AzmikkunAvatar border
TS
Azmikkun
Terjerembab
TERJEREMBAP


Kembali bergelimang hitam
Berselimut tanah
Menatap tanda merah
Dua telingaku tuli

Entah apa yang direncanakan
Olehmu, O, Maha Daya
Tersirat wajah-Mu di kelam ini
Terpapar cahya-Mu di sunyi ini

Bagaimana aku menyusun kembali
Puing-puing berserakan ini, O, Raja diraja!
Sentuhkanlah aku dengan butir-butir salju-Mu
Agar dapat tenang air kalbuku

Pelaihari, 22-11-2020

..........

INKONSISTEN


Ia telah hadir di sini membawa suasana baru.
Maka tiba-tiba saja mereka menjadi khawatir dan panik.

Padahal hal-hal baru tidaklah sebaru yang dinyatakan.
Sebab telah dijalani oleh golongan mereka sendiri.

Namun begitulah keadaan rumah kita yang amat luas ini.

Terlalu luas untuk menjadi satu.
Terlalu sempit untuk saling berbagi.

Coreng-coreng di kulit orang tinggi semakin nampak oleh karena kelakuan pikirannya.
Oleh karena kebusukan mulut hambanya.

Pelaihari, 18-11-2020

..........

TERSEMBUNYI


Aku tidak ingin nampak

Aku tidak mau terlihat

Kuingin tersembunyi

Dari seluruh ketukan, terdindingi



Aku ingin menyusuri sendiri

Mengenali dengan tenang dan karam

Menyusun detil-detil kesadaran

Tingkatan makam-makam



Di ujung akhir jalanku

Aku ingin duduk bersemayam

Membuka tabir seperlunya

Memberi cahaya menurut kehendakNya


Berkelana tanpa batas.

Pelaihari, 11-11-2020

..........

LAMA TAK BERCUAP


Aroma melati merebak dari usapan-usapan
Mengelilingi segala kejumudan
Malam kami adalah siang yang segar
Dan waktu ternyata terpaut jauhnya

Kami melingkar menangkap kata
Melempar, saling bertukar
Dia tak luruh, kami lah yang luruh
Mengarungi waktu dengan berkayuh

Aku menjatu arah dari dahulu
Tapi ragaku butiran Kun tanpa arah
Entah waktu bagaimana
Menghantarkan perahu kepada Tak Bernama

Malam makin larut mandisap
Menujukan titik terang

Pelaihari, 28-06-2020

..........

YANG TAK ADA


Dingin meraba pembicaraan kita tanpa canda.
Di tengah ruang sempit yang penuh kecewa juga tawa.
Setiap kata yang terlewat telah dilahap kesunyian.
Kita ingin berada, pada intinya.

Kelabu menghambur butiran air hujan membisingkan pendengaran.
Kita masih mencari yang tak ada.
Ingin berada pada intinya.
Inti segala nama dan rasa.

Pelaihari, 20-06-2020

..........

BUTIRAN HUJAN


Hujan berbisik
Lalu-lalang kendaraan
Dingin mengusap
Batinku yang lelap

Butiran hujan ini entah sudah berapa kali terjatuh dari sejak awal bumi dibentuk.

Pelaihari, 17-06-2020

..........

HITAM DI HATIMU


Kuterobos rambut aluan yang dingin
Menjatu kutu-kutu manis terpaan angin
Lumpur kepalamu merendam kakiku
Rebut dan tawa menyiram batinku

Di lain waktu aku menyisir keningmu
Sampai pada bulu mata lentik gantung berayun
Melompat larut dalam segarnya air matamu
Aku menepi di pelabuhan baitku

Kutulis ini untuk kemarin kecil
Saat dulu belum melihat titik-titik hitam di hatimu
Kurenungkan dalam sunyi tanpa rindu
...

Pelaihari, 26-02-2020
Diubah oleh Azmikkun 22-11-2020 11:46
zeze6986
zannkimaru
tien212700
tien212700 dan 7 lainnya memberi reputasi
6
1.3K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Poetry
Poetry
icon
6.1KThread5.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.