• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Pertahankan Harga Diri dengan Saling Tikam dalam Sarung, Tradisi Unik Suku Bugis!

YenieSue0101Avatar border
TS
YenieSue0101
Pertahankan Harga Diri dengan Saling Tikam dalam Sarung, Tradisi Unik Suku Bugis!






Hai, hai, AganSis!

emoticon-Hai



Indonesia sangat kaya akan tradisi yang menjunjung nilai-nilai budaya leluhur zaman dulu. Tiap-tiap daerah dan beragam suku memiliki tradisi  berbeda yang sebagian besar masih dilestarikan hingga kini. Keunikan dari tradisi tersebut yang menjadi ciri khas dari suku-suku di Indonesia.


Salah satu tradisi unik yang akan ane bahas kali ini adalah Sigajang Laleng Lipa, sebuah ritual ekstrim yang berasal dari suku Bugis, Sulawesi Selatan. Sigajang Laleng yang bermakna saling tikam dalam sarung merupakan tradisi yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah.





Ketika dua pihak sedang berseteru menyangkut harga diri dan tidak bisa diselesaikan dengan bermusyawarah, maka satu-satunya cara yang harus dilakukan adalah dengan melakukan ritual Sigajang Laleng Lipa. Perwakilan dari kedua pihak akan sama-sama masuk ke dalam sarung yang sama dan bertarung dengan menggunakan badik. Badik sendiri merupakan senjata tradisional suku Bugis.





Mereka akan bertarung habis-habisan sampai mati. Karena di dalam budaya Bugis sangat menjunjung tinggi rasa malu dan harga diri. Seseorang tidak bisa disebut manusia ketika sudah tidak mempunyai harga diri. Oleh karena itu, ketika seseorang diremehkan dan ditindas kemudian tidak menerima karena merasa benar, maka seseorang tersebut akan mempertahankan posisinya walaupun harus bertaruh nyawa.


Pertarungan di dalam sarung tersebut biasanya akan berakhir imbang. Bisa sama-sama mati atau keduanya tetap hidup. Setelah pertarungan selesai, apapun hasilnya, dua pihak yang berseteru harus bisa menerima dan tidak boleh menyimpan dendam. Masalah pun dianggap telah selesai.



Tradisi ini memang cukup mengerikan, AganSis. Namun, karena sudah menjadi budaya sejak zaman kerajaan Bugis dulu, sebagai penerus, suku Bugis masa kini tetap menghormati sebagai warisan leluhur. Namun, seiring berjalannya waktu, tradisi ini sudah mulai ditinggalkan dengan alasan kemanusiaan. Kini masyarakat menyelesaikan masalah dengan bermusyawarah mencapai mufakat.


Adapun demi mengenang dan melestarikan Sigajang Laleng Lipa, kini tradisi tersebut dipentaskan dalam bentuk tarian. Para penari pada awalnya membakar tubuhnya kemudian melakukan tarian saling tikam di dalam sarung.





Nah, bagaimana AganSis? Cukup unik dan mengerikan kan, tradisi Sigajang Laleng Lipa? Bisa dibayangkan ketika masyarakat menyaksikan ritual tersebut, terutama anak-anak, tidakkah akan menimbulkan trauma tersendiri? Mungkin itulah alasan kenapa tradisi tersebut dihilangkan dari Suku Bugis. Seiring perkembangan zaman, orang-orang mulai berpikir bahwa bertarung bukanlah sebuah penyelesaian yang diharapkan. Ada banyak cara bisa dilakukan tanpa harus mengorbankan nyawa. Suatu bentuk rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas rahmat yang Dia berikan yaitu sebuah kehidupan. 


Demikian ulasan kali ini, semoga menambah wawasan AganSis sekalian. Harap maklum bila ane keder dalam menarasikan. Terima kasih sudah menyimak, bila berkenan silakan berikan cendol dan rate-nya.



emoticon-Shakehand2emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Rate 5 Staremoticon-Sundul Up






Penulis : @YenieSue0101
Ilustrasi dan Referensi : 1, 2, 3, 4, 5


kabutoyakushi
darmawati040
emineminna
emineminna dan 7 lainnya memberi reputasi
8
3.8K
29
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.