si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
AMX International, Inilah Pesawat Dengan Mesin Rolls Royce Buatan Italia dan Brazil
Jika kita membicarakan Brazil dan Italia, apa yang akan terlintas dipikiran agan dan sista ? Mungkin bagi para agan, kedua negara ini lebih dikenal sebagai tempat lahirnya para pesepakbola hebat dunia. Selain dikenal akan sepakbolanya, kedua negara ini dulu juga pernah membuat pesawat tempur pada masanya. Pesawat ini dulu ternyata memakai mesin Rolls Royce buatan Inggris. Langsung kita bahas saja gan sist, seperti biasa kita mulai dari sejarahnya.


SEJARAH

Pada awal 1977, Angkatan Udara Italia menginginkan pesawat tempur multi peran baru yang kelak akan digunakan untuk misi pengintaian khusus. Rencananya mereka membutuhkan 187 pesawat tempur baru, pesawat tersebut kelak akan menggantikan Aeritalia G.91 serta Lockheed RF-104G Starfighter.

Waktu itu pihak Aeritalia (sekarang Alenia Aeronautica ) dan Aermacchi bersaing untuk mendapatkan kontrak pembuatan pesawat. Namun pada akhirnya kedua pabrikan tersebut setuju untuk membuat proposal bersama untuk membuat pesawat baru tersebut, karena sebelumnya kedua perusahaan telah bekerja sama dalam pengembangan kelas pesawat yang sama selama beberapa tahun.

Selama awal tahun 1970-an, pihak Aermacchi sebenarnya telah melakukan pegembangan untuk pesawat serang darat ringan dengan sebutan MB-340. Kemudian memasuki bulan April 1978, pekerjaan pengembangan pesawat baru oleh kedua pabrikan ini secara resmi dimulai.




Foto: militaryfactory.com


Pada tahun 1980, pemerintah Brazil mengumumkan bahwa mereka bermaksud untuk ikut dalam program tersebut untuk mencari pengganti Aermacchi MB-326. Bulan Juli 1981, pemerintah Italia dan Brazil menyetujui persyaratan bersama untuk membuat pesawat tersebut. Sementara itu pihak Embraer (pabrikan Brazil) diundang untuk bergabung dalam kemitraan pembuatan pesawat. 

Sebuah kesepakatan juga dibuat untuk membagi pengerjaan pesawat diantara para pabrikan. Aeritalia memproduksi 46,5 persen komponen pesawat mulai dari badan pesawat, stabilisator, dan kokpitnya. Aermacchi memproduksi 22,8 persen mulai dari badan pesawat depan dan kerucut ekor. Semenatara pihak Embraer melakukan 29,7 persen pekerjaan meliputi sayap, intake udara, dan drop tank.




Rancangan AMX.

Ilustrasi: wikipedia.org


Rencananya 187 pesawat akan dibuat untuk Italia dan 100 pesawat untuk Brazil. Dari sini kedua negara yang identik dengan sepakbola tersebut mulai bekerja sama untuk membuat pesawat terbang.

Pada tahap awal pengembangan, berbagai konfigurasi mesin dipelajari untuk pesawat ini. Varian mesin ganda dan mesin tunggal pun dipertimbangkan. Namun kedua negara menghindari penggunaan mesin buatan AS, mereka coba menghindari potensi pembatasan penjualan ekspor pesawat secara keseluruhan.

Pihak pabrikan pun mempertimbangkan beberapa varian mesin mulai dari Turbo-Union RB199 (digunakan oleh Panavia Tornado, berukuran lebih besar), Rolls Royce Turbomeca Adour, Rolls Royce Viper, dan mesin Rolls Royce Spey. Pada tahun 1978, Rolls Royce tipe Spey 807 yang sudah mengalami beberapa peningkatan lantas dipilih untuk pesawat baru ini. Pesawat ini kemudian pada perkembangannya diberi nama resmi AMX International oleh kedua negara.




Mesin Rolls Royce Spey yang digunakan AMX.

Foto: wikipedia.org


Mesin tunggal turbofan Rolls-Royce Spey terlihat lebih berat dan kurang modern daripada beberapa alternatif yang tersedia. Tetapi mesin ini dianggap dapat diandalkan, murah dan bebas dari pembatasan ekspor yang akan diberlakukan jika menggunakan mesin Amerika.

Mesin ini hanya bisa melajukan AMX dikecepatan subsonik, untuk bisa melaju dikecepatan supersonik perlu dilakukan beberapa perubahan pada mesinnya. Namun ketiga pabrikan pada waktu itu akhirnya tidak mengembangkan mesin agar bisa melaju dikecepatan supersonik. Mesin ini kemudian juga diproduksi dibawah lisensi.




AMX kursi tunggal milik Italia.

Foto: Marco Papa/jetohotos.com


Tujuh purwarupa pesawat kemudian mulai terbang dan diproduksi untuk uji coba. Tiga pesawat dibuat oleh Aeritalia, dua oleh Aermacchi, dan dua oleh Embraer. Purwarupa pertama yang dirakit di Italia melakukan penerbangan perdana pada tanggal 15 Mei 1984. Namun naas, pesawat pertama ini hilang pada penerbangan kelimanya dalam suatu kecelakaan yang mengakibatkan kematian sang pilot.

Setelah kejadian ini, pengujian pun tetap dilanjutkan serta berjalan dengan lancar tanpa adanya insiden. Sementara pesawat yang dikerjakan Brazil, pertama melakukan penerbangan pertama pada 16 Oktober 1985. Pengiriman pesawat produksi untuk Italia dimulai pada tahun 1988, dan pesawat pertama dikirim ke Angkatan Udara Brazil pada tahun berikutnya. Tanggal 14 Maret 1990, purwarupa AMX varian kursi tandem melakukan penerbangan pertamanya.



Perbedaan AMX Italia dan Brazil

Pesawat milik Brazil dan Italia berbeda dalam sistem avioniknya, pesawat Italia dilengkapi dengan berbagai sistem standar NATO, sementara Brazil tidak dilengkapi perangkat yang sama. Karena sistem avionik tersebut dianggap berlebihan jika digunakan di Amerika Selatan.

AMX milik Brazil sering kali dilengkapi dengan salah satu dari tiga sensor dari varian standartnya. Salah satu sensor yang dipakai itu dilengkapi berbagai kamera mulai dari kamera vertikal, miring, dan menghadap ke depan, untuk melakukan peran pengintaian udara.

Angkatan Udara Italia sendiri kemudian memberi nama A-11 Ghibli untuk pesawat AMX-nya, sementara A-1 dipilih oleh Angkatan Udara Brazil untuk nama pesawatnya. Nama "Ghibli" sendiri diambil dari nama angin kering yang panas, angin ini biasanya sering dijumpai di gurun Libya.




AMX Brazil kursi tandem.

Foto: Rafael/jetohotos.com




AMX kursi tandem milik Italia.

Foto: Aldo Bidini/jetphotos.com


Sebuah radar jelajah juga dilengkapi untuk tujuan penargetan, namun untuk radar yang lain juga berbeda antara kedua operator. Untuk sistem penerbangan menggunakan komputer kontrol penerbangan GE Avionics, termasuk sistem penanggulangan elektronik ekstensif (ECM) dipasang untuk melindungi pesawat. Ditambah antena penerima pasif dan pod jammer aktif yang biasanya dipasang di salah satu cantelan pesawat.

Berbagai amunisi dapat dipasang di bawah badan pesawat dan juga dibiatkan empat cantelan (hardpoint) di bawah sayapnya. Amunisi yang dibawa termasuk bom, rudal, serta drop tank untuk terbang jarak jauh. Pesawat ini juga sudah dilengkapi dengan probe (corong) untuk pengisian bahan bakar via udara. 




Saat AMX isi ulang bahan bakar via udara, bukan Via Vallen ya emoticon-Big Grin

Foto: militaryfactory.com


Pada bagian ujung sayapnya dapat dipasangi rudal udara-ke-udara seperti AIM-9 Sidewinder dan MAA-1 Piranha. Pesawat Italia dilengkapi dengan meriam  M61 Vulcan 20 mm di sisi kiri badan pesawat bagian bawah. Namun Amerika menolak penjualan meriam M61 ke Brazil, oleh karena itu AMX milik Brazil dilengkapi dengan dua meriam revolver DEFA 554 30 mm.

Rancangan pesawat ini juga cukup menarik menurut penulis, jika diperhatikan pesawat dilengkapi intake (lubang udara) di masing-masing body pesawatnya. Bentuk intake yang cukup besar ini megingatkan penulis akan bentuk intake milik A-4 Skyhawk. Sementara probe (corong) milik AMX yang berada di sisi kanan kokpit, mengingatakan penulis akan bentuk probe Rafale. Namun probe milik AMX terlihat lebih kecil daripada milik Rafale, badan pesawat juga sekilas terlihat seperti Panavia Tornado.


Spesifikasi

Secara umum AMX interational memiliki panjang 13.23 m, rentang sayap 8.87 m serta tinggi 4.55 m. Luas area sayapnya mencapai 21 m2 dengan berat kosongnya mencapai  6.700 kg, berat dengan muatan 10.750 kg. Untuk berat maksimum lepas landasnya adalah 13.000 kg.

Pesawat AMX International kemudian ditenagai oleh mesin tunggal  Rolls Royce Spey 807 dengan daya dorong 49,1 kN, kecapatan maskimum yang bisa dicapai adalah 1.053 km/jam dengan radius tempur mencapai 889 km. Rolls Royce sendiri memang dikenal sebagai salah satu pemasok mesin pesawat yang handal sejak masa Perang Dunia. Tak hanya untuk pesawat, mereka juga memproduksi mesin untuk kebutuhan kapal perang modern.




Ilustrasi: wikipedia.org


Untuk sistem persenjataan AMX International dibekali senjata sebagai berikut:

Meriam:

1 × 20 mm M61A1 Vulcan untuk pesawat Italia.

2 × 30 mm meriam Bernardini Mk-164 (DEFA Cannon) untuk pesawat Brazil.




MI61 Vulcan milik AMX Italia.

Foto: wikipedia.org




Ilustrasi meriam DEFA milik AMX Brazil.

Foto: wikipedia.org


Pesawat AMX dibekali 9 hardpoint (cantelan), masing-masing 4 hardpoint pada sayapnya. Sementara satu hardpoint berada dibawah badan pesawat, bagian hardpoint tersebut dapat membawa rudal dan bom sebagai berikut:

Rudal: 2 × AIM-9 Sidewinders, MAA-1 Piranha atau A-Darter.

Bom: Membawa berbagai jenis bom dengan berat maksimal 3.800 kg, yang dipasang pada 5 cantelan eksternalnya.



Pesawat yang Sempat Ditawarakn ke Indonesia

Nama negara kita ternyata cukup dikenal oleh para pabrikan pembuat alustsita gan sist, lewat sebuah acara demonstrasi terbang yang berlangsung tanggal 22-23 November 1990 di Jakarta. Pihak Italia coba menawarkan pesawat AMX untuk Indonesia. Brazil dan Italia waktu itu sama-sama mencoba memasarkan pesawat ini ke beberapa negara yang dianggap potensial.

Brazil mencoba menyasar pasar Amerika Selatan dengan menawarkan AMX kepada para tetangganya seperti Peru dan Chile. Sementara Italia menyasar pasar Eropa dan Asia, di kawasan Asia sendiri pihak Italia menawarkan AMX unuk negara di kawasan Asia Tenggara. Selain Indonesia, Malaysia dan Thailand juga ditawari pesawat ini.




Saat AMX diturunkan dari Boeing 747 dengan crane di Lanud Halim Perdanakusuma.

Foto: Dokumentasi Majalah Angkasa.


Dua unit AMX waktu itu dibawa ke Jakarta dengan menggunakan pesawat Boeing 747 Martin Air, pesawat itu lantas dirakit oleh para teknisi Italia. Meredanya tensi Perang Dingin, membuat banyak negara mengalihkan anggaran militer untuk keamanan dalam negeri. Sehingga membuat pasar pesawat tempur kecil berkecepatan subsonik dengan biaya operasional lebih murah sangat potensial.

Selain murah, pesawat ini bisa dioperasikan di landasan yang buruk, berkemampuan serba guna (untuk serang darat dan maritim dengan tugas sekunder pertahanan udara). Ditambah lagi saingannya tidak terlalu banyak, saingan kuat dari AMX waktu itu adalah British Aerospace Hawk 100/200 buatan Negeri Ratu Elizabeth.




Kokpit AMX.

Foto: airliners.net


Selain Indonesia, Malaysia dan Thailand. Sebenarnya pihak Italia juga menyasar Filipina dan Singapura. Namun ternyata Filipina lebih memilih mengandalkan pangkalan militer Amerika Serikat, sedangkan Singapura memutuskan meningkatkan kemampuan Douglas A-4 Skyhawk menjadi Super Skyhawk. Sehingga menyisakan 3 negara yang dianggap potensial yakni Malaysia, Thailand, dan Indonesia.

Setelah selesai diturunkan dari pesawat Boeing 747 Martin Air, pesawat kemudian dirakit di hanggar Skadron Teknik 21 Lanud Halim Perdanakusuma. Waktu itu ada dua pesawat yang dibawa, versi kursi tunggal dan versi kursi tandem untuk latihan.




Versi kursi tunggal saat uji coba di Indonesia.

Foto: Dokumentasi Majalah Angkasa.


TNI-AU pada dekade 1990-an memang akan melakukan modernisasi dengan membeli pesawat tempur taktis sebagai pendamping F-16 A/B Fighting Falcon yang baru dimiliki. Pilihannya hanya dua, yaitu AMX dan Hawk 100/200.

Dibandingkan dengan Hawk 100/200, AMX jauh lebih unggul. Selain fly by wire, dipasang pula sistem konvensional hidrolik dan manual. Serta membawa senjata yang lebih berat dan meriam yang sudah dipasang dengan pesawat. Kekurangan fatal pada AMX adalah bagian mesinnya, yaitu Rolls Royce Spey Mk 807 yang diproduksi secara lisensi Italia.

Mesin ini boros bahan bakar, pemeliharaan lebih mahal karena teknologinya dari era 1950-an, dan umur mesin hanya sekitar 1.000 jam terbang. Sementara Rolls Royce Mk 871 yang dipakai Hawk 100/200,  lebih modern dan bisa dipakai sampai 1.200 jam terbang.




Pilot TNI AU yaitu Fachri Adamy yang merupakan pilot Tiger dari Skadron 14 TNI-AU mencoba terbang dengan AMX kursi tandem.

Foto: Dokumentasi Majalah Angkasa.


Waktu itu AMX bahkan sempat di iklankan hampir setiap bulan di majalah Angkasa, namun demikian pada tahun 1996, pihak TNI AU lebih memilik Hawk 100/200 yang lebih baik pada sektor mesinnya. Selain itu promosi Hawk pada masanya juga terkesan biasa saja. Malaysia pun juga ikut menolak AMX, sama seperti tetangga dekatnya, Negeri Jiran juga lebih memilih Hawk 200.

Harapan terakhir yang tersisa adalah Thailand, namun ternyata Thailand juga memiliki pandangan yang sama dengan kedua tetangga dekatnya, dan akhirnya ikut menolak membeli AMX. Karena tak laku-laku, pesawat ini kemudian dimodenrisasi menjadi AMX Advanced Trainer Attack.

Venezuela sebenarnya tertarik membeli varian baru ini. Namun karena beberapa sistem pada pesawat menggunakan buatan Amerika Serikat, penjualan ini pun ditolak oleh para pihak legislatif Amerika. Kebetulan pihak legislatif AS tidak menyukai pemerintahan Venezuela waktu itu.




Foto: Varani Ennio/jetphotos.com


Pesawat ini pada masanya juga dijuluki Skyhawk of The 80’s dan Mini Tornado, karena rancangannya yang terpengaruh dari Panavia Tornado dan juga A-4 Skyhawk. Namun pada akhirnya pesawat ini hanya dipakai oleh pembuatnya sendiri yaitu Brazil dan Italia. AMX sendiri dibanderol dengan harga mencapai US$ 16,5 juta waktu itu (harga tahun 1999).

Meskipun tidak laku dipasaran, tapi kolaborasi negara yang terkenal dengan olahraga sepakbola ini patut diapresiasi. Karena mereka sudah mencoba mandiri dan tidak bergantung pada negara lain. Untuk sekilas aksinya, bisa gan sist lihat pada video dibawah ini.


Spoiler for AMX International:



Demikian sedikit bedah alutsista yang sempat dibuat serta digunakan Brazil dan Italia, selain dikenal dengan sepakbolanya. Di industi dirgantara kedua negara ini pernah bekerja sama membuat pesawat tempur.

TS ucapkan terimakasih bagi agan dan sista yang sudah ikut membaca tulisan sederhana ini dari awal sampai akhir. Jangan lupa untuk rate 5, cendol dan juga share jika kalian menyukai tulisan ini. Sampai jumpa lagi, enjoy Kaskus emoticon-Angkat Beer

Referensi: 1.2.3
Ilustrasi: google image, jetphotos.com, militaryfactory.com

Diubah oleh si.matamalaikat 30-11-2020 09:02
isu152
indramamoth
yoseful
yoseful dan 32 lainnya memberi reputasi
33
6.3K
81
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer dan Kepolisian
Militer dan Kepolisian
icon
2.2KThread2.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.