:
1. Kondisi transportasi umum di Jepang yang sangat padat di jam-jam sibuk.
2. Korban yang takut melapor.
3. Apatisme dari orang-orang di sekeliling korban.
Menjadi semakin rumit, ketika sempat terjadi kasus di mana seorang wanita terbukti berbohong saat menuduh seorang pria melecehkan dirinya (chikan).

Menurut sumber referensi, profil pelaku kejahatan ini pun justru merujuk pada laki-laki dari keluarga baik-baik, berpendidikan sarjana, pegawai kantoran, dsb. Bagi mereka "chikan" lebih merupakan permainan kekuasaan daripada penyaluran hasrat seksual.

Salah satu sumber referensi yang lain, menguatkan teori ini, karena perempuan yang berpakaian berani dan terbuka, justru jarang menjadi korban "Chikan".

Mereka, para pelaku kejahatan ini, memilih mencari korban yang terlihat lemah. Berpakaian sopan/tertutup dan malu-malu.

Dalam sebuah ilustrasi, seorang artis menggambarkan berurut dari kiri ke kanan. Di ujung kiri adalah profil mereka yang paling sering menjadi korban, dan di ujung kanan adalah profil wanita yang paling jarang menjadi korban "Chikan".


Berbagai usaha telah dilakukan pihak kepolisian Jepang, seperti pemasangan CCTV, aplikasi mobile yang membantu korban untuk meminta pertolongan, dsb.

Namun seperti yang sudah TS tuliskan sebelumnya, kejahatan "chikan" masih menghantui wanita Jepang. Budaya Jepang yang menempatkan laki-laki di posisi yang lebih tinggi dari perempuan, membuat korban takut dan ragu untuk melaporkan kejahatan.

Bahkan salah satu usaha untuk menurunkan kejahatan ini, dengan membuat gerbong khusus wanita di jam-jam sibuk pun, mendapatkan perlawanan dari sekelompok laki-laki yang berdemonstrasi menuntut "keadilan".

TS termasuk yang mengagumi banyak tradisi dan kebudayaan Jepang, tapi untuk yang satu ini, tidak!




Sumber referensi
1. https://www.japantimes.co.jp/news/20...oping-problem/
2. https://japantoday.com/category/crim...ped-on-a-train
3. https://soranews24.com/2014/09/02/wo...voking-debate/
4. https://www.japantimes.co.jp/news/20...gnized-abroad/
Diubah oleh lonelylontong 08-12-2020 08:24
nofivinovie
jonwongndeso
tien212700
tien212700 dan 39 lainnya memberi reputasi
40
30.6K
243
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.