• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Hidup Terlalu Dikekang, Gadis Ini Bayar Orang Untuk Membunuh Orangtuanya

serbaserbi.comAvatar border
TS
serbaserbi.com
Hidup Terlalu Dikekang, Gadis Ini Bayar Orang Untuk Membunuh Orangtuanya


HAI AGAN DAN SISTA!

emoticon-Hai

Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Mereka ingin buah hatinya menjadi pribadi yang berhasil. Baik secara akademis maupun karier.

Namun, ketika orang tua terlalu menekankan ambisinya pada sang anak, tentu tidak baik akibatnya. Bagi anak yang tidak bisa melawan, ia hanya akan menahan perasaan tertekan itu dalam-dalam hingga kemudian depresi dan bunuh diri. Namun, ada pula anak yang terlalu muak atas perilaku orangtuanya tersebut, sehingga sang anak memberontak dan melakukan pembalasan.

Nah, hal inilah yang terjadi pada Jennifer Pan dan kedua orangtuanya. Penasaran bagaimana kisahnya? So, simak thread ane sampai habis, ya, Gan.

Cekidot!

emoticon-Selamat

1. Background Keluarga


Hann dan Bich || sc : [URL=https://www.buggedspace.com/jennifer-pan-planned-the-perfect-murder-of-her-parents-but-her-father-came-back-fromS E N S O Ra/]di sini [/URL]

Mereka adalah Bich Ha dan Hann Huei Pan sepasang suami istri yang menikah di Toronto dan menetap di Scarborough, Kanada. Keduanya merupakan pengungsi di sana (Toronto, pen) yang mana suami istri ini merupakan keturunan Cina-Vietnam.

Dari pernikahan itu, Hann dan Bich dikaruniai dua orang anak. Si sulung bernama Jennifer Pan, lahir pada tahun 1986 dan si bungsu Felix Pan, lahir pada tahun 1989.

Kehidupan keluarga ini pun dibilang cukup mapan. Sebab, Hann dan Bich bekerja si sebuah perusahaan yang memproduksi suku cadang mobil, yaitu di Magna International. Keduanya tercatat sebagai pasangan yang hemat dan gemar menabung. Sehingga pada tahun 2004, pasangan ini bisa membeli rumah besar di wilayah elit di Markham. Mereka memiliki dua mobil--Mercedes-Benz C-Class (W203) dan Lexus ES 300--yang terbilang mewah pada saat itu. Bahkan, mereka juga sudah menyimpan $. 200.000 di bank atau sekitar Rp. 2,8 miliar.

***

2. Pasangan yang Ambisius


Rumah keluarga Hann || sc : di sini

Hidup dengan kehidupan yang mapan, membuat Hann dan Bich terobsesi untuk menjadikan anak-anak mereka sebagai anak emas. Bukankah bagus bila orang kaya memiliki anak yang cerdas, berprestasi dan berbakat?

Diketahui mereka memasukkan Jennifer yang baru berusia empat tahun ke kelas piano dan es skating. Mereka ingin sekali memiliki putri yang jago bermain musik dan memenangkan olimpiade cabang es skating.

Ketika sekolah, putri mereka juga didaftarkan ke sekolah katolik bergengsi dan dimasukkan di berbagai kegiatan ekstrakurikuler, salah satunya orkesra sekolah. Di sana, Jennifer berperan sebagai pemain seruling.

Untuk pengawasan, Hann dan Bich melakukannya dengan sangat ketat. Anaknya selalu diantar jemput dan kegiatan ekskulnya juga diawasi.


***

3. Tentang Jennifer Pan


Jennifer Pan || sc : di sini

Jennifer mengaku, hingga ia berusia 22 tahun, ia belum pernah sama sekali pergi ke klub bersama teman-temannya, menginap di rumah sahabatnya, berlibur tanpa keluarganya, bahkan berpacaran. Orangtuanya tidak memberikan kesempatan untuk itu.

Bukan hanya itu, keinginan ayah dan ibunya agar Jennifer selalu mendapat nilai tinggi juga membuatnya tertekan. Sebab, bila ia mendapatkan nilai jelek, maka dirinya akan dimarahi. Itulah kenapa, ketika SMA, Jennifer pernah memalsukan beberapa nilainya agar tidak dimarahi.

Nilai rapor Jennifer tidaklah sebagus yang ia laporkan pada ayah dan ibunya. Hal itulah yang kemudian menyebabkan Jennifer tidak lulus di Ryerson University. Ia pun merasa takut. Bagaimana nanti kalau orangtuanya mengamuk jika mengetahui dirinya tidak lulus kuliah?

Akhirnya, Jennifer pun memulai satu kebohongan besar. Ia mengaku lulus di universitas pada orangtuanya. Berikutnya, Jennifer pun mulai menjalani kehidupan sebagai mahasiswi fiksi.


Daniel Wong || sc di sini

Jennifer pun mulai mencari alasan agar bisa tinggal di sekitar kampus. Ayahnya setuju. Namun, Jennifer harus tinggal di rumah Topaz, teman ayahnya. Mau tidak mau, Jennifer mengiyakan syarat itu.

Akan tetapi, setelah pergi dari rumah, ia malah tinggal bersama pacarnya, Daniel Chi-Kwong Wong, seorang pria keturunan Cina-Filipina. Jadi, sejak SMA, ia dan Wong telah menjalin hubungan diam-diam agar orang tua Jennifer tidak tahu.

Jennifer juga mengaku mendapatkan beasiswa sehingga orang tuanya tak perlu mentransfer uang ke kampus. Mendengar hal itu, tentu saja ayah dan ibunya bahagia. Agar mereka lebih bahagia lagi, Jennifer mengaku bahwa ia telah diundang untuk mengikuti mata kuliah Farmakologi di Toronto University.

Tentu saja ayah dan ibunya semakin bahagia. Agar lebih meyakinkan, ia pergi ke perpustakaan umum, lalu mencatat materi farmakologi yang relevan dengan tahun ajaran waktu itu.

Jennifer juga mengaku bahwa ia menjadi sukarelawan di laboratorium pengujian darah di rumah sakit anak setempat. Pada ayahnya ia berkata, bahwa pekerjaan ini membuatnya harus pulang larut malam sehingga harus tetap tinggal di rumah Topaz.

Lalu, jika tidak kuliah, apa yang dilakukan Jennifer di kehidupan 'pura-pura kuliahnya'? Ia bekerja di kafe dan mengajar piano untuk mendapatkan uang. Selain itu, ia mulai menikmati sedikit kebebasan hidup bersama pacarnya yang bekerja di restoran pizza di Boston.

Empat tahun lamanya Jennifer sukses menjalani kehidupan menjadi mahasiswi gadungan. Di mana artinya, tibalah saat kelulusan. Jennifer tidak ingin usaha yang ia lakukan selama ini gagal. Ia pun memutar otak agar tidak sampai ketahuan. Akhirnya dengan dibantu Daniel, Jennifer menemukan satu cara.

Jennifer bertemu dengan seseorang yang ia kenal secara online untuk membuatkan transkrip kelulusan palsu. Selanjutnya, ia beralasan kepada ayah dan ibunya bahwa, di hari kelulusan semua wisudawan hanya boleh membawa satu tamu. Karena tidak ingin satu orang tuanya yang pergi dan satunya lagi ditinggalkan, maka Jennifer pun memberikan tiket itu kepada seorang temannya sebagai wali.

Orang tua Jennifer pun percaya akan hal itu. Dan akhirnya, perjalanan sebagai mahasiswa palsu sukses Jennifer jalani tanpa cela sedikit pun.

Oiya, Jennifer mengaku bahwa ia harus belajar ilmu psikologi agar kebohongannya tidak terungkap secara psikologis.

***

4. Kebohongan yang Terungkap



"Sepandai-pandainya mengubur bangkai, pasti baunya akan tercium juga."

Sepertinya pepatah di atas memang berlaku pada Jennifer. Di mana akhirnya orang tua Jennifer mulai curiga dengan anaknya.

Di atas sudah dijelaskan bahwa Jennifer pernah mengaku pada ayahnya jika ia menjadi relawan di rumah sakit anak. Akan tetapi, Hann merasa ada yang aneh. Jika memang putrinya bekerja di rumah sakit, kenapa ia tidak memiliki seragam dan juga ID card rumah sakit? Dari sinilah, Hann mulai menyelidiki putrinya.

Setelah 'lulus' kuliah, Hann meminta Jennifer tinggal di rumah bersama mereka. Hal itu disanggupi oleh Jennifer. Sehingga, setiap hari ia berangkat ke rumah sakit dari rumahnya.

Pagi itu, untuk membuktikan kecurigaannya, Hann pun bersikeras untuk mengantar Jennifer ke rumah sakit. Awalnya Jennifer menolak. Namun, setelah dipaksa, akhirnya ia setuju dan jadilah pagi itu Jennifer diantar oleh ayah dan ibunya.

Setiba di rumah sakit, Jennifer langsung masuk ke sana. Hann kemudian memerintahkan Bich untuk membuntuti putri mereka. Rupanya, Jennifer sadar jika ia sedang dibuntuti. Ia pun memutuskan untuk bersembunyi di ruang tunggu UGD sampai ibunya pergi.

Karena tidak menemukan putrinya, Bich kembali menemui Hann di mobil. Kecurigaan Hann pun semakin bertambah. Di rumah, Hann langsung menelepon Topaz untuk menanyakan apa saja yang Jennifer lakukan selama ia kuliah. Betapa terkejutnya Hann setelah Topaz mengatakan bahwa Jennifer tidak pernah tinggal bersama dirinya.

Ketika Jennifer pulang, Hann dan Bich sudah menunggunya dengan penuh amarah. Mereka memaksa Jennifer untuk jujur. Dan setelah semuanya terungkap, Hann menjadi betul-betul marah. Ia mengusir Jennifer dan memintanya untuk tidak pernah menampakkan diri di hadapannya lagi.

Namun, semarah-marahnya seorang ibu, pasti enggan jika anaknya diusir. Oleh sebab itu, Bich berusaha menenangkan Hann dan meminta agar ia bisa memaafkan Jennifer. Setelah tenang, Hann pun menyanggupi permintaan istrinya. Ia tetap mengizinkan Jennifer tinggal di rumahnya dengan syarat, Jennifer harus putus kontak dengan Daniel Wong, menahan ponsel dan laptop, juga menyuruh Jennifer berhenti dari pekerjaannya kecuali sebagai guru piano.

***

5. Putus dengan Daniel



Hukuman Jennifer telah selesai. Ia kembali diizinkan untuk memakai ponsel dan pergi ke luar rumah. Namun, lagi-lagi orang tuanya mendaftarkan Jennifer ke lembaga kursus agar Jennifer bisa masuk ke perguruan tinggi. Ya, untuk usianya saat itu, Jennifer masih bisa mendaftar di jurusan keperawatan laboratorium farmasi.

Akan tetapi, walaupun sudah bebas, Jennifer tidak diizinkan untuk berkontak terlalu dekat dengan Daniel. Syarat ini sungguh memberatkan Jennifer. Sehingga ia sering menyelinap keluar rumah di malam hari untuk bertemu Daniel.

Awalnya memang berjalan mulus. Namun, akhirnya Bich mengetahui perbuatan Jennifer. Beliau menjadi sangat marah dan mengatakan bahwa Jennifer tidak boleh menghubungi Daniel sama sekali.

Di lain sisi, Daniel mulai bosan akan hubungannya bersama Jennifer yang begitu rumit. Ia sudah tidak tahan untuk pacaran sembunyi-sembunyi terus. Akhirnya, Daniel meninggalkan Jennifer dan berhubungan dengan teman kampusnya yang bernama Christine.

Keputusan Daniel benar-benar membuat Jennifer sedih sekaligus marah. Ya, ia marah pada orangtuanya yang menjadi penghalang antara dirinya dan Daniel. Hingga Jennifer pun menjadi sangat membenci mereka.

***

6. Jennifer Bertemu Teman Lama



Ketika musim semi 2010, Jennifer kembali berkontak dengan teman SD-nya yang bernama Andrew Montemayor. Mereka sering bercerita dan berkirim pesan. Pada suatu kesempatan, Jennifer bercerita tentang masalahnya dengan sang ayah.

Andrew pun memberikan tanggapan yang mengejutkan. Andrew bercerita bahwa ia pernah hampir membunuh ayahnya ketika mereka sedang bertikai. Hal ini rupanya menggelitik hati Jennifer. Gadis itu mulai berpikir betapa bebasnya kehidupan tanpa kehadiran sang ayah.

Jennifer pun berencana untuk membunuh ayahnya dan hal itu ia sampaikan pada Andrew. Mendengar itu, Andrew mengenalkan Jennifer pada temannya yang bernama Ricardo Ducan. Nah, Ducanlah orang yang dibayar oleh Jennifer sebesar $. 1.500 untuk membunuh ayahnya. Namun, Ducan malah kabur dan membawa uang Jennifer. Akhirnya, si penipu pun kena tipu.

***

7. Kembali berhubungan dengan Daniel

Entah bagaimana caranya, Jennifer kembali melakukan kontak dengan Daniel. Pada mantannya, Jennifer bercerita bahwa ia ingin membunuh sang ayah. Rupanya, hal ini didukung oleh Daniel. Jennifer pun diberi sebuah iPhone dan kartu SIM baru agar mereka bisa berkomunikasi tanpa ketahuan oleh Hann dan Bich.


Lenford atau Homeboy

Daniel juga mengenalkan Lendford Crawford yang mereka panggil dengan nama Homeboy. Dialah orang yang ditunjuk untuk membunuh ayah Jennifer dengan upah sebesar $. 10.000.

***

8. Pembunuhan Dilakukan



Setelah direncanakan dengan matang, akhirnya malam itu, pada 8 November 2010, permainan dimulai.

Malam itu, hanya ada tiga orang di rumah keluarga Hann. Yaitu Jennifer, Hann, dan Bich. Sedangkan Felix tidak di sana karena berkuliah di McMaster University. Sekitar pukul 21:35, teman Homeboy bernama David Mylvaganam menelepon Jennifer. Hal itu rupanya kode agar Jennifer turun dan membuka kunci pintu rumahnya yang akan diakses oleh para pembunuh sekaligus mencek situasi.

Berikutnya, pukul 22:02, Jennifer menyalakan lampu kamarnya kemudian dimatikan kembali. Hal itu adalah kode bahwa situasi aman--orang tuanya sudah tidur.

Pukul 10:05, David kembali menelepon Jennifer untuk menjelaskan bahwa mereka membawa orang ketiga, yaitu Eric Carty. Hal ini tidak dijelaskan dalam rencana sebelumnya. Namun, karena sudah tidak sabar akan kematian orang tuanya, Jennifer pun setuju.

Beberapa menit berikutnya, para pembunuh pun masuk. Homeboy, David, dan Carty, mereka masuk lewat pintu depan. Mereka membawa senjata dan mengenakan penutup wajah. Dua di antara mereka masuk ke kamar Hann dan Bich sedangkan Carty pergi ke kamar Jennifer.

Yang pertama kali ditodong senjata adalah Bich baru kemudian Hann. Keduanya ditawan dan dipaksa menuruni tangga menuju ruang tamu. Para pembunuh itu menggertak dengan meminta sejumlah uang tunai. Akan tetapi, Hann hanya memiliki $. 60 di dompetnya dan sisanya bukan uang tunai. Melihat hal itu, si pembunuh marah dan memukul kepala Hann dengan ganggang pistolnya. Bich yang menyaksikan itu langsung menangis dan memohon agar tidak menyakiti suami dan putrinya.

Sementara itu di lantai atas, Carty mengikat tangan Jennifer ke belakang dengan tali sepatu. Sebelumnya, Jennifer telah menyerahkan uang sebesar $. 1.200 pada Carty. Selanjutnya, Jennifer dibawa ke tangga dan diikat di sana (di pegangan tangga).

Di ruang tamu, David dan Homeboy menyeret Hann dan Bich ke ruang bawah tanah. Setelah menutup wajah keduanya dengan selimut, mereka pun langsung menembak. Hann ditembak dua kali, yaitu pada bahu dan wajah. Dan Bich ditembak tiga kali di kepala. Setelah suami istri itu rubuh, si pembunuh langsung kabur melalui pintu depan.

Setelah ketiga temannya pergi, Jennifer meraih telepon lipat yang ia siapkan dalam kantong celananya. Lalu, dengan tangan terikat, ia berusaha meraih telepon itu dan menghubungi 911. Pada saat yang bersamaan, tepat pada detik ke 34 panggilan berlangsung, terdengar jeritan dari ruang bawah tanah. Ya, itu adalah teriakan Hann yang masih hidup. Ia berteriak karena melihat istrinya sudah mati.

Mendengar teriakan itu, Jennifer kembali berteriak bahwa ia sudah menelepon 911 sambil menangis. Tepatnya, acting menangis. Setelah telepon dimatikan, Hann sudah tiba di ruang tamu. Ia menyeret tubuhnya ke luar rumah sambil berteriak seperti orang gila. Hal ini memancing para tetangganya untuk keluar rumah. Setelah melihat apa yang terjadi, tetangga Hann langsung menelepon polisi dan ambulans. Beberapa waktu berikutnya, Hann pun dibawa ke rumah sakit.

***

9. Penyelidikan oleh Polisi



Kasus ini cukup menggemparkan pada saat itu. Sehingga, sebagai satu-satunya orang yang selamat dalam tragedi yang dilaporkan sebagai perampokan itu, Jennifer pun diwawancarai hampir tiga jam lamanya. Singkat saja, Jennifer bercerita bahwa rumahnya sudah dirampok. Ia ditawan dan kedua orangtuanya ditembak.



Namun, polisi mulai curiga pada Jennifer. Pada saat menyelidiki kediaman Jennifer, polisi menemukan kunci mobil Lexus tergeletak begitu saja di meja. Jika memang perampokan, kenapa para perampok tidak menggasak mobil itu?

Kedua, polisi tidak menemukan bekas linggis di pintu masuk. Sebagai bukti bahwa pintu itu dibuka secara paksa. Sebab, mengingat keluarga Hann cukup kaya, tak mungkin mereka lupa mengunci pintu sebelum tidur. Polisi pun berkesimpulan, bawah ada yang sengaja membukakan pintu untuk perampok itu.

Yang ketiga, tidak ada barang berharga lain yang hilang di rumah itu, selain sejumlah uang tunai. Dan yang paling penting, kenapa para perampok bersenjata ini hanya menghabisi orang tua korban sedangkan Jennifer dibiarkan hidup tanpa luka sedikit pun?

Akibatnya, polisi pun menugaskan timnya untuk memantau pergerakan Jennifer.

***

10. Pengadilan



Musim semi 2011, berbekal beberapa bukti di TKP serta analisis panggilan telepon dan pesan singkat Jennifer, kelima pelaku ; Jennifer, Daniel, David, Carty, dan Homeboy dinyatakan bersalah. Mereka dituntut dengan tuntutan pembunuhan tingkat pertama, percobaan pembunuhan, dan pembunuhan berencana dengan hukuman penjara seumur hidup atau pembebasan bersyarat di tahun 2035.



Pada tahun 2016, kelima pelaku sempat melakukan pengajuan banding, tapi ditolak oleh hakim. Yang mana artinya, mereka berlima sudah fixditahan seumur hidup atau kemungkinan bebas bersyarat di tahun 2035.

***

11. Akhir Kisah

Hann adalah target utama dari rencana pembunuhan. Akan tetapi, ia berhasil selamat walaupun dengan kondisi mengenaskan. Ia mengalami gangguan kecemasan, insomnia, dan tidak bisa bergerak leluasa karena tulang lehernya cedera. Ia tidak bisa bekerja dan menikmati apapun.

Pada media Hann mengaku, bahwa banyak orang yang menganggapnya beruntung karena berhasil selamat. Namun, menurutnya ini jauh lebih menyakitkan. Ia sudah kehilangan istrinya sekaligus putrinya. Ia sudah tidak memiliki kebahagiaan apapun.


Felix Pan

Di suatu kesempatan, Hann pernah ingin menjual rumahnya. Namun, sayang. Tidak ada yang mau membeli mengingat tragedi tragis yang terjadi di sana. Berikutnya, Hann menjadi pribadi yang sangat tertutup. Begitu pun dengan Felix Pan putranya. Felix kini tinggal di East Coast dan bekerja di perusahaan teknologi swasta. Ia pun memutuskan pergi dari rumah warisan orangtuanya untuk lepas dari tragedi kelam di sana.

Hingga saat ini, Jennifer dan rekan-rekannya masih di penjara. Khususnya Jennifer, ia dilarang untuk berhubungan dengan empat rekannya yang lain dan dengan kerabat mereka yang masih hidup (ini atas permintaan sang ayah). Sementara untuk Hann, ane tidak dapat informasi apakah dia masih hidup atau tidak.

emoticon-I Love Indonesia (S)emoticon-I Love Indonesia (S)emoticon-I Love Indonesia (S)

Nah, gimana tuh tadi, Gansis? Bikin greget kan kisahnya? Btw, kalau ada yang komentar, "Kok nampilin berita lama? Kek gak ada yang baru aja!"

Begini, ane membahas kasus ini karena kisahnya menarik. Semoga kita semua bisa mengambil pelajaran dari kasus ini.

Salam damai

Sekian

emoticon-I Love Indonesia (S)emoticon-I Love Indonesia (S)emoticon-I Love Indonesia (S)

A thread by : serbaserbi.com
Gambar : Google image
Sumber : 1, 2

Thanks For Reading































Diubah oleh serbaserbi.com 16-11-2020 11:36
Amarsuki
MachiavelLy
indramamoth
indramamoth dan 47 lainnya memberi reputasi
46
14.1K
368
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.